6.Nothing Like Us

277 12 0
                                    

Haiiiii Anyeong 😘😘
Mommy Jimin come back lagi nih, setelah sekian lama bertapa mencari keajaiban, yeeekan 😄😄
Karena cerita Serendipity versi facebooknya udah kelar, jadi aku mau lanjutin bikin versi Wattpad nya nih 😁😁
Semoga suka sama karyaku yah 😘😘

"Boleh kah aku bertanya sesuatu padamu Oppa?", tanyaku pada Jimin yang saat ini tengah berkunjung di kediamanku, dia datang saat sore tadi tanpa mengabariku.

"Umm" tentu saja Soora",  ucap Jimin sembari meneguk coklat hangat kesukaan nya.

"Perusahaan Oppa bergerak di bidang apa?maksudku, apa perusahaanmu itu memang mengharuskan orang yang bekerja selalu pulang hingga larut malam seperti dirimu Oppa?", tanyaku polos.

Jimin tersenyum dan menarik ku pelan agar aku duduk di pangkuan nya, dia mengusap hidungku dan sedikit merapikan rambutku ke belakang telinga agar Jimin bisa melihat wajahku dengan sepenuhnya.

"Mengapa kau tiba2 bertanya seperti itu? Tapi baiklah, aku akan mengatakan semuanya padamu Soora, perusahaanku ini bergerak di bidang properti, mungkin lebih tepat nya Export-Import properti, perusahaanku mengirimkan berbagai macam model properti ke luar negeri, seperti Contoh nya pengiriman ke Jerman kemarin", ucap nya.

Aku hanya mengangguk pelan kemudian menggembungkan kedua pipi ku seakan-akan aku memahami semua yang baru saja Jimin jelaskan padaku dan Jimin yang melihatku bersikap demikian justru mengecup pipi ku gemas dan mencubit lembut dengan tangan kirinya.

"Mengapa kau begitu sangat menggemaskan Soora, kau benar-benar tidak terlihat seperti berusia hampir 24 tahun", ucap Jimin terkekeh.

"Apakah esok kau sibuk? Maksudku, esok kau bertugas hingga pukul berapa, Soora",? tanya Jimin sembari sesekali dia mengusap lembut pipiku.

"Kemungkinan aku akan bertugas hingga pukul 1 siang Oppa, memangnya ada apa?", tanyaku pada Jimin yang sejak tadi masih saja memandangiku.

" Umm" besok aku ingin kau menemaniku ke acara peresmian sebuah hotel milik sahabat ku, apakah kau bisa?", balas Jimin tersenyum.

"Mengapa sangat mendadak?Aku bahkan belum memiliki gaun, aku yakin pasti acara nya sangat mewah, bukan?", ucapku meracau tanpa henti.

Kudengar Jimin terkekeh dan kembali mengusap rambutku.

"Memang nya siapa yang meminta mu untuk memakai gaun,  kau hanya perlu menemaniku saja sayang", ucap Jimin.

"Benarkah?Tidak mungkin acara semewah itu aku hanya memakai pakaian yang biasa saja",  ucapku lagi dengan nada sedikit meninggi.

Jimin sedikit menghela nafas nya dan membopong tubuhku agar duduk di sofa karena memang  sedari tadi aku duduk di pangkuan nya cukup lama, aku bahkan sama sekali tidak menyadari sudah berapa lama aku duduk di pangkuan Jimin, mungkin paha nya sudah mulai kram.

" Intinya besok aku akan menjemputmu pukul tiga sore ",  ucap Jimin sembari mengusap kedua pipi ku lagi.

" Aku harus kembali ke kantor sekarang Soora,  kau istirahat lah dan jangan lupa mimpi kan aku", ucap Jimin lagi tersenyum khas dengan kedua matanya yang terpejam.

" Ini sudah pukul sembilan malam, apakah masih ada pekerjaan di kantormu, Oppa?", tanyaku penasaran.

"Sore tadi, aku belum sempat menyelesaikan pekerjaan ku di kantor, karena aku begitu sangat merindukanmu, jadi aku memutuskan untuk menemuimu lebih dulu, Soora", balas Jimin tersenyum sembari menyalakan mesin mobil nya dan berlalu pergi dari halaman rumahku.

****

Siang ini aku selesai bertugas sekitar pukul setengah satu siang,  aku benar-benar sangat lelah, dan mungkin karena terlalu lelah aku dengan reflek meregangkan otot-otot di pinggang ku sembari mengangkat kedua tanganku ke atas dan juga menguap dengan santainya tanpa beban.

❤️ Serendipity ❤️ 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang