"Soobin, kamu gak mau nembak Beomgyu apa?" tanya Hyunjin menginterupsi kegiatan belajar Choi Soobin.
Maka dia pun mendapat delikan—sok—galak dari pemuda Choi.
Hyunjin justru menyimpulkan, berarti artinya 'tidak'. Dia pun mengganti pertanyaannya, "Soobin, memangnya kamu gak mau uwu-uwu-an gitu?"
"Apa sih? Gak jelas kamu. Lari keliling lapangan 7 kali sana." Soobin sewot.
"Hari ini aku gak kesiangan, ngapain lari di lapangan?"
Soobin menahan diri supaya gak khilaf menancapkan pena ke kepala Hwang Hyunjin. Ia pun memilih melanjutkan kegiatannya dibanding meladeni pemuda Hwang itu.
"Yah, udah digalakkin, dikacangin pula. Aqu gak pa-pa." kata Hyunjin bersamaan dengan Jaemin yang melintas, langsung diikuti Hyunjin dan dia pun malah laporan. "Jaemin, Soobin galak."
"Bagus, cowok itu memang harus tegas."
"Enggak gitu, Dilan."
Jidat Hyunjin digetok pakai botol minum yang dibeli Jaemin.
"Masa' Soobin marah-marah pas aku tanyain, 'dia gak mau nembak Beomgyu apa?'. Aku kan nanya baik-baik, biasanya kalau ditanya begitu dia gagap kayak kebelet beol sekarang malah sewot."
Jaemin hampir mau menyahut, tapi dia teringat suatu hal. "Oh, biasa kan dia kayak gitu, kan mau ujian suka tegang."
"Hah? Emang kapan ujian?"
"Kurang dari sebulan lagi sih."
"AHELAH, MASIH LAMA BANGET."
Soobin yang—jelas saja—mendengar percakapan Hyunjin dan Jaemin sedari tadi menyahut, "Hyunjin, kalau kamu bodoh, kamu bakal belajar dari sekarang." sahutnya.
Hyunjin ngicep mendengar balasan Soobin kemudian dia beralih ke Jaemin. "Berarti maksudnya, Soobin bodoh begitu?"
Soobin sudah berdiri dari duduknya siap melemparkan sesuatu pada Hyunjin, tapi atensinya teralihkan oleh pintu kelas yang dibuka dan panggilan.
"Hwang Hyunjin-nya ada?"
"SAYAAAAAAANGG," Hyunjin langsung melompat ke pintu kelas, selain demi menghindari hantaman Soobin juga mendatangi kekasihnya. "Seungminnie, kita ngobrol di luar aja ya?"
"Tapi aku kan cuman mau ngembaliin—" ucapan Seungmin terputus sebab Hyunjin sudah merangkulnya dan berjalan ke luar kelas.
Soobin menghela napas, mau gak mau dia kembali duduk di kursinya.
Jaemin pun mendekati mejanya. "Soobin,"
"Kenapa, Jaemin?" Soobin agak soft kalau sama Jaemin, soalnya Na Jaemin itu rada ngeri.
Puk Jaemin menepuk pundak Soobin. "Jangan kecapean belajar, bener kata Hyunjin, ujian masih lama."
Soobin terharu mendengar ucapan Jaemin, tapi—
"Kecuali kalau kamu punya 'penyemangat ujian' ya beda lagi ceritanya. Makanya... cepetan tembak Beomgyu."
Sama saja ternyata. ASDFGHJKL.
Lagi-lagi, pintu kelas kembali terbuka. Beda sama Seungmin yang langsung mencari keberadaan Hyunjin, cowok ini hanya celingukan malu.
Jaemin yang menoleh pun sadar dan langsung mendekati pintu. Soobin pikir pasti Jaemin mau berbasa-basi karena cowok itu terlihat pemalu.
Lagi-lagi dia salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shy Boy ╏ SooGyu ✓
Fanfiction[completed] Soobin yang super duper pemalu harus siap dikejar-kejar terus oleh Beomgyu. . . . "KAK SOOBIN!" "KAK SOOBIN GANTENG DEH!" "KAN SOOBIN IMUT BANGET!" "KAK SOOBIN MAU KEMANA?" "KAK SOOBIN LEBIH SUKA JIN ATAU AKU?" "KAK SOOBIN!"