NINE

12 2 2
                                    

"Bella." panggil Rendi. Bella yang sedang berjalan di koridor sekolah segera menoleh.

"Ya, Ren?"

"Kak Roni nyari."

"Oh, dia di mana?"

"Di kantin."

"Oke. Gue ke kantin setelah ngambil iPod gue yang ketinggalan di kelas."

"Jangan! Kita langsung ke kantin aja." tarik Rendi dan Bella menurut saja. Dan sesampainya di sana ia tercengang. Karena Roni berlutut di hadapannya sambil menggenggam sebuket bunga mawar merah. Bella mengernyitkan dahinya.

"Bella, will you be mine?"

Bella mengambil buket bunga itu, memandangi sebentar kemudian berjalan melewati Roni yang tercengang. Lalu Bella memberikan buket itu pada Metta.

"Ini untuk Kak Metta, gue gak berhak memilikinya." begitu kata Bella. Membuat semua orang membeku di tempat. Metta perlahan menerima buket bunga itu dengan mata berkaca-kaca. Roni langsung berdiri dan menarik Bella. Dan Bella langsung membalikkan badannya.

"Apa maksud lu ngasih buket bunga itu ke Metta?" tanya Roni tajam. Bella mengangkat bahunya dan menjawab dengan santai.

"Gue udah punya pacar, Kak. Orang yang lu liat beberapa hari yang lalu itu pacar gue."

Roni langsung terdiam, wajahnya memerah entah karena malu atau karena marah. Lalu dia menatap Alvy yang terpaku mendengar jawaban Bella. Dan Roni berderap melangkah pergi, ada beberapa yang menahan tawanya, sisanya mengatai Roni.

Sukurin lu batin salah satu dari mereka.

☆️☆️☆️☆️☆️☆️

Bencana pun terjadi sejak saat itu. Bella di benci oleh Roni dan komplotannya, begitu juga Alvy. Dia menjadi di suruh ini itu oleh Roni. Salah satunya adalah mengerjakan pr, dan membawa makanan yang di pesan Roni.

Dan Bella juga kesal pada Alvy. Karena membocorkan semua informasi pada orang yang menyebalkan seperti Roni. Jadi dia mendiamkan Alvy, menghindari Alvy dan kadang seperti tak melihat keberadaan Alvy. Alvy sendiri sadar akan kesalahan yang ia perbuat, ia hanya bisa pasrah akan semuanya.

Pada suatu hari, saat Alvy berjalan menuju kelasnya di pagi hari dengan lesu dan terus menunduk tiba-tiba dia di tabrak oleh Bella yang berlari ke kantor kepala sekolah. Alvy langsung terduduk di lantai, sedangkan Bella terus berlari dengan panik. Ada apa dengan Bella? Kenapa dia sangat panik? batin Alvy.

Dia berdiri dan melanjutkan berjalan menuju kelas. Kali ini pikirannya di penuhi oleh Bella. Mudah-mudahan tak terjadi hal buruk doa Alvy.

Saat istirahat, Alvy ke kantin. Roni melambaikan tangannya menyuruh Alvy mendekat. Ketika Alvy mendekat.

"Ambilin pesenan gue." kata Roni dan Alvy hanya bisa mengangguk. Dia mengambil pesanan Roni dan Metta, ia berjalan dengan perlahan mengantarkan pesanan Roni itu.

"I—ini kak." kata Alvy. Roni mendongak kemudian tersenyum dan mengusir Alvy. Alvy mengangguk dan duduk di tempat biasa. Lalu dia melihat Bella masuk ke kantin, dan membeli somay. Ketika penjual itu sibuk membungkus pesanan Bella ke dalam plastik, Bella mengedarkan pandangannya dan bertemu dengan mata Alvy yang menatapnya dengan sedih. Bella langsung mengalihkan pandangannya dan segera pergi saat pesanannya selesai di bungkus.

Who Are You:Arabella? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang