TWO

17 7 2
                                    

Alvy melakukan rutinitas pagi seperti biasanya. Bangun tidur, sholat, mandi, berangkat sekolah. Sesampainya di sekolah hanya berdiam diri memperhatikan teman-teman sekelasnya yang berdatangan kemudian duduk dan mengobrol dengan teman yang lain. Alvy hanya mencuri dengar pembicaraan mereka tanpa bisa ikut berbicara.

Bel berbunyi, tanda pelajaran pertama akan di mulai. Dan yang masuk adalah guru perempuan yang kemarin memperkenalkan diri dengan ramah. Dia adalah guru Matematika yang terkenal galak, padahal bagi Alvy wajah guru itu sangat cantik dan terlihat lemah lembut.

"Baiklah anak-anak, selamat pagi." sapa Bu Beta.

"Selamat pagi, Bu." jawab murid kelas 7 B dengan serentak. Bu Beta tersenyum kemudian duduk dan diikuti oleh muridnya. Setelahnya Bu Beta mengabsen muridnya, dan pelajaran pun di mulai.

Alvy sangat menyukai cara Bu Beta mengajar. Tidak tergesa-gesa dan tidak terlalu lambat. Dia tegas dan sangat disiplin. Jika tidak mengerti, Bu Beta akan menjelaskan sekali lagi dengan baik. Jika masih tak dapat mengerti, silahkan baca buku. Dan setiap akhir jam sebelum bel pergantian pelajaran. Bu Beta selalu mengadakan kuis singkat tentang pelajaran tadi.

Setelah memberi salam dan Bu Beta pergi. Semua murid yang tadi tegang langsung duduk dengan lesu. Bahkan ada yang langsung bergosip soal Bu Beta.

"Eh pada tau gak, kalau Bu Beta itu termasuk guru terkiller yang di miliki SMP Kencana ini. Dia gak bakalan segan-segan untuk menghukum murid yang berani membangkang perkataan dia, bicara di kelas, makan di kelas, gak ngerjain tugas dari dia." kata Dilla biang gosip kelas.

"Lu kata siapa?" tanya Tria.

"Ih, kata Kak Tika. Dia kan pernah diajar Bu Beta pas kelas 7 dulu." jawab Dilla. Semua temannya langsung bergidik ngeri.

"Iih, serem deh." timpal Kia. Diangguki teman-temannya.

"Eh, bubar-bubar. Ada guru!" pekik Rara. Lalu semuanya tunggang langgang berlari ke bangku masing-masing.

"Selamat pagi, Anak-anak." sapa Pak Lio.

"Pagi, Pak." balas murid serempak.

"Baiklah, perkenalkan nama Bapak adalah Lio dan akan mengajar pelajaran Fisika pada kalian. Apakah kalian sudah belajar semalam?" tanya Pak Lio.

"Sudah, Pak." jawab murid serentak. Pak Lio tersenyum kemudian mengangguk, pelajaran pun di mulai sampai bel istirahat menginterupsi semua orang untuk berhenti sejenak.

"Baiklah karena sudah bel istirahat, kalian bisa beristirahat. Silahkan." kata Pak Lio sambil merapikan bukunya. "Tak perlu beri salam." tambah Pak Lio ketika melihat Alvy berdiri. Dan semua murid langsung tumpah ke luar.

"Mau saya bantu, Pak?" tanya Alvy. Pak Lio tersenyum lalu mengangguk.

"Tolong bawakan beberapa buku ini ke atas meja saya." pinta Pak Lio. Alvy segera melaksanakan tugasnya.

"Dih, caper banget tu Alvy." bisik Claudia.

"Iya, bener banget. Jijik banget gue liatnya." timpal Shila.

Cuekin aja... cuekin... pura-pura gak denger batin Alvy menginterupsikan otaknya agar tak perlu memusingkan kata-kata teman-temannya.

"Terima kasih ya, Alvy. Silahkan kalau mau beristirahat." kata Pak Lio. Alvy mengangguk.

"Kalau begitu saya permisi dulu, Pak." pamit Alvy. Pak Lio mengangguk. Dan Alvy segera melesat ke kantin, dan ternyata benar di sana sudah ada Roni dan gengnya. Dia segera mendekat.

"Dari mana aja sih lu. Lama banget ke sininya!" teriak Martin. Alvy kicep dan terus menunduk takut.

"Ma–maaf, Kak." ujar Alvy terbata.

Who Are You:Arabella? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang