PROLOG

97.2K 5.1K 394
                                    

"Namanya Alsen," ujar Romeo. "Dia yang akan menjagamu selagi aku sibuk di luar negeri."

Flora mengerjap, sudut matanya melirik pria muda bersetelan kemeja putih dan jas hitam yang berdiri tegak di samping Romeo. Pria itu mengangguk hormat dengan wajah datar dan tanpa senyuman. Mata tajamnya menyiratkan keangkuhan.

Napas Flora terengah-engah, ia membenci kehadiran pria itu. Ia pun meraih jambangan kristal dan mengangkatnya tinggi-tinggi, lantas membanting benda antik itu hingga hancur. Kepingan-kepingan kristal berhamburan ke segala arah.

"Flo!" Romeo berteriak emosi, mencekal pergelangan tangan saudara kembarnya. "Tidak bisakah kau bersikap tenang sedikit?"

Flora mengempaskan tangannya hingga terlepas dari genggaman Romeo. Mundur selangkah, wajah sayunya semakin memerah menahan emosi.

"Bagaimana aku bisa tenang? Papa dan Mama baru saja meninggal. Dan kau memasukkan orang asing itu ke rumah ini!" Telunjuknya mengarah tepat ke wajah Alsen.

"Dia bukan pria asing sembarangan, Flo! Dia seorang bodyguard terlatih!"

"I don't care! Masa bodoh, aku tidak membutuhkannya! Suruh dia pergi sekarang juga!"

"Flo, mengertilah." Romeo menurunkan nada suara, menyentuh kedua bahu Flora dengan lembut. "Saat ini hanya kita yang tersisa, dan tidak menutup kemungkinan pembunuh-pembunuh itu juga sedang mengincar nyawa kita berdua."

"Kau yang seharusnya mengerti! Dalam keadaan seperti ini aku membutuhkan kakakku! Bukan pria asing!"

Sudah tidak bisa diterka bagaimana perasaan Flora saat itu. Rasa sedih karena kehilangan kedua orang tua, dan sekarang ia semakin tertekan dengan kehadiran pria dingin yang akan menjaganya. Sementara Romeo sibuk mengurus perusahaan. Kakak macam apa itu?

Flora menatap tajam pada Romeo, lantas melempar tatapan penuh kebencian pada Alsen. Hanya beberapa detik, karena detik selanjutnya ia berlari menaiki tangga menuju kamarnya. Sungguh, ia ingin menangis sekencang-kencangnya.

"Flora! Setidaknya sampai aku tahu siapa pembunuh Mama dan Papa!"

Gadis itu mengabaikan seruan kakaknya, terlanjur kecewa. Ia mempercepat langkah dan membuka pintu kamar. Baru saja akan menutupnya lagi, sesosok tubuh tinggi tegap terlebih dahulu menyelinap masuk dengan sikap waspada.

"Apa yang kau lakukan di kamarku, pria bodoh?" teriak Flora.

"Saya hanya ingin memastikan kamar ini aman untuk Anda, Nona."

"Bertahun-tahun aku tinggal di kamar ini. Kau tidak usah sok tahu."

Alsen tidak menjawab. Kembali melangkah dan memeriksa setiap sudut kamar sembari memegang pistol di tangan. Mata tajamnya awas menelisik ke segala arah, mengantisipasi kalau-kalau ada bahaya yang mengincar nyawa majikannya.

"Aku memecatmu detik ini juga! Pergilah!"

Lagi-lagi Alsen tidak mengacuhkan seruan Flora. Membuka pintu kamar mandi dan kembali fokus pada tugas. Flora mendengus, berjalan di belakang Alsen seperti anak ayam membuntuti induknya.

"Aku memecatmu! Apa kau tidak punya telinga?"

Tanpa menoleh, Alsen menjawab cepat, "Saya bekerja pada Tuan Romeo, maka hanya dia yang bisa memecat saya."

Flora kehabisan ide. Kalau saja ia bisa mendorong tubuh pria dingin ini dari atas balkon kamar. Atau memukul kepalanya dengan besi, mungkin? Bagaimana jika merebut pistol dari tangannya dan tembak dia tepat di jantungnya?

"Aku sama sekali tidak membutuhkan perlindunganmu!" Flora menepuk pundak Alsen.

Terlatih oleh sikap waspada, tepukan di pundak kirinya membuat Alsen berbalik dan mendaratkan moncong pistol tepat di dada Flora.

Tubuh Flora gemetar, merasa ngeri. Jika saja Alsen menarik pelatuknya, maka Flora akan terbunuh detik itu juga. Ia mendongak, bertatapan dengan mata setajam elang milik Alsen.

"I will protect you, until I die," desis Alsen. Bergerak satu langkah ke kanan dan pergi meninggalkan Flora.

"Romeo! Pecat dia sekarang juga!" Pintu kamar mandi berdebum keras.

***

To be Continued
28-01-2020

Hai, apa kabar?

Berhubung aku masih sibuk nulis di KaryaKarsa, kali ini aku mau repost The Shadow of Black Rose sampai tamat di Wattpad.

Ada yang lagi baca ulang? Atau pembaca baru?

Btw bulan Januari nanti novel The Shadow of Black Rose akan cetak ulang. Yang kemarin belum kebagian, siap-siap nabung dari sekarang ya.

Yuk baca ceritaku juga yang eksklusif hanya dipublish di KaryaKarsa.

Yuk baca ceritaku juga yang eksklusif hanya dipublish di KaryaKarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Shadow of Black RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang