7. Serendipity

221 12 0
                                    


Aku tuh suka banget sama episode ini 😍😍

Semenjak kejadian di pesta malam itu, entah mengapa Jimin menjadi lebih sering untuk menghubungiku, bahkan hari ini dia sudah beberapa kali mengirimkan pesan sejak pagi tadi hanya sekedar menanyakan hal yang sebenarnya sangat biasa dan itu terus saja berulang kali. Sepertinya pria berbibir tebal itu memang sengaja memberikan perhatian extra kepadaku agar aku bisa melupakan kejadian di malam yang menyebalkan itu.

"Apakah kau dan pria tampan itu tidak ingin merencanakan sebuah kencan yang romantis dan juga panas, Soora?", tanya Moonji tiba-tiba dengan wajahnya yang terus saja menatap tajam ke arahku tanda dia benar-benar tengah menggodaku saat ini.

Aku sempat terkejut dengan pertanyaannya yang sangat konyol dan menyebalkan itu.

"Ada apa denganmu Eonni? Mengapa kau harus menanyakan hal seperti itu padaku?", balasku dengan kedua pipiku yang sedikit memerah karena malu.

Kulihat Moonji sempat tertawa dengan suara yang keras namun sedikit di tahan oleh telapak tangannya.

"Mengapa kedua pipimu menjadi merah merona seperti itu, Soora? Bukankah pertanyaan seperti ini sudah biasa", ucap Moonji lagi.

"Aku dan Jimin akhir-akhir ini tengah sibuk dengan pekerjaan kami masing-masing, dan itu menjadikan kami sedikit sulit hanya untuk sekedar bertemu, Eonni", balasku.

Kulihat Moonji menganggukkan sedikit kepalanya sembari menatapku kembali.

"Pria tampan itu benar-benar sangat menggoda dan misterius, dia bahkan bisa terlihat begitu sexy dan menggemaskan di waktu yang sama, Apakah kau dan pria tampan itu sudah berencana menikah dalam waktu dekat ini, Soora?",tanya Moonji lagi mengejutkan.

"Apakah kau tidak pernah membayangkan ketika pria tampan itu tengah bertelanjang dada? pasti sangat terlihat sexy saat dia tengah membuka kancing kemejanya yang transparan satu per satu kemudian menampilkan dadanya yang bidang dan juga hot, aku yakin pasti dia sangat menggoda dan juga sangat sexy", ucap Moonji lagi tanpa jeda dengan expresi yang terlihat sangat menggelikan di mataku.

"Arah pembicaraanmu benar-benar sudah mulai tidak jelas, kufikir lebih baik aku pergi saja memeriksa pasien ku",balasku pada Moonji sembari bergegas dari tempat itu dan meninggalkan Moonji yang masih tertawa melihatku mulai salah tingkah.

Namun baru saja aku berjalan beberapa langkah di lorong rumah sakit, tiba-tiba saja ponselku berdering tanda sebuah panggilan masuk.

"Hari ini langit begitu sangat gelap, apakah kau tengah bersedih karena merindukanku, Soora?", tanya Jimin dibalik telfonnya.

Aku dan Jimin memang sudah hampir satu minggu tidak bertemu, karena dia begitu sangat sibuk dan jadwalku sendiri di rumah sakit memang lumayan padat dan mengakibatkan aku selalu pulang hingga larut malam.

"Langit gelap itu pertanda akan turun hujan, Apakah kau tidak tahu? Apakah aku harus menjelaskannya kepadamu, Oppa?", balasku sedikit kesal.

Kudengar suara Jimin terkekeh dengan lumayan kencang mendengar ucapanku.Jimin memang selalu terkekeh ketika aku sudah mulai menggerutu dengan logat busanku yang sangat kental di setiap kosa katanya.

"Kita sudah hampir satu minggu tidak bertemu, apakah kau tidak merindukanku, sayang?Karena masalahnya, saat ini aku sendiri begitu sangat merindukanmu",ucap Jimin lagi.

"Bisakah kau berhenti merayuku?malam ini aku bekerja hingga besok pagi,karena ada beberapa pasien yang harus ku tangani, jadi aku akan sangat sibuk hingga mungkin aku tidak akan sempat memegang ponsel dan menghubungimu, Oppa", balasku mengalihkan pembicaraannya yang mulai konyol kemudian aku menutup ponselku.

❤️ Serendipity ❤️ 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang