Membiru. 1

124 8 1
                                    

Hari ini gue cuma dapet dua jadwal kelas dan kelas kedua juga kelas terakhir -Psikologi Pendidikan- yang sudah berakhir sekitar satu jam lalu. Sekarang gue sedang merilekskan pikiran gue di taman UPI dengan segelas es greentea yang sempat gue beli di kantin fakultas. Tadinya mau sekalian makan biar sampe kosan tinggal tidur, tapi gak jadi. Masih kenyang.

Kalau Belvhy disini, mungkin gue bakal diocehin, "ngapain sih cuma ngeliatin orang jalan? Gabut banget."

Atau, "greentea lagi greentea lagi. Lama-lama badan kamu ijo, Dam!"

Hahaha. Sayangnya dia lagi ada kelas sekarang. Satu yang anak Treasure gak tau. Gue udah punya Belvhy, sebagai segalanya buat gue. Dia anak Komunikasi, lucu, lucu banget malah, dia care, berisik, ya kayanya kalau ketemu sama anak Treasure pun dia bakal cepet berbaur. Kayanya pada hakikatnya deh semua anak Komunikasi itu gampang adaptasi.

Pertemuan pertama gue sama Belvhy itu udah lumayan lama. Kira-kira dua tahun yang lalu waktu kami satu kelompok di ospek univ. Kalian akan paham kenapa gue bilang dia sangaaaaat lucu plus berisik. Posisinya kita semua masih mahasiswa baru, dan gak kenal siapa-siapa tapi dia dengan santainya berbicara agak kencang "woi mukanya tegang-tegang amat. Lemesin aja kaleeee." Saat gue lihat tanda pengenalnya dan mendapati dia dari jurusan Ilmu Komunikasi, gue langsung seperti oh pantes. Gen nya Junkyu sama Aiur.

Saat istirahat waktu itu, gue belum mendapat teman sama sekali. Ada sih temen SMA gue dulu, Jeongin. Tapi dia lagi ribet karena kurang atribut jadi sekarang lagi di hukum. Dan disitulah pertama kali adanya percakapan antara gue dan Belvhy. Mungkin karena muka gue ngenes yang posisinya dibawah pohon, cuma makan pilus pedas sama es greentea, belum lagi atribut ospek yang astaghfirullah bikin keliatan kaya gembel, jadi ini anak nyamperin gue.

"Hai sendiri aja nih?"

"Engga. Kan sama lo."

Dia langsung cekikikan mendengar balasan gue yang.... Apa ya itu namanya?

"Maksud gue, daritadi di kelompok juga lo sendirian aja. Gak ada temen? Kenalan makanya!"

Gue masih diam dan melihat sekitar tapi perempuan itu masih berdiri aja. Kirain bakal pergi. Gue juga masih punya hati nurani jadi makanan-makanan gue, gue geser mendekat ke gue dan menepuk bangku sebelah, mengisyaratkan duduk situ. Berdiri mulu lo kaya patung selamat datang.

"Hahahaha lo baik juga ternyata ya? Gue kira karna lo hari ini diem aja, lo bakal susah diajak temenan."

"Lo kira gue paspampres susah diajak temenan?"

"AHAHAHAHAHA."

Dia sibuk ketawa sampe bungkus makanannya terabaikan hanya karena satu kalimat dari gue. Sial, apa gue kerasukan Aiur? Kok diketawainnya begini banget.

"Lo lucu parah. Pokoknya lo harus jadi temen gue. Oke? Gue Vhyra," katanya dengan mengulurkan tangannya.

"Ada kumannya gak nih?"

"Ahahahaha apasih? Nih-nih kumaaaan."

Dia mengambil paksa tangan kanan gue dan menjabatnya sendiri.

"Yedam."

"Iya oke Yedam. Semoga kita jadi partner yang sempurna kedepannya. Katanya anak Komunikasi sama Psikologi itu gampang deketnya. Karena Psikologi ahli mengamati, Komunikasi ahli--"

"Bacot."

"YEDAAAAM AHAHAHAH."

"Loh iya kan? Coba sekarang gue tanya, buat apa pendidikan empat tahun lamanya sebagai anak Komunikasi kalau bukan belajar bagaimana caranya untuk public speaking? Ya kan? Sama aja ilmu bacot."

The Treasure.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang