Dua jam yang lalu gue sampai disebuah kediaman keluarga dokter yang sudah sering gue singgahi sedari kecil. Tapi ya, gak kecil-kecil amatlah. Halah ngigo, gue aja baru dateng ke rumah ini pertama kali lima bulan yang lalu. Kecil apanya?
Gue ada janji sama Dobby untuk bantu tugas Fisikanya. Maklum udah kelas 12, praktikum terus kerjaannya.
"Bang Asa! Jadiii!!!!" teriaknya waktu kincir dinamonya berhasil menyala.
Gue memberinya tos sebagai apresiasi karena Dobby sudah bekerja keras. Walaupun banyak ngeluhnya sih. Dasar abg.
"Bang Asa! Karena Bang Asa udah baik mau jauh-jauh dari Bogor ke sini cuma buat bantu gue bikin tugas, gue bakal traktir lo Bang. Abang mau apa?"
Gue berfikir, apa harus gue minta tanah 10 hektar? Lumayan buat bikin kontrakan, bisa jadi orang kaya. Atau mungkin gue minta Bass Flora Aurum sepaket sama Pick Batu Meteor nya? Ah pengeretan sekali.
"Indomie kari aja satu."
"Yah elah Bang. Yang mahal dikit apa! Bensin lo keganti juga enggak kalo Indomie mah."
"Ya udah gue minta tanah 10 hektar."
"YA JANGAN BRENGSEK GITU JUGA DONG MINTANYA!!"
"Lo gimana sih Bby? Gue minta yang terjangkau salah yang bikin miskin juga salah."
"Ya udah! Indomie kari! Tunggu lo disitu!"
Dobby dengan muka semrawutnya menuju ke dapur setelah menunjuk gue tanda agar gue tidak kemana-mana.
Ditengah kegabutan menunggu Indomie gue matang, gue menggapai saku kanan celana gue hendak membuka handphone.
"Assalamu'alaikum. Eh, ada tamu," sapa seorang perempuan yang gue taksir kayanya seumuran sama gue.
"Aduh ini tamu kok gak dikasih minum sih. Sebentar ya mas, saya ke belakang dulu."
"Eh, gak apa-apa. Saya udah minum kok tadi."
Minum kepahitan hidup.
"Nih Bang Indomienya," Dobby datang dari arah dapur dengan nampan berisi dua Indomie rebus dan dua gelas minuman gak tau itu minuman apa, yang jelas minuman berwarna dan bukan anggur merah.
"Loh, Bby? Temen kamu?"
"Bukan teh. Tau, Dobby juga gak kenal."
"Bby, gue bisa bantuin lo ngerakit tugas tapi gue juga bisa ngancurin loh."
"Eh iyaaa iya atuh ih maaf. Iya teh, ini Bang Asa. Temennya Dobby."
Perempuan yang disapa Teh tadi sama Dobby kayanya Kakaknya Dobby yang sering dia bangga-banggakan.
"Kakak kembar gue....."
"Iyalaaaaaah gue kan bungsu. Kakak gue pasti....."
"Gue bilangin kakak gue lo semua!!! Liatin aja!"Cantik juga. Hush Asahi. Istighfar.
Dia tersenyum ke arah gue dan Dobby lalu berlalu menuju salah satu pintu kamar di lantai bawah. Gue dan Dobby juga memutuskan untuk fokus melahap Indomie yang sedari tadi sudah matang. Gak butuh waktu lama, Indomie itu habis dalam beberapa kali sendok. Kayanya mangkoknya bolong.
Gue meraih gelas kaca berwarna merah di nampan yang ternyata setelah gue minum satu kali icip adalah cola. Wow, sehat sekali abis makan Indomie minumnya cola.
"Haaaah kenyang," ucap Dobby dengan raut wajah kekenyangan.
Gue hanya membalasnya dengan helaan nafas sambil menyenderkan punggung gue ke sofa belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Treasure.
Fanfiction13 laki-laki, 13 cerita, dan 13 kehidupannya. ✧ [ eenjeolmee - 30 Desember 2019 ]