Personal Guard

281 45 13
                                    

Jangan lupa spam komen gais

.

Enjoy

🌼

Sama seperti kemarin, udara yang sejuk mulai menusuk hingga ketulang, Jane mengenakan dress dan jubahnya dibantu oleh para maid, rambutnya pun di tata serapi mungkin.

"It's done your majesty"

Para maid berjalan mundur membiarkan Jane menatap dirinya di pantulan cermin. Perutnya masih rata, tak lama lagi perutnya akan membesar, ia berencana menemui seorang shaman untuk melihat apakah anaknya perempuan atau laki-laki.

Jane keluar dari kamarnya, berjalan anggun di sambut oleh beberapa pelayan dan juga guard. Ia duduk di kursi di samping raja.

"You sure want to come with me?" Timothée menegurnya, sedikit khawatir jika Jane ikut dengannya akan membuat kehamilan Jane terganggu.

"Yes, I want to see the execution."

Timothée berdiri saat beberapa dewan datang, Jane ikut berdiri mengikuti rombongan yang menuju lapangan yang tak jauh dari istana.

Para warga yang datang yang datang untuk melihat eksekusi membungkuk saat Jane dan Timothée datang dan menaiki sebuah panggung kecil dan duduk di kursi yang telah disediakan.

"Nell Weber, a thief, and a traitor. Will be beheaded as death execution and approved by King himself" seorang pengawal mengumumkan surat tuntutan dari raja.

Jane menatap lelaki yang berumur sekitar 40 tahunan itu, ia terus memohon ampun agar tak penggal oleh algojo.

"He's deserve it," Timothée berucap.

Nell Weber berlutut, menatap balok kayu yang menjadi peyangga kepalanya dengan nanar, menatap raja dan ratu mereka untuk terakhir kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nell Weber berlutut, menatap balok kayu yang menjadi peyangga kepalanya dengan nanar, menatap raja dan ratu mereka untuk terakhir kalinya.

Jane menutup matanya sesaat saat algojo mengayunkan kapak besar tajamnya, sekali ayun kepala Nell Weber terpisah dari tubuhnya, darah mengalir dari leher lelaki itu.

Jane menatap kearah Timothée yang masih menatap lekat kejadian didepannya, gadis itu segera menggenggam tangan Timothée dengan erat.

Timothée menundukkan wajahnya setelah beberapa detik, Jane tidak pernah sekalipun ikut dalam peradilan hukuman mati, ia tak pernah tahan melihat nyawa seseorang direnggut begitu saja.

"We done here, let's go," Timothée berdiri, Jane pun mengikuti lelaki itu disampingnya, berjalan untuk kembali ke istana.

+++

Timothée melepaskan jubahnya, perapian besar menghangatkan tubuhnya di ruang baca. Lelaki itu duduk di kursi besar di depan perapian, bersandar memijat kepalanya sebentar.

Lady Jane 👑 Jennie KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang