Angin kencang berembus. Suhu dingin mendadak meningkat dengan tajam. Jalanan sepi karena orang-orang lebih memilih aman di rumah masing-masing.
GLUDUK! GLUDUK! JEGERRR!
Kecuali pemuda bersurai raven itu. Fang berjalan terus seakan-akan di sekelilingnya tidak terjadi apa-apa. Badannya yang hanya dilapisi jaket armless ungu sudah menggigil protes.
Fang mempercepat langkahnya. Ia sudah benar-benar tidak tahu arah untuk berjalan. Sejujurnya perasaan ia sekarang ini benar-benar tidak karuan. Marah, sedih, gelisah, dan lain-lain. Ia benar-benar sudah dibuat tertekan oleh adiknya.
TES! TES!
Tetesan air hujan mengenai aspal tempat Fang berpijak.
Aku sungguh tidak mau adikku terluka.
HYUUUU!
Angin berhembus kencang sampai menusuk tulang Fang.
Fang tidak mau adiknya sakit. Biarlah adiknya itu melupakan dirinya.
Tapi, apakah Fang benar-benar tahan dengan suasana seperti ini?
SAAA!
Hujan deras turun dengan cepat. Sekujur tubuh Fang dari kepala sampai kaki basah semua.
222
JEGEEERRR!
Ibu hanya bisa mengelus dadanya pelan. Hujan di luar sana begitu deras. Di mana keberadaan Fang sekarang?
BoBoiBoy baru saja meminum obatnya. Matanya melirik ke arah jam dinding. Jam menunjukkan pukul 4 sore.
Ia tidak mengerti mengapa Fang begitu melarangnya untuk mengingat masa lalu? Ada apa sebenarnya ini? Banyak teka-teki hinggap di otak BoBoiBoy.
Perasaan tidak enak mulai muncul di hatinya. Ia mulai cemas memikirkan kepergian kakaknya.
"Ochobot, Fang pergi kemana?" hanya kepada robot kuning itu lah ia bisa bertanya. Sedari tadi Ibu sibuk mondar-mandir tidak jelas di depan pintu rumah.
"Aku tidak tahu, BoBoiBoy. Belum pernah aku lihat Fang semarah ini," balas Ochobot.
"Benarkah?"
BoBoiBoy merasa bersalah telah membuat suasana buruk di antara mereka berdua. Entah mengapa Fang maupun dia benar-benar benci dengan pertengkaran itu.
222
Sepanjang perjalanan Fang terus berpikir. Ia terus berjalan kemanapun kakinya melangkah. Hujan deras benar-benar tidak ia pedulikan.
Ada harapan untuk sembuh. Fang berharap adiknya bisa sembuh.
Tapi justru mengapa ia menghalangi adiknya untuk sembuh?
Fang benci pertengkaran konyol ini. BoBoiBoy sama sekali tidak marah kepadanya waktu Fang membentaknya. Apa alzheimer itu merubah emosi BoBoiBoy juga?
Ia merasa BoBoiBoy ialah orang lain. Bukan adiknya yang ia kenal.
"Maafkan aku, BoBoiBoy," desis Fang ditengah-tengah hujan deras.
Tangannya memeluk tubuhnya. Ia memaksakan diri untuk berjalan. Kemanapun. Asal jauh dari rumah.
Apa sebaiknya ia membiarkan BoBoiBoy mengingat kenangan yang kuat itu? Kenangan pada hari pertandingan dan hari perpisahan?
Fang tidak mau mengingat hal itu juga. Karena Fang dan BoBoiBoy membuat kenangan buruk pada hari itu.
Fang terus berjalan sampai ia tidak sadar ia di tepi jalan raya.
Mobil dan motor masih berlalu lalang walau hujan deras mengguyur Pulau Rintis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Do I Remember You?
Fanfiction[BOBOIBOY FANFICTION] Author (true/asli): Mahrani29 / MFAnnisa Rate: K+ Language: Indonesian Genre: Drama & Angst Publish: July 25, 2015 Character: BoBoiBoy, Fang, OC Summary: Adu Du dan Probe masih tergila-gila mengganggu kehidupan BoBoiBoy, bocah...