(2)

72 11 5
                                    

~Devan POV~

Sebelumnya perkenalkan namaku Muhammad Devan Anjasmara, teman-temanku sering memanggilku Devan, aku adalah seorang mahasiswa program pasca sarjana Prodi Magister Manajemen di salah satu universitas ternama di Jakarta, selain sebagai seorang mahasiswa aku adalah seorang CEO di salah satu perusahaan terbesar di Jakarta, yaah posisiku sebagai CEO tidak lain dan tidak bukan adalah karena ayahku adalah direktur di perusahaan ini, perusahaan yang dibangun oleh ayahku dari nol sampai bisa sebesar ini.
Dan aku adalah putra tunggal dari keluarga Anjasmara, keluargaku sangat kaya hanya saja aku tidak merasakan bahagia yang seutuhnya, ibuku sudah lama meninggal tepatnya ketika umurku 13 tahun, tepat dihari aku menerima rapor ku dan UN ku dengan nilai-nilaiku yang dapat dikatakan sangat istimewa bahkan aku mendapat posisi pertama di kelasku. Ibuku mengalami kecelakaan ketika hendak menghadiri acara pembagian rapor ku, hari itu aku sangat terpukul bahkan duniaku seakan runtuh, tapi lambat laun aku mulai dapat mengikhlaskannya, aku tahu kematian adalah takdir yang tidak dapat diubah lagi. Dan mengenai ayahku, sejak kematian ibuku hingga saat ini ayahku belum atau tidak akan menikah lagi, ketika aku mengutarakan pendapatku bahwa aku rela jika ayahku menikah lagi, akan tetapi ada satu jawaban ayahku yang membuatku terkesima " Ayah tidak menikah lagi bukan karena ayah takut kamu tidak setuju nak, hanya saja ibumu berbeda, ibumu yang mampu membuat ayah jatuh cinta, ayah tidak dapat mencintai wanita lain selain ibumu". Baiklah kata-kata itulah yang membuatku berpikir berulang-ulang bahwa pernikahan adalah suatu hal yang sangat sakral dan sangat suci, bahkan tidak dapat terlupakan seumur hidup. Dan mengenai usiaku baiklah usiaku menginjak 25 tahun ini adalah tahun terakhirku kuliah, dan aku akan segera wisuda pula di tahun ini, yaa itu mimpiku agar cepat tamat dan hanya memfokuskan diriku pada perusahaan ayahku, dan aku lupa satu hal lagi yang membuatku mulai kalang-kabut, apalagi kalau bukan masalah jodoh, sebenarnya masalah jodoh tidaklah terlalu memusingkan ku karena umurku juga masih tergolong muda hanya saja teman-temanku sudah mulai mewanti-wantiku perihal jodoh karena mereka tidak pernah melihatku membicarakan wanita apalagi menggandeng wanita ketika berkumpul dengan mereka, bukan aku memiliki riwayat penyakit tidak menyukai lawan jenis hanya saja bagiku suatu hubungan dapat dikatakan serius apabila sudah sah
Melalui ijab qobul ya itu prinsip hidupku. Dan perihal jodoh ini aku pasrahkan kepada Sang pembolak-balik hati manusia ya rabb ilahi, karena aku yakin jodoh tidak akan pernah salah alamat, ya kalau salah alamat berarti bukan jodohku. Hehe
.
.
.
.
.

Gimana bagian keduanya?
Boleh di vote and koment yaaa. :')
Semoga suka 🍃
Dan selamat membaca 📚📖
Big thanks 🥰

JODOHKU Followers Instagram KUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang