"Aku tidak mengerti mengapa kau lebih mudah tertidur di atas pasir dengan alas kain yang lumayan tipis, tapi saat kau berada di kasur hotel yang beribu-ribu lebih nyaman, kau tidak mengantuk."
"Bukankah kamu kemarin tertidur di pantai sampai sore?" kata Hera. Aku bisa mengetahui ada nada bergetar dalam suaranya.
"Fair enough," kataku. "Hera, bisakah aku menanyakan dari mana kau berasal?"
"Bandung," jawab Hera singkat, padat, jelas.
"Begitu ya... aku justru mengira kalau kau adalah orang luar."
Hera melirikku dengan tatapan yang seakan mengatakan "dan mengapa itu?"
"Kau tahu... karena namamu. 'Hera' bukanlah nama yang umum di Indonesia."
"Sempat terjadi perdebatan saat keluargaku hendak menamaiku," ungkap Hera.
"Benarkah?"
"Nenek buyutku pingin aku dimanai dengan nama Cina, sedangkan mamaku berpikir kalau nama 'Hea' sangatlah langka di Indonesia, orang mungkin bakal kesusahan untuk menyebut namaku," jelas Hera.
"'Hea'?"
"Hé-ya, Layla, tapi panggil aja Héra," kata Hera. "Jadi sekarang, 'Zhu Hea' adalah nama Cina-ku."
Felicie (K0KG4NT1?!)
Sekarang kamu ada dimana?
"Ah, sepertinya Felicie sudah membalas," gumamku.
Anda
Sekarang aku berada di pantai dekat hotel.
Ingin melihat hotelnya?
Adek Ii Dahi
Mau!
"Kamu ingin kemana?" tanya Hea.
"Memotret hotel, nanti aku akan kembali," jawabku lalu berdiri sambil membawa CHP-06 di tanganku.
Jarak pantai dengan hotel agak jauh jika dengan berjalan kaki. Sekitar dua kali perjalanan jalan kaki ke SMP tempatku bersekolah.
Aku mencari sudut yang bagus untuk memotret. Dan...
"Ah, aku lumayan puas dengan hasilnya! Baiklah, saatnya pamer!" ucapku sebelum kembali ke pantai.
Kulihat Doktor Gillespie, Hal, Leo, dan Kean berada di sisi pantai yang lain. Dan jika posisi Hera, Lyn, dan aku dekat dengan laut, posisi mereka sedikit jauh dari laut. Kean dan Leo bermain voli pantai–dan Leo terlihat jelas bahwa dia kesusahan melawan Kean sendirian–sedangkan Doktor Gillespie dan Hal duduk di sebuah gubuk kecil yang terbuat dari kayu. Keduanya tampak sedang berbicara kepada satu sama lain. Tangan Doktor Gillespie juga memegang kelapa muda dengan sedotan.
"Layla, cepat kemari!" sahut Lyn begitu melihatku.
Aku mendekati Lyn yang sedang melihat kearah istana pasir tidak sempurna yang dibuatnya.
"Hm?"
"Ada sesuatu di dekat pasir," kata Lyn.
"Lyn, kita dikelilingi pasir. Pasir ada dimana-mana!"
"Bukan, pasir yang ada disini!" Lyn memegang sebuah-
"Ah, conch! Apa bahasa Indonesia dari conch?"
"Kerang?"
"Benarkah?"
"Keong?"
"Aku rasa bukan itu jawabannya." Aku mengambil CHP-06 lalu memotretnya. "Oh ya, Lyn, yang kau buat itu sama sekali bukan istana pasir."
KAMU SEDANG MEMBACA
ImPerfect Layla (DISCONTINUED)
Adventure[DALAM PROSES PENULISAN ULANG] ⚠️W͟a͟r͟n͟i͟n͟g͟: Cᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ sᴀʏᴀ ᴛᴜʟɪs sᴀᴀᴛ sᴀʏᴀ ᴍᴀsɪʜ ʙᴏᴄɪʟ. Kᴇᴄᴜᴀʟɪ ᴋᴀᴍᴜ ɢᴀᴋ ᴋᴇʙᴇʀᴀᴛᴀɴ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴋᴇsᴀʟᴀʜᴀɴ-ᴋᴇsᴀʟᴀʜᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴅɪʙᴜᴀᴛ ᴏʟᴇʜ Fʀᴇʏᴀ Gᴀʏᴀᴛʀɪ Kᴇᴄɪʟ, sɪʟᴀʜᴋᴀɴ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ.⚠️ Bagaimana rasanya untuk mengenda...