4...

1.6K 179 32
                                    

Setelah selesai sarapan dan membereskan semua peralatan makan tadi, mereka semua sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Seperti Hyunjin yang lagi goleran di ruang tamu sambil nonton tv bareng Minho dan Changbin yang duduk di sofa.

"Arrggghhh, bosen gue," kata Hyunjin frustasi sambil guling-guling. "Ajak gue jalan-jalan gitu, Kak," lanjutnya.

"Ngajak lu? Jalan-jalan? Haah! Ogahh.. Habis ludes duit gue ntar," jawab Minho.

"Halah, Kak. Ntar juga gue ganti. Gitu amat dah sama cogan," jawab Hyunjin lagi sambil cemberut.

Uhukk.. Uhukk

Tiba-tiba Changbin yang lagi minum keselek mendengar ucapan Hyunjin barusan.

"Cogan? Iya cogan. Cowok ganjen," sahut Changbin setelah batuknya mereda.

Hyunjin menutup wajahnya dengan bantal sofa.

Tiba-tiba Felix datang dengan suara nyamuknya lagi. Minho sama Changbin langsung melempar tatapan tajamnya ke arah Felix. Felix yang mendapat tatapan tajam dari kedua kakaknya itu cuma bisa cengar-cengir sambil garukin tengkuknya yang nggak gatal.

"Gue terlalu ganteng ya? Makanya diliatin terus," kata Felix dengan tampang nggak bersalah.

"Ganteng kok burik. Eww," jawab Minho, dan raut wajah Felix langsung berubah.

"Shuttt," tegur Changbin sambil melirik Minho. Dan Felix langsung pergi ke kamarnya.

🍁🍁🍁

Woojin lagi bantuin Jeongin beresin kamarnya. Jeongin itu emang susah dibilangin. Dia biasanya nggak mau beresin kamarnya sendiri. Tapi dengan sabarnya, kakaknya ada aja yang mau bantu beresin kamar dia.

Saat Woojin membereskan buku-buku yang berhambur di meja belajarnya Jeongin, ia menemukan sebuah kertas yang bertuliskan kata—

"Diam bukan berarti kalah?" Woojin membacakan isi dari kertas tersebut yang bertuliskan dengan darah. Jeongin yang mendengar Woojin membaca kertas tersebut pun langsung menghampirinya.

"Kak?"

"Maksudnya apaan, Jeong?"

"Jeongin nggak tau, Kak. Jeongin nemu itu tadi malam pas mau pipis di toilet bawah."

Woojin diam. Ia yakin kalau Jeongin nggak mungkin ngelakuin hal begini. Tapi ntah kenapa perasaan Woojin selalu nggak enak, dan kayak ada yang mengganjal gitu.

"Jeongin harus lebih hati-hati. Kakak gak mau Jeongin kenapa-kenapa," kata Woojin dan Jeongin ngangguk.

"Kakak tinggal ya? Jeongin bisa kan beresin sisanya?" lanjut Woojin dan dibalas anggukan kepala lagi oleh Jeongin.

"Bisa kok, Kak."

Setelah itu, Woojin pergi dari kamar Jeongin. Sementara Jeongin melanjutkan kegiatan bersih-bersih kamarnya.

Tapi setelah beberapa saat, Jeongin memutuskan untuk pergi ke kamar Felix yang ada di sebelah kamarnya.

Dari pintu kamar Felix yang sedikit terbuka, Jeongin mengintip kegiatan Felix yang agak mencurigakan.

"Kak Felix kok mainan pisau sih?" monolog Jeongin.

"Haduhhh!! Bingunggg.. Gimana sih ini motong tanemannya?" kata Felix sambil ngelempar badannya ke kasurnya. Tapi sayangnya gak pas sama kasurnya. Dan berakhirlah dia jatuh ke lantai.

"Awwww.. Huwaaaa sakittt!!!" rengek Felix sambil megangin pantatnya yang menghantam lantai tadi.

Jeongin ketawa. Lalu setelahnya ia masuk ke kamar Felix.

Psychopath SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang