Aera suka bulan desember!
Dimana semua orang akan merasakan dinginnya bulan desember yang selalu menjadi bulan akhir di penghujung tahun,dimana kota ini terselimuti salju putih yang indah di setiap tahunnya.
Kota dengan julukan Big Apple memang kota terindah, kilauan cahaya mobil dapat dilihat dari gedung pencakar langit yang sedang aera tempati ditambah lagi dengan jatuhnya bulir - bulir salju yang turun terkesan sangat indah.
Aera berfikir pasti sangat dingin!
Tapi aera tidak merasakan dinginnya kota new York.
Pelukan yang hangat itu menjadi pemicu dirinya, pertemuan kulit membuat dirinya tidak merasakan dinginnya bulan Desember di new york, tapi Aera tidak peduli dengan dinginnya kota ini yang ia rasakan hanyalah pelukan ternyaman nya.
Tubuh polos yang tertutup selimut, saling merasakan hangatnya satu sama lain. Hembusan nafas Jimin yang menyapu halus leher mulus Aera, tangan yang melingkar sempurna diperut langsing aera mengusap lembut disana.
Hanya satu yang aera rasakan.
Bahagia!!Melihat pemandangan dari kaca hotel pun memanjakan matanya menunjukan sisi indah kota ini. Tangannya menggenggam erat tangan Jimin seolah - olah tidak ingin lepas dari pelukan itu.
So darling, darling stand by me
Oh, stand by me
Oh, stand by, oh stand, stand by me
Alunan musik itu berasal dari handphone Jimin menikmati alunan bergenre pop menambah keintiman mereka, Jimin semakin mempererat pelukannya menjamah tubuh aera bagian depan tentunya tangan yang sudah stay di bagian dada aera selalu menjadi tempat favoritnya, mengecup leher aera menghirup tubuh aera bekas peluh - peluh yang keluar dari tubuhnya tentunya bekas pergulatan panas mereka.
Aroma yang menenangkan menurut Jimin.
Jimin berbisik tepat ditelinga aera."stand by me darling?"dilanjuti dengan kecupan yang mendarat di pipi aera
Aera terkekeh geli sangat Jimin mulai menggesek gesekkan kepalanya dileher aera. "always stand by you darling."
Aera membalikan badan menangkup pipi Jimin dengan tangan lentiknya.jimin yang menahan tangannya disamping tubuh ramping aera agar dirinya tidak terjatuh diatas tubuh gadisnya.
Perlahan aera meraih tengkuk Jimin mengecup bibir sexy nya melumatnya tentu, saling tersenyum menatap satu sama lain.
Satu hal yang aera sangat sukai di park Jimin yaitu senyum nya, senyum sangat manis yang menjadi candunya.
Sungguh senyum park Jimin itu manis sekali.
Kalau ada yang mengatakan bahwa Jimin itu manis dia orang pertama yang mengucapkannya, janji.
"Jim kenapa kau sangat manis"tanya aera, Jimin terkekeh atas pertanyaan yang aera ajukan untuknya, jari - jari kecil jimin merapikan Surai gelap milik gadis cantik yang cukup berantakan karena ulahnya.
"Ingin tahu"
"Heum....tentu"aera menangguk penasaran.
Jari telunjuk Jimin menyentuh pucuk hidung mancung aera beralih menuju bibir mungilnya menekan - nekan kecil bibir bawah aera. "karena orang tua ku meracik diriku dengan sentuhan - sentuhan manis dan membuahkan hasil yang manis seperti diriku"
Dengan percaya dirinya Jimin melontarkan kata itu, memang benar bukan jimin itu sangat manis?Aera terkekeh geli, menaikkan satu alisnya rasa penasaran yang ia ingin tahu dengan kata sentuhan manis itu."sentuhan manis?" tanya aera
Jimin hanya menganggukkan kepalanya"Heum......"
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK (HIATUS)
Fanfiction(HIATUS DULU YA BEB) | AKAN DI REVISI | Aera tidak suka sinar terang Dia hanya suka cahaya yang menenangkan seperti bulan misalnya. Lalu apa yang dilakukan matahari bila bulan memaksa masuk mengganti perannya disiang hari. ⚠️18 Harap hati + hati