SEVEN

10 2 0
                                    

Alvy POV

Aku tertegun saat gadis yang ku pandangi di Trans Studio Bandung berada di depan kelas memperkenalkan dirinya. Dengan wajah datar. Wajahnya masih cantik, walau ada lebam di pelipis matanya dan hidung yang di tempeli plester berwarna putih, dan sudut bibirnya juga ada luka serta darah yang telah mengering. Tangan kanannya di gips dan menggunakan penyangga. Rambutnya di gerai, dan berwarna coklat gelap. Matanya juga berwarna coklat tapi terang. Kulitnya seputih susu, dia tinggi dan memakai tas selempang, dia juga memakai beberapa gelang. Dan sepertinya dia tomboi. Gadis tomboi yang cantik menurutku.

"Hai, nama gue Arabella Archie Archana. Kalian bisa panggil gue Bella atau Hana. Pindahan dari SMP di Jakarta." kata Bella. Wajahnya sangat datar, seakan yang ku temui di Trans Studio Bandung adalah orang yang berbeda dengan Bella yang berdiri di sana.

Lalu Rio mengangkat tangannya. Dan semua orang menoleh padanya.

"Ya, Rio. Ada apa?" tanya Bu Beta.

"Bu, saya mau tanya sama Bella." ujar Rio.

"Ya silahkan." kata Bu Beta.

"Bella, lu kenapa kok bisa ancur gitu penampilan lu."

"Gue mengalami kecelakaan motor. Motor gue rusak berat dan sedang dalam perbaikan. Kenapa? Mau biayain perawatan gue?" balas Bella. Sontak semua orang kaget dengan jawaban Bella yang dengan wajah datar namun terkesan kasar dan menyindir, lalu tatapannya beralih ke luar jendela.

Rio hanya terdiam sejenak. Seperti dia sedikit syok atas jawaban Bella.

"Bella, kamu bisa memilih tempat duduk. Kamu bisa duduk di samping Alvy yang duduk di pojok sana atau Ferdi yang berada di barisan ke kedua dari belakang."

Bella terlihat memperhatikan aku dan Ferdi kemudian dia melangkahkan kakinya menuju bangku Ferdi, tapi ku lihat di saat ia melangkah selalu melihat ke aku. Atau hanya perasaanku? Entahlah.

Aku memperhatikan dirinya yang duduk kemudian melepaskan tas selempangnya ke meja. Sepertinya ia tahu aku memperhatikan dirinya, terbukti ia langsung menoleh tiba-tiba dan aku langsung gugup dan pura-pura membaca buku yang posisinya terbalik membuatku langsung memperbaiki posisi buku itu, lalu dengar dia terkekeh dan melihat ke depan lagi.

Lalu pelajaran di mulai, ku lihat dia menggunakan tangan kirinya untuk menulis. Apa dia kidal? Batinku.

Aku sesekali melirik dia yang duduk sebangku dengan Ferdi. Ferdi terlihat sesekali meliriknya juga. Wajar sih bagiku, dia memang cantik dan mungkin paling cantik di sekolah ini. Bukan hanya aku dan Ferdi yang melirik Bella tapi seluruh orang melirik dan memperhatikan Bella.

Saat bel istirahat berbunyi semua orang langsung menghentikan aktivitas menulisnya.

"Baiklah anak-anak, kalian boleh beristirahat." kata Bu Beta kemudian dia pergi. Dan mendadak meja Ferdi dan Bella di kerubungi beberapa orang.

"Bella, lu punya pacar gak?" tanya Rendi.

"Eh, lu dulu tinggal di daerah mana?" tanya Kia.

"Lu anak ke berapa?" tanya yang lainnya.

"Bell, lu pake lotion apa?"

Who Are You:Arabella? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang