Btw cerita ini sudah ada di Play Store ya. Yang udah gak sabar pengen baca duluan, bisa langsung beli di sana
***
Alsen menendang ban depan mobil. "Mereka mengempiskannya."
"Hah? Lalu bagaimana cara kita pulang?"
Alsen mengedarkan pandangan, lantas matanya tertuju pada hotel yang letaknya tidak jauh dari butik. "Ikut saya."
Lagi-lagi Flora harus mengikuti langkah Alsen. Ia menggerutu kesal, dengan gaun pengantin seperti ini, Flora terlihat seperti seorang mempelai wanita yang sedang melarikan diri dari pernikahannya.
Flora membelalakkan mata, ternyata Alsen membawanya ke lobi hotel. Namun, gadis itu tidak berani membantah, atau mereka akan menjadi pusat perhatian para pengunjung hotel. Ya, meski pemandangan seperti ini pun pasti terlihat janggal di mata orang lain.
"Semoga bulan madu kalian berjalan lancar, Tuan dan Nyonya." Resepsionis tersenyum seraya memberikan card lock pada Alsen.
Sepanjang perjalanan menuju kamar hotel, Flora menggerutu panjang lebar. Seperti biasa, Alsen tidak menanggapi. Membiarkan Flora mengoceh sampai bosan.
Alsen meletakkan card lock di kotak sensor, lalu mempersilakan Flora masuk terlebih dahulu. Kemudian, ia menyusul setelah memastikan lorong kamar dalam kondisi aman.
"Kau! Apa kita juga akan tidur satu kamar?" Flora menunjuk wajah Alsen dengan emosi.
"Lalu? Apa saya harus berada di kamar lain dan membiarkan penjahat itu dengan leluasa mengeksekusi Anda?"
"Kau jelas memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Kenapa kau memilih menginap di hotel, bukankah kita bisa naik taksi?"
"Perlu Anda ketahui, mereka lebih pintar dari Anda. Tidak menutup kemungkinan mereka sudah menyiapkan banyak taksi sebagai modus untuk menculik Anda."
"Jika kau memang bodyguard terlatih, kau bisa menjagaku dari lobi hotel, bukan berada di kamar yang sama seperti ini."
"Maaf, Nona. Saya tidak punya pilihan lain. Kita tidak tahu rencana apa yang sudah mereka siapkan. Ada baiknya kita menunggu sampai besok pagi saat hari sudah terang. Saya akan menelepon orang untuk mengganti ban mobil."
Flora mengusap wajah kasar, sulit menerima kenyataan. Ia tidak pernah membayangkan sebelumnya, jika hidupnya yang selama ini baik-baik saja mendadak berbalik seratus delapan puluh derajat.
Jika memang benar seseorang sedang berusaha menghabisi keluarganya, lalu siapa dalang di balik semua ini? Atas dasar apa? Apa semasa Papa dan Mama hidup, mereka menyembunyikan sesuatu? Karena setahu Flora, Papa orang baik.
"Anda bisa beristirahat di tempat tidur, Nona Flo. Saya akan menjaga Anda di sini."
"Aku tidak akan tidur. Aku tidak ingin mengambil resiko jika kau berbuat macam-macam padaku. Astaga, mimpi apa aku semalam sehingga harus terjebak bersamamu dengan gaun pengantin seperti ini."
"Anggaplah ini sebuah simulasi," ucap Alsen datar.
"Simulasi?"
"Barangkali suatu saat nanti Anda ingin melarikan diri dari pernikahan Anda."
Flora melemparkan bantal sofa ke wajah Alsen, tetapi pria itu dengan sigap menangkapnya. "Kalau saja aku punya wewenang untuk memecatmu!"
Gadis itu beranjak ke lemari di sudut kamar, memeriksa apakah ada pakaian yang bisa ia kenakan. Dan hanya bisa berteriak kecewa saat ia hanya menemukan 3 buah bathrobe yang menggantung di sana. Ia melempar tatapan tajam pada Alsen.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Shadow of Black Rose
RomansaPeristiwa pembunuhan kedua orang tuanya, membuat Romeo bersikap waspada. Ia pun menyewa seorang bodyguard terlatih untuk melindungi saudara kembarnya, Flora. Namun, Flora justru membenci kehadiran sang bodyguard. Ia merasa kehidupan pribadinya mulai...