Chapter 2

1.9K 202 22
                                    

A/N: Oke, terima kasih sudah baca ff ini. Semoga kalian gak bosen ya hahaha.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Entahlah, Dok. Semuanya hilang begitu saja di pikiranku. Semenjak kemarin…"

"Memangnya apa yang kau lakukan kemarin?"

"Uhh..."

BoBoiBoy benar-benar mati kutu sekarang. Kemarin ia berperang melawan Adu Du. Pasti dr. Tadashi belum mengetahui jati dirinya sebagai superhero. Lebih baik ia bungkam saja. Ia tidak mau semua orang mengetahui dirinya yang punya jam kuasa.

"Aktivitas seperti biasa, Dok."

Pena yang ada di genggaman dr. Tadashi langsung jatuh dari tangan sang empunya. Terdengar bunyi tubrukan antara pena dengan alas meja. BoBoiBoy semakin gugup. Seketika keheningan menghampiri mereka berdua.

dr. Tadashi terus memandangi BoBoiBoy sampai ia beranjak dari kursinya.

"Boleh saya periksa?"

BoBoiBoy hanya mengangguk pelan.

dr. Tadashi menempelkan stetoskopnya di dada BoBoiBoy, tepat di bagian letak jantung berada. BoBoiBoy melihat ekspresi ragu-ragu yang terpampang di wajah dr. Tadashi yang sedang memeriksa denyut jantungnya.

dr. Tadashi lalu meletakkan stetoskop di atas meja kerjanya. Laki-laki itu berjalan pelan menuju sebuah tabung besar yang ada di pojokan ruangan. Posisi tabung besar itu landscape dengan lingkaran terbuka di bagian tutup tabung.

"Silakan berbaring di situ,"

dr. Tadashi menunjukkan sebuah ranjang pasien atau tepatnya seperti meja panjang yang tergeletak di depan lingkaran tabung besar tersebut. BoBoiBoy hanya mengernyit melihat tabung besar tersebut.

"Uhm, ini apa, Dok?"

"Ini namanya CT Scan. Saya akan meronsen kamu lewat alat itu. Tenang saja. Yang kamu lakukan ialah hanya masuk ke dalam tabung itu dengan berbaring di ranjang itu. Saya akan memeriksa kamu di luar melalui komputer,"

BoBoiBoy menangguk pelan. Ia berjalan sampai di depan ranjang pasien, menaiki ranjang tersebut, lalu berbaring. Perlahan, ranjang pasien memasuki tabung besar itu.

BoBoiBoy menerawang isi tabung. Ia merasakan ada sedikit hawa dingin menghampirinya. Lalu sebuah sinar mengelilingi seluruh tubuh BoBoiBoy. BoBoiBoy hanya memejamkan matanya. Ia berusaha bersikap rileks.

"BoBoiBoy."

Suara berat menyapa indera pendengarannya. Ketika membuka matanya, BoBoiBoy sadar ia sudah di luar tabung. Ia lalu duduk dan memandangi dr. Tadashi yang sedang memegang sebuah kertas foto tembus pandang berwarna abu-abu berukuran sedang.

"Jadi, bagaimana hasilnya? Saya sakit apa, Dok?" tanya BoBoiBoy dengan wajah polos.

dr. Tadashi melemparkan senyum ke arah bocah kelas 5 SD itu.

"BoBoiBoy bisa balik ke sini lagi besok?"

Bukannya menjawab pertanyaan BoBoiBoy, dr. Tadashi malah bertanya balik.

"Bisa kok, Dok. Tapi setelah saya pulang sekolah," balas BoBoiBoy sambil tersenyum.

"Oke. Dokter akan tunggu. Sekarang kamu boleh pulang,"

Do I Remember You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang