Part twelve

78 44 31
                                    

Semua kejutan datang dua bulan yang lalu. Terasa runtuh-- menjerat tidak ada kehidupan yang ia rasakan kali ini. Dunia yang mengaku akan berada disisinya tapi lain kali ini hanya bualan semata. Tidak ada yang berada dipihaknya.

Hingga kini tidak ada aera yang penuh dengan cinta, tidak ada aera dengan senyum manis seperti bulan.  Aera telah berubah menjadi aera penuh kegilaan sekaligus. Tidak terbayangkan dirinya akan menjadi segila - gilanya.

Dunia tak sesuai rencananya.

Aera hanya ingin miliknya menjadi milik seutuhnya.

Seperti JIMIN.






"Ra, aku hampir sampai kamu bukain pintu ya sayang."

Degupan jantung aera melebihi batas normal, jari lentiknya tak tahu harus mengetik pesan apa untuk jimin. Tungkai kakinya lemas sekali, aera hilang kendali sungguh.
Hingga lentiknya memberi jalan yang sesuai dengan kondisi. Maafkan aku Jim berbohong.

"Jim, akan ku kabarkan nanti."

"Aku tidak sedang berada di apartemen"

"Tunggu aku menjemputmu saja Jim. I love you."

Hari yang dinantikan kedatangannya musnah, meninggalkan sosok yang sangat aera cintai. Mematikan ponsel tanpa melihat balasan dari Jimin. Seperti dua bulan yang lalu aera diliputi rasa seperti ini. Tubuh nya bergetar tak karuan, kabut putih itu menyerang indera penghilatannya. Hingga mulutnya mengerang meminta pertolongan.

"Taehyung-ah"

"Tolong aku"

Taehyung dengan cekatan menghampiri aera. Merengkuh perlahan tubuh mungil itu kedalam dekapan sedalam - dalamnya.
"Yaaa Ra, aku disini. Ada apa?"

Taehyung frustasi tak mendengar balasan dari aera. Tak tahu kenapa aera seperti ini mendekap sangat erat tubuh taehyung, meremas kemeja yang taehyung kenakan hingga lirihan tangis itu terdengar dirungu taehyung.

"Taehyung, tolong buat aku melayang. Ayo kita bercinta." Aera menatap kedua hazel taehyung dengan penuh harap, tangannya perlahan menyentuh rahang taehyung. "Sebentar saja, lalu kau pergi."

Loloskan air mata itu membasahi pipinya. Dua anggukan taehyung sebagai persetujuan hingga kedua bibir itu saling menyesap perlahan, menikmati pagutan yang taehyung berikan. Hanya taehyung, hanya taehyung yang memimpin permainan ini aera hanya menikmati hingga rasa takut itu telah menghilang dari dirinya.

Taehyung membawanya pergi melayang, membawa sejuta kenikmatan yang menggelitik perut aera. Aera suka, taehyung sangat mirip seperti Jimin sangat dominan. hingga tak terasa punggung aera menyentuh primadona empuk yang menantinya dan menjadi saksi puluhan peluh itu membasahi sprai putih yang menjadi alas dua manusia itu tengah bercinta.

Taehyung tak segan - segan mebawa kenikmatan untuk dirinya begitu pula dengan aera. Taehyung sangat terobsesi dengan fisik aera membawa hatinya terjerat kedalam penuh hati aera, percintaan ini bukan hanya nafsu tapi dilakukan dengan penuh cinta.

"Terima kasih Jim kau telah memberiku takdir sangat indah. Tetaplah bersama istrimu saat ini, aera akan bersamaku kelak seperti dirimu."

Tubuh keduanya tak beralaskan satu benang pun, decak kecupan terdengar sangat keras hingga bibir taehyung menyedot dalam leher aera. Lirihan aera terdengar menambah gairah taehyung yang memuncak. "Nghhhh.....Taehyung-ah aku mohon jangan tinggalkan jejak apapun dileherku." Pinta aera dengan mata sayup setengah sadarnya. Tangan aera tak tinggal diam meremas perlahan punggung taehyung beralih kerambut pekat taehyung. Hentakan dipusat intinya sangat dalam, dalam sekali hingga erangan hebat keluar dari mulut aera. Tak terpikirkan sejuta rasa menimpanya kali ini rasa yang membuatnya melayang bersama taehyung, mengalihkan rasa sakit yang tengah mengusik aera.

STUCK (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang