Bintang di Hati. 1

163 16 11
                                    

Jum'at pukul 10 pagi, gue mendudukan tubuh gue di salah satu meja yang ada di kantin bersama dua bebegig, Jeongwoo dan bang Dobby. Mereka sibuk berbicara tentang rencana dua bulan kedepan kalo abang-abang Treasure yang kuliah udah ketemu waktu libur kira-kira bakal ngapain aja. Tentu selain ngumpul di basecamp -rumah bang Jaehyuk-.

Gak lama, pesanan ketoprak tanpa toge gue yang tadi dipesenin bang Dobby datang bersamaan dengan teh tawar hangat, punya gue juga.

"Haru, enaknya apaan sih ketoprak gak pake toge? Minumnya teh tawar lagi? Kaya bapak-bapak tau gak lo?"

Gue cuma senyam-senyum aja dengerin ocehan bang Dobby. Biarin aja. Pria punya selera. Ketika gue hendak menyuapkan makanan ke arah mulut, atensi gue terganggu dengan beberapa perempuan yang datang sekedar melintas dan menyapa gue,

"Haruto."

"Iya kak. Makan, hehe."

Lalu baru mau gue suap kembali, lagi-lagi terganggu,

"Haru."

"Iya."

Oke, kalo sampe ada yang manggil lagi, gak segan-segan gue kasar agh. Gue laper!

"Haru."

"APA?! BISA GAK BIKIN GUE TENANG DIKIT HAH?!"

"Yaelah santai aja kali bos. Marah banget lo?"

Pas gue menengok ternyata Jeongwoo yang baru datang kembali dari arah kamar kecil. Aduh. Salah bentak orang gue. Bisa-bisa gue gak boleh nebeng lagi ini mah.

"AHAHAHAHA makanya jadi orang jangan terkenal-terkenal banget Haru! Repot sendiri kan lo!"

"Emang kenapa bang tadi? PPH pada rese lagi ya?"

Hah apaan PPH?

"Apaan PPH?"

"Itu Bang. Para Penggemar Haruto."

"PSSFFT BANGSAT HUMOR. AHAHAHAHAHA."

Gue hampir menyemburkan ketropak kunyahan gue mendengar penjelasan Jeongwoo. Apa-apaan hei?!

"Serius gue, gak bercanda. Gue denger-denger emang ada. Mereka sampe buat open group di Line."

"Terus lo masuk gak Woo?"

"Ngapain anjir, bang! Gue pan bukan PPH. Tapi, MSH."

MSH apaan lagi sih, Jeongwoo!

"Gak sekalian aja MSG, Woo? Biar makin tolol."

"Ih Haru. Tanya dong MSH apaan."

"Gak ah. Lo gak bener. Gue tau."

"MSH itu Musuh Selamanya Haruto. Awie so sweet sekali bukan?"

"AWKAWKWKAKWKAK NGAKAK BANGET SIH LUH WOO."

Yah baiklah bang Dobby dan segala humor rendahannya.

Mereka berdua kembali sibuk bercengkrama dan gue fokus meneguk teh tawar gue sambil melihat arah taman di samping kantin. Terlihat ada perempuan dengan rambut digerai, kalau disini kira-kira panjangnya se... Gak tau. Pokoknya pendek engga, tapi panjang juga enggak. Sendirian dibawah pohon rindang sambil menyesap milonya.

Sampai teh gue habis, gue masih memfokuskan seluruh perhatian gue ke perempuan itu sampai beberapa siswi dateng ke arahnya, mengambil kotak bekal si perempuan dan menghamburkan isinya ke tanah membuat gue terpancing emosi.

Gue gak kenal perempuan itu siapa, tapi gue paling benci ada perempuan yang disakitin begini. Apalagi yang nyakitin perempuan juga. Kaya gak pantes aja gitu.

The Treasure.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang