part four

177 77 46
                                    


Seketika energi besar menyerang tubuh Aera. Meremas ponsel dengan membaca kalimat itu, nafas tak beraturan oksigen seakan menjauh darinya.

Sialan !

Berengsek !

Dret......

"Welcome Dubai"

Sudah menjadi peraturan aera untuk menuju kota itu dengan secepatnya. Mungkin malam ini juga, atau setidaknya setelah pemotretan ini harus segera diselesaikan agar tidak mencelakai dirinya.

"Manager ahn, siapkan tiket ke Dubai secepatnya."

Kalau saja bukan dinew York. Aera pasti tidak akan susah payah memesan tiket, dia bahkan dengan mudah menggunakan private jet pribadinya.

Ahnjong tahu apa yang saat ini menguasai Aera, bahkan dia sangat tahu semuanya. Langsung mengambil ponsel."nona, sudah siap tiketnya." Ahnjong melirik aera menunjukan ponsel nya.

Aera suka sikap Ahnjong. Mementingkan aera dari pada dirinya sendiri,serasa semua barang ataupun sebagainnya  yang aera inginkan dalam sekejap Ahnjong sudah mengabulkan apa yang aera inginkan, salah satu contohnya ini membeli tiket Dubai hanya dalam tiga puluh detik sudah terbeli.

Purple Ahnjong wkwkwk

Taehyung menoleh ke aera dan ahnjong,tidak mengerti apa yang dibicarakan dua orang itu. Seenaknya saja pergi ke dubai, bahkan sesi pemotretan belum diselesaikan sama sekali. Taehyung mengangkat alisnya satu, menghentikan gerakan kakinya yang sedari tadi terus bergerak. "Dubai?"tanya taehyung melirik aera

"Kau bahkan belum menyelesaikan pemotretan ini Mrs. Lee tercinta." Taehyung melirik aera disampingnya.

Aera menoleh kearah taehyung menatap bola mata hitam kecoklatan nya."Maaf tuan Kim. Saya akan menyelesaikan pemotretan ini, dan itu tidak sama sekali menggangu kerja sama antara tuan kim dengan saya." sarkas Aera menahan amarahnya. Ingin sekali aera menjambak rambut taehyung membenturkan kepalanya dijendela mobil. Itu bisa mengurangi kadar amarahnya.

"Sangat mengganggu saya sekali." Taehyung memicingkan matanya, membalas tatapan aera yang seakan - akan membunuhnya. Taehyung mencondongkan dirinya berbisik tepat ditelinga Aera. "sangat" dengan sengaja nya taehyung meniupkan hembusan nafasnya pada leher aera.

Aera tergejolak kaget seketika, tubuhnya merinding mendengar suara serak taehyung yang tampak jelas ditelinganya .
Aera memutar bola matanya menghadap jendela dan kembali menatap Taehyung. " Tuan Kim, bahkan anda dengan sangat tahu betul saya kekasih sahabat anda".

Taehyung terkekeh menyunggingkan sedikit ujung bibirnya. "Tentu,bahkan kita bisa bercinta tanpa sepengetahuan Jimin" Taehyung mengangkat satu alisnya menatap remeh Aera, kedua tangannya bersedekap sempurna didada bidangnya.

"Berengsek, tidak akan pernah terjadi"
Lidah aera terasa gatal. Ingin sekali  mengeluarkan sesuatu yang harus dikeluarkan, seperti meludahi taehyung misalnya.

"Pasti nona kecil."

_________

Gedung empire state building memang keajaiban dunia modern. Desain dan bangunannya pun tidak diragukan lagi, kini Taehyung dan aera sedang memasuki lift menekan tombol yang menayangkan angka tujuh puluh tujuh. ya, tentu taehyung sudah menekannya selum pintu lift tertutup.

Rasanya seperti naik pesawat. lift transparan ini menunjukan pemandangan seluruh kota new York, aera juga sedikit gugup dengan ketinggian. Takut kaca bening ini pecah atau bagaimana. Upss.... Bagaimanapun caranya aera harus menahan rasa takut itu.  Bisa - bisa dia di cap sebagai perempuan lemah dengan ketinggian. Itu sangat menjelekan reputasinya, lebih tepatnya dihadapan Taehyung gila.

STUCK (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang