Plug...
Alvin kehilangan kendali sepeda motor yang ia kendarai, motornya bergoyang kesana-kemari tanpa arah
Coss.....
"ya ampun, motor gue!" pekik alvin saat sudah mendapati motornya yang terperosot di jalanan
Alvin berlari mendekati sepeda motornya dan memeriksa satu-persatu bagian motornya
"ini gak rusak, ohh ini juga gak rusak, sebelah sini? Oh oke juga" cerocosnya sendiri sambil melihat dan memeriksa motornya
Alvinpun berinisiatif untuk mencoba menyalakannya, namun hasilnya tetaplah nihil, dia tidaklah ahli dalam hal permesinan
"wadefak, gak nyala-nyala juga ni motor" geramnya saat sudah mencoba berulang kali untuk menyalakan motornya
"motor sialan!" ucap alvin sambil menendang ban motornya "ehh!? "
Pergerakan alvin untuk memeriksa ban motornya terhenti saat mendapati ada mobil yang berhenti disisi jalan lainnya, alvin menatap mobil itu dengan raut datar sambil menunggu kelanjutan dari pergerakan sang pemilik. Pintu mobil terbuka menampilkan figur seorang cewek
Cewek itu mendekat, mimik wajah alvin masih pada posisi awal, mengetahui orang yang menghampirinya adalah orang yang sangat menyebalkan
"motor lo kenapa?" tanyanya sambil melipat kedua tangan di depan dada
'ini orang sehat gak?' batin alvin
"punya mata kan?" jawab alvin acuh
Cewek itu berdecih "gue kan cuman nanya" gumamnya sambil melihat beberapa sisi motor
"udah liat kan?" cewek itu mengangguk sebagai jawaban
"udah tau kan?"
cewek itu mengangguk mantap "motor lo rusak kan?"
"udah tau nanya, sekarang bukan urusan lo" alvin mengambil helmnya dari jalanan aspal dan berjalan menuju motornya kembali
"lo mau ngapain?" tanya cewek itu polos
"nanti aja lu tau" alvin memegangi kedua kendali motor dan berinisiatif untuk mendorongnya sampai rumah, walaupun jaraknya terbilang masih agak jauh
"ban motor lo pecah" seketika pergerakan alvin berhenti, mengingat keinginannya tadi untuk memeriksa ban yang terhenti gara-gara kedatangan cewek itu
Alvin memeriksa ban depan motornya, dan ternyata memang benar, ban motornya bocor gara-gara paku yang tertancap, sungguh tak da otak orang yang menjatuhkan paku itu di jalanan
"ga masalah" alvin berdiri dan tetap keukeuh dengan niatnya untuk mendorong sepeda motor itu sampai rumahnya, padahal dia sangat malas jika berhubungan dengan hal-hal yang menguras tenaga seperti ini
"yakin gak mau gue tolong?" tanya amelia ketika melihat alvin kesusahan mendorong sepeda motornya
"ga perlu, pergi lo" tolak alvin tanpa menoleh
"oke gue pergi"
Amelia membalikan badannya dan memutuskan untuk kembali kemobilnya dan menyuruh sopir pribadinya menjalankan mobil
"oke satu hama sudah ilang, sekarang hama satu lagi" ucap alvin dramatis sambil mengelap keringat di dahinya sebelum melanjutkan tugasnya mendorong sepeda motornya hingga sampai ke rumahnya
⚫⚫⚫
18.05
"BANG!!" teriak alvin dari luar rumah
"BANGGG!"
Mamanya terheran, siapa yang dipanggil 'bang'? Kan tidak mungkin ia memanggil amanda dengan sebutan 'bang' dia cewekkk,, tak biasanya juga alvin memanggil alvan dengan sebutan 'bang', akhirnya mamanya menemui alvin
"kamu kemana aja? Kenapa baru pulang?" tanya mamanya "Baju kok basah gini? Ya ampun, kenapa keringetnya banyak gini? Udah kayak air dari pipa rucika, mengalir sampai jauh" cerocos mamanya lagi ketika menyadari keringat alvin yang membasahi bajunya
"gak darimana-mana, alvan mana ma?" jawab sekaligus tanya alvin dengan nafas ngos-ngosan
"itu di kamar atas, lagi main game"
Tanpa ba bi bu be bo lagi alvin langsung menuju kamar atas dengan berteriak "BANGG!!"
BRAK..!
Pintu kamar dibuka dengan keras menampilkan sosok laki-laki dengan penuh emosi yang memuncak
"BANG!..."
"lo kenapa dah manggil gue 'bang'? Pake natap sinis pula"
"SAT! BANGSAT!" teriak alvin dengan nafas menggebu sambil mengacungkan jari tengah ke arah alvan
"lo kesambet paan?" tanya alvan belum connect
"PAKU!, SIAPA YANG NAROH PAKU DI JALANAN!?" tanya alvin masih ngegas, mengingat perkataan alvan sebelum ia berangkat tadi pagi
"lah? Yang mana?" bela alvan
"ARGHH, INGET-INGET LAH BODO" gas alvin sebelum kembali membanting pintu keras keluar kamar
"emang gue ngomong apa?" bingung alvan
⚫⚫⚫
Alvin mendudukan pantatnya ke sembarang bagian sofa, ia menghembuskan nafas perlahan mencoba mengontrol emosinya yang memuncak
"yang naroh paku siapa ya?" gumamnya
"gamungkin kalo si alvan, orang mager gitu mah ogah keluar buat naroh paku doang"
"woy, lo ngapa bengong terus?" tanya amanda tiba-tiba membuat alvin terpelonjak kaget
"untung jantung gue strong" ucap alvin sambil mengelus dadanya
"strong palalu" amanda menoyor kepala alvin "biasanya gue kejut dikit aja jantung lo udah kayak geser"
"hehe, maklumin lah, jantung gue kan lemah"
Amanda berdehaman, memutar matanya malas
Hening menemani mereka, tidak ada yang membuka topik lagi hanya ada beberapa pergerakan untuk sekedar memindahkan chanel tv untuk mencari film yang enak ditonton
"woe brenti" teriak amanda sambil menggoyangkan tubuh alvin
"udah tua masih juga suka nonton film botak ini" cibir alvin
"serah gue lah, yang penting gue seneng"
SERAH!
