Aku dan Lyn kali ini berada di area mamalia setelah melewati area reptil.
Area reptil adalah area terbuka, sangat kontras dengan area akuatis yang tertutup. Area reptil hampir sama dengan area burung tetapi semua reptil tidak dicampur menjadi satu, dan kandang-kandang reptil lebih dalam, mengurangi resiko kaburnya reptil dan terlukanya penonton.
Aku duga, Lyn tidak begitu tertarik dengan reptil. Karena selain mereka berbahaya–sehingga Lyn enggan untuk terlalu mendekati kandang mereka–mayoritas reptil disini berdiam diri, seperti tertidur. Aku paling berharap bisa menemukan komodo dragon tapi nihil.
"Mana ada komodo dragon? Satu-satunya habitat dan tempat asal mereka adalah di Pulau Komodo. Apalagi itu sangat langka," kata Lyn logis.
Aku tahu itu itu harapan yang sangat tidak realistis. Andre sekaya itu bukan? Pasti ada komodo dragon.
Aku tahu Lyn sangat menantikan area mamalia. Dia sangat ingin melihat jerapah biarpun serigala dan rubah adalah binatang paling favoritnya.
"Lyn, sepertinya itu kandang serigala!" Aku menunjuk ke arah kandang serigala. "Tapi sepertinya aku juga melihat dua orang di dalam kandang itu."
"Mungkin mereka yang mengurus, yang memberi makan binatang-binatang disini."
Aku dan Lyn mendekati kandang serigala.
"Ayolah, Hera! Masa lo selemah itu?" samar-samar aku mendengar suara laki-laki dari salah satu dari mereka.
"Diamlah, lu pikir pekerjaan ini mudah?" kata si penjaga lainnya tapi dari suaranya, ia sepertinya merupakan seorang perempuan dan kedengarannya jauh lebih muda dari si laki-laki.
"Tuh, saking menyedihkannya lo, elo sampai narik perhatian orang lain," kata si laki-laki pertama, menujuk Lyn dan aku dengan dagu.
"Berisik–AHH!" teriak si perempuan bernama Hera itu karena hampir digigit serigala. "Kamu sih aman-aman saja, nah aku?"
"He, ingat, gue sudah beberapa kali ngambil bulu hewan, nah sekarang giliran lo." Laki-laki itu benar-benar terlihat terhibur dengan tayangan di depannya. Sementara Hera berjuang berlari kesana-kemari, menghindari kejaran si serigala. Terkadang ia keluar dari kandang tapi selalu kembali masuk ke dalam mengingat akan pekerjaannya.
"Kalian sedang apa?" tanya Lyn.
"Kenapa kau tidak membantunya? Setidaknya kenyangkan dulu serigalanya," usulku.
"Serigala yang satu itu emang giras banget, tapi tenang, aman kok. Lo kerabatnya Andre yang katanya liburan ke sini 'kan?" tanya Laki-laki itu balik.
"Dia Lyn, ayahnya adalah sepupu orangtuaku dan Andre. Aku Layla, ayahku dan ibu Andre bersaudara," aku mewakili Lyn.
"Oh... kenalin, gue Aditya, banyak yang manggil Ditya, tapi kalau lo mau manggil Aditya juga nggak masalah." Laki-laki dengan usia sekitar dua puluhan itu menjabat tanganku.
"Apa pekerjaan kalian di sini?" tanyaku.
"Kami bisa dibilang sebagai peneliti bagi Pak Gillespie. Kita membantunya meneliti berbagai hal," jawab Hera setelah dia berhasil menerobos keluar kandang.
Huh?
"Kita semua punya bidang spesialitas masing-masing."
"Ah, kalian penelitinya Gillespie bersama dengan Kak Gita! Lalu saat ini apa tugas kalian?" tanyaku lagi kali ini lebih berminat.
"Kita punya tugas yang berbeda. Gue dengan Gita biasanya disuruh ngambil DNA predator. Untuk serigala, kita pingin untuk ngambil bulunya. Lalu, lo tahu Gita dari mana?" Aditya tidak melepas sandaran lengannya di penyangga kandang sebelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ImPerfect Layla (DISCONTINUED)
Adventure[DALAM PROSES PENULISAN ULANG] ⚠️W͟a͟r͟n͟i͟n͟g͟: Cᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ sᴀʏᴀ ᴛᴜʟɪs sᴀᴀᴛ sᴀʏᴀ ᴍᴀsɪʜ ʙᴏᴄɪʟ. Kᴇᴄᴜᴀʟɪ ᴋᴀᴍᴜ ɢᴀᴋ ᴋᴇʙᴇʀᴀᴛᴀɴ ᴅᴇɴɢᴀɴ ᴋᴇsᴀʟᴀʜᴀɴ-ᴋᴇsᴀʟᴀʜᴀɴ ʏᴀɴɢ ᴅɪʙᴜᴀᴛ ᴏʟᴇʜ Fʀᴇʏᴀ Gᴀʏᴀᴛʀɪ Kᴇᴄɪʟ, sɪʟᴀʜᴋᴀɴ ᴍᴇᴍʙᴀᴄᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ɪɴɪ.⚠️ Bagaimana rasanya untuk mengenda...