Aku dan Jimin menepati janji kami untuk meminum coffee hangat bersama senja ini, dia benar-benar menemuiku di rumah sakit dan menungguku hingga selesai bertugas.
Setelah menunggu hampir satu jam akhir nya aku pun keluar dan menemui nya yang sejak tadi sudah menungguku."Apakah kau sudah siap berkencan denganku, Soora?",tanya Jimin tersenyum khas dengan mata nya yang terpejam.penampilan hanya hari ini begitu casual namun tetap terlihat sexy dengan celana jogger dan sweater navy nya.
"Umm",balasku tersenyum sembari mengangguk pelan tanpa berani menatap wajah nya.
"Aku sangat menyukai senyummu, Soora", ucap Jimin lagi dengan senyuman nya yang menggoda.
"Apa Oppa sudah lama menungguku? ", tanyaku pada Jimin mencoba mengalihkan perhatiannya agar tidak terus berbicara konyol.
"Tidak terlalu lama, mungkin baru sekitar 1 jam yang lalu, Soora",balas Jimin sembari dia menyalakan mesin mobil nya dan bergegas menuju kedai yang ia janjikan padaku beberapa waktu yang lalu.
"Mengapa kau terlihat gugup seperti itu Soora, apakah ini adalah kencan pertama mu dengan seorang pria?", tanya Jimin di sela-sela aktifitas nya menyetir dan kulihat dia menahan senyumnya yang jelas menggodaku.
"Apa?aku sama sekali tidak gugup, itu hanya perasaanmu saja, Oppa", balasku dengan mencoba tenang agar tidak terlihat gugup di hadapan nya,tapi Jimin memang sialan dan situasi ini benar-benar menyebalkan sekali.
Setelah sekitar tiga puluh menit akhir nya Jimin pun menepikan mobilnya dan berhenti di sebuah halaman kedai coffee sederhana bernuansa vintage yang sangat nyaman dan jauh dari hiruk pikuk nya jalanan.Cuaca hari ini memang sangat dingin dan benar-benar tidak bersahabat.
"Bukankah hari ini sangat dingin?Rasanya aku ingin sekali memeluk seseorang agar tubuhku merasa sedikit hangat", ucap Jimin sembari dia keluar dari mobil dan meregangkan otot-otot di pinggang nya.
Sesekali aku memandangi setiap sudut kedai coffee yang letak nya tepat di depan sungai kecil ini, suasana nya begitu tenang dan sangat nyaman.
"Suasana di kedai ini sangat menenangkan, apakah Oppa sudah terbiasa mengunjungi tempat ini?", tanyaku pada Jimin yang kini tepat berada di sampingku.
Jimin mengangguk pelan dan tersenyum.
"Tidak juga, aku akan berkunjung ke kedai ini jika fikiranku sedang kacau karena masalah pekerjaanku di kantor yang hampir setiap hari membuatku frustasi, Soora",balas Jimin sembari tangan kanan nya menggenggam tanganku dan menuntun nya untuk memilih tempat duduk yang tepat menghadap ke arah sungai.
"Teh dan coffee di kedai ini rasanya begitu sangat sederhana,namun tetap nikmat dan pasti akan membuatmu merasa ketagihan",ucap Jimin meyakinkanku.
Aku hanya membalas nya dengan senyuman simpul sembari sesekali meregangkan otot-otot di leher dan bahuku yang begitu terasa sangat berat.
"Aku punya sesuatu untukmu, Soora", ucap Jimin yang bergegas menuju mobil nya dan kembali dengan membawa sebuah syal berwarna biru muda yang entah sejak kapan dia menyiapkannya.
"Suasana hari ini sangat dingin, aku tidak ingin kau merasa kedinginan dan juga tidak nyaman ketika bersamaku, Soora",ucap Jimin lagi dan tiba-tiba dia memakaikan syal nya di leherku dengan sangat hati-hati, dia juga merapikan rambutku yang sedikit menutupi wajahku.
Aku sempat tertegun dan terkejut dengan perlakuan nya ini, dia benar-benar sangat manis dan pandai sekali memperlakukan wanita.Entah memang dia tipe pria penggoda atau aku saja yang merasa terlalu di istimewakan oleh nya.
"Syal ini sangat cocok untukmu, sebelum aku menemuimu tadi,aku memang menyempatkan diri berkunjung ke sebuah toko syal di dekat rumah sakit dan aku langsung mengingatmu, Soora", ucap Jimin lagi mulai menceritakan dari mana dia mendapatkan syal nya yang kini berada di leherku.
KAMU SEDANG MEMBACA
❤️ Serendipity ❤️ 🔞
Ficción General( No Copast, please) 😊😊😊😊 Park Jimin adalah CEO muda sekaligus seorang mafia berdarah dingin yang jatuh cinta pada dokter muda berusia 23 tahun bernama Yoo soo ra, mulai dari pertemuan yang manis hingga konflik pembunuhan sadis mewarnai kehidu...