12

638 75 6
                                    

Typo.. ✌✌




******

Rutinitas baru bagi Yoongi, adalah selalu mengirimkan sesuatu untuk Jimin, entah itu bunga atau hadiah lainnya.
Jimin yang geram dengan ulah Yoongi, hari ini dia memutuskan untuk menemui pria itu dan mengatakan padanya secara langsung untuk tidak mengirimkan apapun lagi padanya.

"Mau kemana?" Hoseok menatap Jimin yang telah rapi dengan setelan kemeja hitamnya.

"Menemui seseorang," jawab Jimin memperbaiki rambutnya yang setengah basah.

"Cari pekerjaan?"

"Tidak Hyung, hanya meluruskan sesuatu."

"Oh, soal hadiah-hadiah itu? Kau bahkan memakainya dengan senang hati," Hoseok berkomentar dengan wajah mencibir.

Jimin memang tak suka jika Yoongi terus memberinya hadiah, tapi sebagai pria yang baik, dia menerima semua hadiah itu dan memakai atau memakannya jika itu berupa makanan.

"Aku hanya menghargai uang Hyung, jangan salah paham. Lagipula yang dia berikan juga termasuk barang yang tidak bisa ku beli dengan uangku sendiri."

Hoseok mengangguk saja mendengar jawaban Jimin, dalam hatinya ia sedikit menggerutu karena Jimin tidak mau mengakui jika dia memang menyukai pemberian Yoongi.

Jimin sampai di depan gedung berlantai 8, dia dulu pernah datang ke tempat ini, tapi dia tak yakin jika Yoongi ada di sana atau tidak. Karena pria itu mempunyai banyak bisnis.
Jimin berjalan mendekat ke arah resepsionis dan menanyakan apakah atasannya ada atau tidak.

Sebelum pertanyaannya di jawab, seseorang yang dia cari baru saja memasuki lobi kantor.

"Yoongi! Eh, Yoongi-ssi!" Jimin berteriak cukup nyaring untuk memanggil si pemilik nama.

Yoongi yang mendengar suara Jimin, segera berbalik dan tersenyum melihat pemuda manis itu memakai sesuatu yang dia berikan.
Para karyawan di sana sempat tertegun melihat sang atasan tersenyum lebar, karena selama ini yang mereka lihat itu Yoongi yang bersikap dingin dan jarang tersenyum.

"Ada apa sampai kau mau datang ke sini?" Yoongi bertanya setelah mendekat ke arah Jimin.

"Aku hanya..."

"Ikut aku dulu." Yoongi memotong ucapan Jimin kemudian menariknya menjauh dari lobi.

"Mau kemana?"

"Kau masih crewet seperti biasa,"

Jimin mempoutkan bibirnya dengan terpaksa mengikuti langkah Yoongi, hingga akhirnya mereka sampai di lantai paling atas, hanya berdua saja.

"Jangan melihat ku seperti itu!" Jimin memalingkan wajahnya ke arah lain, sungguh dia malu jika terus di tatap seperti itu.

"Kau mau makan apa?"

"Aku sudah makan."

"Minum?"

"Aku tidak haus."

"Jiminie"

"Wae? "

"I love you."

"Berhenti mengatakan itu, itu sama sekali tidak cocok dengan wajahmu yang angkuh."

"Aku serius!"

"Aku juga, tapi maaf aku tidak bisa bersamamu."

"Aku akan menunggu sampai kau bisa menerimaku."

"Dasar keras kepala!"

"Ya, aku memang seperti itu."

Yoongi terus tersenyum menatap Jimin yang mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Asisten Pribadi "YoonMin"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang