Episode 8

21 0 0
                                    

 "Lyn!" seruku.

"Ah!" Refleks, Lyn menaruh kertas digitalnya di kolong ranjang.

"Kenapa? Aku ini bukan ibumu," kataku.

"Ada apa?" Lyn mengabaikan omonganku.

"Makan, ayo, kau belum hafal mall ini," ajakku.

Lyn bangkit dari kasur.

"Tadi aku sempat keliling mansion ini, dan sepertinya aku hafal arah ke ruang makan."

Kami menuruni tangga, berbelok ke kiri, atau arah Timur, sisanya hanya perlu berjalan lurus hingga melihat ruangan besar dengan meja besar, kursi-kursi yang mengelilinginya, dan tanpa pintu.

Dinding bagian Timur ruangan itu terbuat dari kaca sepenuhnya. Aku bisa melihat halaman Andre yang penuh dengan tanaman. Memang indah bisa makan sambil memandangi alam. Kursi-kursinya berwarna putih, mejanya terbuat dari keramik berwarna keputihan. Di meja telah terhidang makanan yang bisa membuat sekitar satu hotel kenyang.

"Jangan malu, makanan sebanyak ini bukan hanya kita yang makan," suara itu datang dari bagian timur ruang makan.

Saat aku menenggok, aku melihat perempuan cantik dengan mata tipis dan rambut ber-highlight ungu sependek beberapa senti diatas bahu.

"Layla! Evelyn! Kita belum bertemu, nama aing Agita Ramya, panggil aja Gita. Dua puluh tiga tahun. Di sini, aing bekerja di laboratorium," Gita memperkenalkan diri.

"Panggil saja, Evy," kata Lyn sembari menarik kursinya.

"Kak Gita?" panggiku sambil mengamati oseng-oseng kacang panjang.

"Hm?" balas Gita sambil mengunyah makanan.

"Benda keputihan berbentuk lingkaran ini bawang atau daging atau telur?" tanyaku sambil menunjuk 'benda' yang kutusuk.

"Itu bawang," jawab Gita setelah menelan makanan.

"Syukurlah." Tanpa ragu, aku mengambil beberapa sendok. "Ah bagus, ini tidak perlu garam lagi." Itu adalah sebuah pujian.

"Makanlah sepuasnya, ini seperti all you can eat, tapi gratis." Gita tersenyum.

"Kak Gita," panggilku lagi.

"Apwa?" jawab Gita sambil mengunyah makanan.

"Apa yang kau lakukan di laboratorium?" aku bertanya.

"Ya, kami meneliti sesuai apa yang diminta Pak Gillespie. Kalau itu berkaitan dengan bekerjaan tentunya."

"KAMI? ADA BERAPA ORANG?" tanyaku dengan keras.

"Aing, Ditya, Hea, Pak Alfred, Pak Hideo, dan Pak Gillespie," Gita menghitung dengan jari.

"Wow... apakah kalian punya bidang masing-masing?"

"Pasti! Kebanyakan dari kami spesialitasnya di bidang kimia."

"Aku pasti akan mengunjungi laboratorium suatu saat."

[][][]

Ini kebun binatangnya?" Lyn sedikit kecewa karena 'kebun binatang' Andre tidak terlihat besar dari luar.

"Memang agak sempit, tapi tidak seberantakan kebun binatang alam."

"Kebun binatang alam?"

"Itu sama dengan hutan."

"Mana bisa Andre punya Ragunan di rumahnya? Sekaya apapun orang, pasti dia tidak menjadikan rumahnya sebagai tempat wisata, lebih wajar jika dia membeli tempat wisata."

ImPerfect Layla (DISCONTINUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang