Tiga Belas

914 113 14
                                    

Previous Chapter...

"Dimataku, tidak ada yang lebih cantik darimu, Na."

"Berhenti mengatakan kebohongan seperti itu. Kau bahkan semakin menyakitiku, Mark hyung," lirih Jaemin dengan tetesan air mata yang sudah membanjiri pipi gembilnya.

"Aku tidak-"

***

"Cukup, hyung. Aku tidak ingin membahas masalah ini lagi," seru Jaemin tegas.

Mark yang melihat Jaemin seakan benar-benar menolak pembicaraan ini merasa tidak tega pada awalnya. Namun, Mark sudah bertekad untuk tidak lagi mengulur waktu. Mark tidak ingin Jaemin salah paham padanya.

"Maafkan aku, Na. Tapi aku akan tetap menjelaskannya padamu." Mark kembali menatap Jaemin dengan jemari yang sudah bertaut erat dengan jemari mungil Jaemin.

Jaemin sendiri hanya bisa menunduk tanpa berniat untuk melepaskan tautan Mark yang memang terasa begitu hangat baginya. Dengan sedikit helaan napas, Jaemin bersedia mendengarkan penjelasan dari Mark.

Mark yang mendapat persetujuan dari Jaemin untuk memulai penjelasan pun segera memulainya dengan penuh kejujuran. Tak ada satu kalimatpun yang ia ucapkan dengan kebohongan.

Mark sangat sadar bahwa ia tak akan lagi menyakiti hati Jaemin.

Segala hal tentang masa lalunya bersama Mina ia ceritakan sedetail mungkin pada Jaemin. Mulai dari pertemuan awalnya dengan Mina hingga akhirnya Mark memutuskan untuk berpisah.

Mark dan Mina bertemu disaat mereka masih sangat kecil. Rumah mereka berdekatan dan tentu saja hal itu membuat Mark dan Mina menjadi begitu dekat.

Kedekatan yang pada awalnya hanya sebatas teman pun berkembang menjadi perasaan yang melebihi dari teman. Keduanya sama-sama saling jatuh cinta dan memutuskan untuk mengubah status mereka menjadi sepasang kekasih.

Kedua orang tua mereka juga sangat menyetujui hubungan Mark dan Mina. Hingga pada suatu waktu, Mina memutuskan untuk meninggalkan Mark begitu saja.

Mina pergi ke luar negeri untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi. Bahkan Mina tak sempat mengatakan kalimat perpisahan pada Mark.

Mark juga bercerita bahwa saat-saat Mina meninggalkannya merupakan saat yang begitu berat baginya. Sulit bagi Mark untuk menerima kenyataan bahwa yeoja yang begitu ia cintai dengan tanpa perasaan telah meninggalkannya begitu saja.

Jaemin yang mendengarkan cerita Mark pun hanya bisa memandang Mark dengan penuh penyesalan, "maaf, hyung. Aku memang begitu kekanakkan."

Mark hanya tersenyum menanggapi ucapan Jaemin. "Tidak apa, Na. Sikapmu itu adalah hal yang wajar."

"Tapi kan aku sudah marah dengan hyung tanpa mendengarkan penjelasan hyung terlebih dahulu," gerutu Jaemin dengan bibir yang mengerucut lucu.

"Kau ini manis sekali sih, Na." Mark mencubit pipi Jaemin pelan diakhiri dengan usapan yang begitu lembut.

Jaemin yang mendapat perlakuan seperti itu dari Mark hanya bisa tertunduk malu. Raut wajahnya tampak memerah sempurna. Tuan Lee ini memang jago sekali membuat Jaemin blushing.

Mark sendiri sedang menahan gemasnya pada Jaemin. Baginya, Jaemin yang blushing adalah pemandangan yang membuatnya begitu bahagia.

"Lanjutkan cerita hyung lagi~" rengek Jaemin dengan lengan yang sudah bergelayut manja pada lengan Mark.

"Ceritaku sudah selesai, Na. Apalagi yang harus kuceritakan padamu, hm?" balas Mark seraya menatap ke dalam netra bening Jaemin yang mana membuat Jaemin semakin tak bisa menahan malu.

The Sweetest Moccachino [MarkMin] - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang