Episode 7

23 0 0
                                    

Aku lebih memilih tidur sepanjang perjalanan. Aku memang tidak membawa obat mabuk perjalanan, beruntung aku bisa mengendalikan tubuhku untuk tenang, lalu tertidur. Memang aku tidur selama tiga setengah jam, tapi itu sudah lumayan mengurangi masa bosan di pesawat. Saat pesawat mendarat, aku membawa semua barang bawaanku yang sudah tertata di dalam tas, begitu juga dengan Leo, Lyn, dan Doktor Gillespie.

"Kita menunggu ojek atau Doktor Gillespie akan menyuruh seseorang di rumah Andre untuk menjemput kita?" tanyaku pada Andre saat kita menunggu di ruang tunggu bandara.

"Katanya, kita akan dijemput oleh Hal, dia biasanya yang menyupir selama berhubungan dengan Papua karena Hal asli dari Papua," jawab Leo dengan bahasa Indonesia.

"Seperti supir pribadi?" komentarku.

"Semacam itu," jawab Leo.

Beberapa menit menunggu kemudian, Doktor Gillespie berdiri dan membuat isyarat agar aku, Leo, dan Lyn ikut. Kami mengikuti Doktor Gillespie sampai sebuah mobil berwarna hitam dengan stiker bertuliskan "γη" berwarna coklat. Memang kelihatannya seperti "Yn", tapi dari cara penulisannya, itu mungkin bahasa Yunani. Tapi entahlah, mungkin itu memang tulisan "Yn" dengan font yang unik.

"Halo, Layla, Evy, kita belum pernah bertemu, jadi nama saya Habel Niware, tapi panggil saja Hal," sapa Hal ketika aku dan Lyn masuk ke dalam mobil.

"Bagaimana Om bisa tahu nama kita?" tanya Lyn polos.

"Panggil saja Hal, Evy. Pak Gillespie telah menceritakan banyak hal tetang kalian padaku!" Hal terkekeh.

Hal membawa kami pada suatu rumah sederhana yang dekat dengan laut, atau lebih tepatnya, berada di pantai. Tentunya setelah berjam-jam berada di mobil. Beruntung mobil ini memiliki semacam lemari pendingin kecil berisi makanan dan minuan, jadi selama dua jam lebih kami tidak akan sekarat. Satu-satunya anak-anak di mobil ini yang tidak terlihat bosan adalah Andre, dasar tukang irit ekspresi.

Cat rumah itu berwarna putih tulang. Andre menganggap rumah ini sebagai rumah cadangannya karena rumahnya lebih besar, lebih mewah, lebih rapi, lebih ramai, dan lebih jauh. Terakhir kali aku dan Lyn menginap disini, bersama orangtua kami. Selebihnya, orangtua kami tidak pernah tau soal mansion Andre.

Terakhir kali saat aku menginap di rumah asli Andre, itu karena aku ingin beristirahat sebentar di rumah Andre karena kebetulan saat itu aku sedang berlibur ke Palau. Mansion-nya terletak antara Palau, Guam, dan Filipina jadi lumayan jauh perjalananku.

Memang rumah Andre seharusnya terlihat. Kata Andre satelit tidak akan bisa mendeteksi pulaunya karena terlalu kecil dan karena tidak terlihat. Pulaunya dilindungi oleh semacam kaca yang bisa mengkamuflase isinya.

Pelacak pun juga katanya tidak akan berguna, karena pulau itu memiliki medan magnet yang kuat, itulah mengapa satelit juga mungkin tidak bisa mendeteksinya. Alat-alat yang digunakan di dalam pulau itu sudah bisa mengatasinya, dan jika aku dan Lyn di perbolehkan membawa peralatan pemberian Doktor Gillespie, maka alat itu juga bisa mengatasinya.

Tidak ada yang tidak mungkin bagi Doktor Gillespie. Jika pun ada orang yang mengetahui tentang keberadaan pulau ini, katanya Beliau bisa mengatasinya, tapi sejauh ini, belum ada orang yang tahu tentang keberadaan pulau itu kecuali kita.

Andre juga menggunakan CHP utuk berkomunikasi dengan orang lain, dan bukannya dengan ponsel atau alat komunikasi umum lainnya. Tapi jika dia tidak menggunakan ponsel, bukan berarti dia juga tidak pernah menggunakan internet.

"Rasanya sudah lupa kapan terakhir kalinya kesini," ucapku saat kami sudah sampai pada rumah Doktor Gillespie di Mamwor.

"Iya sih, tapi pantai ini tidak terurus saking langkanya orang yang lewat pantai ini." Leo menunjuk sampah-sampah yang ada di sekitar pantai.

ImPerfect Layla (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang