Sorry for typo!
************
Taehyung memukul stir mobilnya, ia tak menyangka jika Jimin benar-benar memilih untuk pergi meninggalkannya. Ia sadar, jika Jimin menjadi seperti ini karenanya, dan kini malah namja manis itu yang di tuduh sebagai penyebab ia menjadi penyuka sesama. Taehyung tahu pasti, Jimin akan sangat terpukul dengan ucapan ibunya. Andaikan malam itu tidak terjadi, mungkin ia dan Jimin hanya sebatas teman saja saat ini. Namun karena ia merasa tertarik dengan namja yang terlihat manis di matanya, sehingga kejadian itu akhirnya terjadi.
Flashback
Jimin hanyalah seorang anak dari pengurus sebuah besar villa di Busan, hari itu ia di tugaskan oleh ayahnya untuk membersihkan villa tempat ayahnya bekerja, karena sang pemilik villa akan datang esok hari, Jimin yang hanya mengenyam pendidikan sampai senior high school, saat itu ia memang belum mendapatkan pekerjaan, karena itu dia membantu ayahnya mengelola lahan pertanian juga mengurus villa.
Setelah selesai membersihkan kamar utama di villa, ia segera pergi dan kembali membantu ayahnya di ladang. Sebenarnya sang ayah ingin dia pergi untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi, namun Jimin enggan untuk pergi, mengingat ia masih memiliki saudara lagi yang juga masih butuh biaya untuk bersekolah. Jimin terlahir dari 3 bersaudara, ia adalah anak ke dua, dia punya kakak laki-laki dan adik perempuan. Itulah kenapa dia enggan untuk melanjutkan studi nya.
Ke esokan harinya...
Jimin mengikuti ayahnya pergi ke villa untuk menemui majikannya, di sana sudah ada mobil yang terparkir di depan villa, dan di depan pintu villa itu ada seorang pemuda yang umurnya tak jauh berbeda dengannya, pemuda itu terlihat dingin dan angkuh di mata Jimin, karena saat ayahnya menyapa pemuda yang tak lain adalah Taehyung, dia hanya mengangguk saja tanpa ada sapaan ramah kepada yang lebih tua.
Tapi setelah mengenal lebih jauh, ternyata Taehyung cukup ramah, saat Jimin di tugaskan oleh ayahnya untuk menemaninya selama tinggal di villa, Taehyung sempat mengajaknya bicara, dan dari situlah mereka berdua akrab. Namja berkulit tan itu datang ke desa tempat Jimin tinggal karena dia ada tugas dari kampus nya, dan mungkin akan tinggal di villa selama 2 bulan. Jimin hanya mengangguk saja saat Taehyung memintanya untuk menemaninya tidur di villa.
Malam itu hujan turun cukup deras, Jimin sedikit khawatir karena Taehyung tak kunjung pulang, padahal hari sudah semakin gelap, dan jalanan pedesaan pasti licin karena guyuran hujan, sedangkan Taehyung, ia berpamitan ingin ke ladang menemui ayah Jimin. Ketika ia hendak menyusul, sebuah suara sepeda motor menghentikan langkahnya. Ia kenal betul suara sepeda motor itu, karena itu milik ayahnya.
Jimin segera berlari membukakan pintu depan, karena itu pasti Taehyung yang datang di antar oleh ayahnya."Appa tidak masuk dulu? Biar aku buatkan teh hangat." tawar Jimin pada ayahnya.
"Tidak perlu. Kau urus aja tuan muda. Appa pulang dulu. Jangan lupa, biasa satu jam lagi listrik akan mati. Karena hujanya sangat deras." ingatkan ayah Jimin, pemuda itu mengangguk dan segera menutup pintu, lalu ia pergi ke dapur untuk membuatkan Taehyung minuman hangat.
"Aku dengar akan ada pemadaman sebentar lagi." ujar Taehyung, saat ia sudah selesai membersihkan diri dan kini ia menghampiri Jimin dan duduk di kursi meja makan.
"Ya. Kira-kira satu jam lagi, atau bisa lebih cepat." jawab Jimin. Tak lama kemudian listrik mati.
"Sepertinya lebih cepat." Taehyung menghidupkan senter di ponselnya. Dan melihat Jimin masih duduk di hadapannya.
"Lalu apa yang akan kita lakukan?"
"Aku? Biasanya tidur, hehehehe~ "
"Emm~ bagaimana jika kau tidur di kamarku saja? Aku takut sendirian."
"Serius? Kau takut? Bocah SD saja tidak sepenakut itu." ledek Jimin, namun akhirnya mereka berdua berjalan menuju ke kamar Taehyung yang ada di lantai atas.
"Kau sudah punya pacar belum?"
"Aku? Sudah. Tapi karena dia harus sekolah di kota, jadi kami memilih putus."
Taehyung yang sedang merebahkan diri di atas ranjang hanya mengangguk pelan, Jimin masih duduk menghadap ke arahnya tanpa melakukan apapun.
"Kalau kau?"
"Aku sendiri, tidak ada yang menyukaiku."
"Kau pikir aku percaya tuan muda? Tidak mungkin, tidak ada yang menyukai dirimu yang tampan ini. Aku yakin, di Seoul banyak gadis yang mengejarmu."
Tak ada jawaban dari Taehyung, namun tiba-tiba pria itu menarik Jimin lalu memeluknya. Dalam dekapan pria itu, Jimin bisa mendengar degup jantung Taehyung dengan sangat jelas.
"Apa yang kau lakukan tuan muda?" Jimin berusaha untuk melepaskan diri namun tenaganya kalah kuat dengan Taehyung.
"Ssstt~ diamlah Jiminie~ aku hanya ingin mengatakan jika bukan yeoja yang ku suka." Jimin mengernyit bingung dengan ucapan Taehyung.
"Apa maksudmu?"
"Masih tidak mengerti? Aku lebih suka namja manis sepertimu."
Cup
Tubuh Jimin menegang, saat Taehyung tiba-tiba mencium pipinya. Ia masih mencoba untuk mencerna apa yang di ucapkan oleh tuan mudanya tadi, tentang dia yang lebih menyukai laki-laki dari pada perempuan.
"Jimin, Apa kau mau membantuku?"
"Apa?" tanya Jimin, melihat wajah Taehyung yang begitu dekat dengan wajahnya.
Taehyung menuntun tangan Jimin untuk memegang area selatanya. Jimin tentu saja tertegun, ini untuk pertama kalinya dia memegang penis orang lain selain miliknya. Dan bahkan selama pacaran dengan gadis di sana dia hanya sekedar berciuman atau berpelukan saja.
"A-apa yang harus aku bantu? Kita sama-sama namja, jangan bercanda seperti ini." Jimin menarik lagi tangannya dan melepaskan diri dari pelukan Taehyung.
"Please? Bantu aku dengan menggunakan tanganmu saja, dan aku janji tidak akan ada yang tahu mengenai hal ini."
Jimin terdiam, dia tidak tahu apa yang harus ia katakan pada sang tuan mudanya yang memang sangat tampan ini. Pada akhirnya, malam itu tanpa ia sadari dunianya berubah begitu saja, Jimin yang menyukai yeoja memilih untuk menjadi submissive untuk seorang namja tampan dari Seoul.
Flashback End.
Kejadian hari itu tidak akan pernah di lupakan keduanya, baik Taehyung maupun Jimin sama-sama sadar jika apa yang terjadi hari ini semua karena kesalahan di masa lalu mereka. Taehyung bahkan melihat sendiri bagaimana ayah Jimin memukuli anaknya, dan mengusirnya dari rumah. Mengabaikan tangis dan permohonan Jimin agar di maafkan, namun syarat yang harus pemuda itu lakukan adalah harus menjauhi Taehyung. Kala itu Jimin begitu mencintai sang tuan muda, hingga dia memilih pergi dan sang tuan muda dengan senang hati menerima keberadaannya, karena rasa cinta yang ia miliki untuk Jimin.
Tapi kini semua seolah sirna, hanya tatapan benci yang Taehyung lihat dari mata Jimin untuknya. Jimin-nya benar-benar berubah karena luka yang diterima dari orang terdekat Taehyung. Untuk masalah perjodohan, Taehyung memilih untuk membatalkannya. Bukan karena Jimin, melainkan dia benar-benar tidak bisa mencintai wanita seperti apa yang ibunya inginkan.
"Apa aku menyerah saja?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Pribadi "YoonMin"
FanfictionHanya karena cinta, seseorang harus rela keluar dari tempat ternyamannya di rumah. Pergi ke kota besar yang sebelumnya menjanjikan kebahagiaan. Namun sayangnya ia justru menemukan begitu banyak kesialan. Hingga hari itu tiba, sebuah kesialan yang be...