Typo.. ✌✌******
Setelah pertemuan Jimin dengan Jihoon, remaja itu jadi sering mendatangi si manis ke tempat kerjanya. Jimin sebenarnya sedikit tak nyaman karena Jihoon selalu datang setelah pulang dari sekolahnya.
Tapi remaja itu sama sekali tidak mengganggu nya, dia akan menunggu di luar dan bermain game di ponselnya. Kadang sesekali dia membeli beberapa camilan untuknya.Jimin pikir Jihoon akan kembali mengganggunya seperti waktu itu dan kata-katanya waktu itu benar-benar masih dia ingat.
Tapi setelah mengenal lebih jauh siapa remaja itu, kini Jihoon mengerti. Dia hanya butuh perhatian dari orang terdekatnya dan juga dukungan sebuah dukungan. Terbukti saat Jihoon melakukan kesalahan dengan berkelahi, Yoongi akan memarahinya.Cukup ironi, tapi remaja itu selalu melakukan hal yang sama, agar sang kakak memperhatikan dirinya.
Jimin jadi teringat dengan ayahnya, dia yang selalu ayahnya banggakan, justru membuat sang ayah kecewa karena perbedaan yang dia miliki."Hyung Hei! Kenapa melamun?" Jihoon mengguncang bahu Jimin.
"Oh, eh? Aku tidak melamun," jawab Jimin agak terbata.
"Kalau Hyung ada masalah. Kau bisa cerita padaku." ujar Jihoon, sesekali melirik ke arah Jimin, karena sekarang mereka berdua sedang makan bersama.
"Lalu bagaimana denganmu?" tanya balik Jimin.
Jimin menopang dagunya dengan satu tangan menatap Jihoon, menanti jawaban dari remaja itu.
"Aku? Aku kenapa? Aku baik-baik saja dengan kehidupan ku, Lagi pula... Sekeras apapun aku ingin Hyung memperhatikanku, dia tidak akan melakukannya. Karena baginya yang lebih penting itu adalah uang, " jelas Jihoon mencoba terlihat baik-baik saja.
"Hahhh..." Jimin menghela napas panjang, ia mengusak rambut Jihoon dan tersenyum.
"Kau masih punya Hyung di sini, jangan sedih. Buktikan pada Hyungmu jika kau bisa dia banggakan. Mungkin dengan itu dia akan lebih memperhatikanmu."
"Ne..." angguk Jihoon dengan senyuman di bibirnya.
Tak ada obrolan lagi, Jimin mau pun Jihoon tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.
Jimin merasa sangat merindukan keluarganya dan Jihoon, dia memikirkan apa yang Jimin katakan padanya.
Mungkin seharusnya memang itu yang harus dia lakukan sejak awal, bukan nya membuat masalah untuk Hyung nya.
Pada akhirnya diatersenyum dan bertekad untuk memperbaiki semuanya mulai dari sekarang.Setelah berpisah dengan Jihoon, Jimin sempat melihat mobil Taehyung yang mengikutinya. Tapi dia tak ingin ambil pusing, dan memutuskan untuk melajukan motornya pulang, karena dia sudah lelah hari ini.
Awalnya Jimin pikir Taehyung hanya akan mengikutinya saja, ternyata dia justru menghentikan dirinya."Jiminie tunggu!" Taehyung keluar dari mobilnya lalu menghampiri Jimin yang hendak melajukan motornya kembali.
"Aku lelah. Biarkan aku pergi!" mohon Jimin tanpa mau melihat ke arahTaehyung.
"Jiminie, kali ini saja please, dengarkan aku dulu."
"Hhhh baiklah, Hanya 5 menit!" pasrah Jimin.
"Aku tidak mau bicara di sini. Ikutlah dengan ku." bujuk Taehyung lagi.
Tanpa mengatakan apapun, Jimin menjalankan motornya kembali dan meninggalkan Taehyung begitu saja. Taehyung yang kesal karena Jimin mengacuhkannya, dia mengumpat dan menendang ban mobil nya sendiri.
"Aku tidak akan melepaskan mu begitu saja. Kau hanya akan menjadi milikku!" Taehyung bergumam dan kembali masuk ke dalam mobilnya.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Asisten Pribadi "YoonMin"
FanfictionHanya karena cinta, seseorang harus rela keluar dari tempat ternyamannya di rumah. Pergi ke kota besar yang sebelumnya menjanjikan kebahagiaan. Namun sayangnya ia justru menemukan begitu banyak kesialan. Hingga hari itu tiba, sebuah kesialan yang be...