Kadang sedekat itu
Sebatas marga namun tak berarti
Saling butuh hanya dengan satu permasalahan
Menjadi parasit untuk mendapat segalanya .
Berjalan menuju loby bandar udara Uni Emirat Arab. Ini yang aera inginkan, tak ada yang mengenal dirinya. Tak ada Kilauan cahaya kamera, tak ada yang mempedulikan dirinya. Meski hanya beberapa benda yang menempel ditubuhnya, yang harus menutupi identitas seperti kaca mata hitam --wig-- dan masker.Bukannya aera tidak mensyukuri apa yang dia dapatkan. Tapi dia juga manusia yang patut dihargai privasinya. Bukannya aera melarang, tapi lebih ada rasa risih dirinya terhadap orang - orang itu.
"Nona, mobil sudah stay."ucap Ahnjong berbisik lirih mensejajarkan langkahnya disamping Aera,hanya anggukan sebagai jawaban.
Lima langkah setelah Ahnjong berbicara. Mata yang dibalut kaca mata hitam pun menatap tajam sedan hitam dengan dua orang penjaga samaran yang tengah berdiri di sekitar area sekitar mobil itu. Aera langsung menoleh kearah Ahnjong mengangkat kedua alisnya, Ahnjong langsung menganggukan kepalanya.
Dua orang itu memicingkan matanya menatap lekat aera dan ahnjong yang sedang menuju mobil tersebut. Ahnjong pun mengerti maksud dari dua orang itu. Langsung mengedipkan satu matanya,dua orang itu langsung sigap membuka mobil menyambut tuan ratu.
Setelah sudah memasuki mobil aera langsung melepaskan semuanya tidak betah berlama - lama mengenakan semua itu. Aera mulai melepaskan mulai dari masker,wig,dan long Coat yang ia kenakan. Menyisakan crop tee yang menampilkan sedikit perut langsing nya.
"Manager ahn,kita istirahat dihotel."
"Baik,nona."Ahnjong langsung menepuk pundak supir itu. Mengisyaratkan untuk menuju hotel yang sudah disiapkan oleh nya.
Setelah sampai ditujuan aera langsung merebahkan dirinya. Dan beralih kealam mimpi.
•
•
•Dubai,22.30 GMT
Tak ada tanda - tanda angin maupun suara petir. hujan itu datang dengan sendirinya, mengguyur kota Dubai tanpa sebab.
Mengganti peran bintang yang seharusnya bercahaya,kini sirna. Redup tanpa ada Kilauan yang menghiasi langit hitam itu.Sudut bibir aera terangkat menatap bulan yang terhalang kaca mobilnya. Bulan yang bercahaya kokoh menerangi malam ini. Tak pernah redup sedikitpun walau rintikan itu menemani dirinya diatas sana.
"Nona kita sudah sampai."ucap Ahnjong
Aera mengerjapkan matanya berkali - kali memastikan apa yang ia lihat itu benar.
aneh!!!
hujan lebat itu seketika menghilang.
Langit hitam pun dipenuhi ribuan bintang yang sangat bercahaya.
Bahkan tak ada setetes air hujan yang menempel pada kaca jendela mobilnya.
Sungguh aera tak berhalusi nasi. Ia benar benar melihat hujan itu membasahi kota ini.
Tapi saat ini, detik ini. Tak ada setetes air hujan itu menghiasi kaca jendela mobil, bahkan tanah itu tak basah menunjukan bahwa memang benar tidak hujan.
Psikiater,ya aera harus kepsikiater!!
"Nona." Tanya Ahnjong sedikit khawatir, melihat aera yang terus melamun tak menyauti ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK (HIATUS)
Fanfiction(HIATUS DULU YA BEB) | AKAN DI REVISI | Aera tidak suka sinar terang Dia hanya suka cahaya yang menenangkan seperti bulan misalnya. Lalu apa yang dilakukan matahari bila bulan memaksa masuk mengganti perannya disiang hari. ⚠️18 Harap hati + hati