8 - Pertengkaran

512 64 10
                                    

Dikarenakan kepulangan dari Tebing Keraton larut malam dan esok harinya sekitar pukul 5 pagi Sasa juga Dinna sudah harus sampai di Stasiun Bandung Raya, untuk pulang ke Jakarta. Karenanya Jimmy memilih menyetujui permintaan agar dia menginap di tempatnya Eggy.

Si empunya apartemen pun tidak keberatan. Kasihan pacarnya itu pasti lelah berkendara jauh, ditambah tadi sempat terjebak kemacetan. Sesampainya di unit apartemen Galeri Ciumbuleuit, mereka bergantian membersihkan diri. Setelahnya Sasa dan Dinna membenahi semua barang mereka untuk dibawa pulang.

Ketika dua gadis itu sibuk beres-beres, Jimmy baru saja selesai membersihkan diri. Kakak kandung Zahida Mutiara itu menghampiri kekasihnya yang sedang asik bermain ponsel di sofa.

"Gy." Panggil Jimmy bergabung duduk di sofa, "kamu ada masalah, ya? Beda banget hari ini."

Tanpa mengalihkan perhatian dari layar ponselnya, Eggy bertanya balik. "Memang kelihatan bedanya?"

"Kelihatan, Sayang. Ada apa? Kenapa nggak cerita sama aku?" Jimmy kembali bertanya. Dia bertanya-tanya sejak kemarin, Jimmy hafal kalau kekasihnya sedang dalam mode tidak baik-baik saja.

"Baru sadar? Terus jadi peduli, gitu?"

Waaah. Ternyata sudah naik tingkat. Alasan apakah yang telah membuat pujaan hatinya dalam mood buruk.

"Yang-"

Berniat melontarkan kembali pertanyaan, panggilan Jimmy terlebih dulu terpotong suara adik-nya.

"Mas!! Dedek lupa ada titipan dari Mama," ujar gadis itu muncul dari balik pintu kamar Eggy.

Jimmy menghela napas. "Terus?"

Sasa memamerkan deretan giginya yang rapi. "Tapi Dedek lupa masukin ke tas jadinya nggak kebawa." Lalu gadis itu terkekeh polos.

Eggy memilih bangkit dari posisinya. Dia melengos melewati Sasa begitu saja masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Jimmy dengan tanda tanya besar diatas kepala.

Ketika sudah di dalam kamar, Eggy merebahkan dirinya di kasur lantai. Dia memang tidur di sana selama dua malam terakhir, ditambah dengan malam ini.

"Gy, jangan tidur disitu." Dinna berseru, membuat Eggy yang sudah terpejam kembali membuka mata. "Diatas aja, masa yang punya tempat tidur di bawah terus. Malam ini lo di atas sama Sasa, biar kasurnya buat tidur gue." Lanjutnya.

"Boleh." Eggy langsung setuju, malas rasanya terlibat pembicaraan dengan Dinna. Dia segera berpindah berbaring di kasur empuk.

Tidak lama Sasa bergabung, lagi-lagi Eggy yang terpejam kembali terpaksa membuka mata sipitnya dengan cepat, ketika dia mendengar perkataan gadis termuda di sana.

"Kasurnya mau dibawa kemana, Mbak?"

Eggy berganti posisi jadi duduk, dia melihat heran ke arah Dinna yang tengah menenteng kasur lantai.

"Mau dipakai di luar, kasihan Mas kamu tidur sendirian di sofa. Jadi Mbak temenin." Tutur Dinna memberitahu niatnya.

Eggy segera bersuara melarang. "Jangan atuh, Din. Masa kamu nemenin Jimmy di luar, disini aja."

Dinna melirik tak suka akan larangan tersebut. "Memang kenapa? Biarin dong, biasanya juga gue nginap di rumah Jimmy tidur bareng nggak kenapa-kenapa." Ujarnya membela diri.

"Tapi Mbak Din, biasanya kan sama Dedek juga jadi bertiga." Sahut Sasa menimpali.

Kali ini Eggy benar-benar tidak bisa menahan lagi kekesalannya. Dia tatap Dinna tajam. "Pikir dong, Din! Kamu itu cewek, masa iya tidur bareng cowok sekalipun Jimmy menurut kamu nggak akan ngapa-ngapain. Pikir pandangan orang lain ke kamu!!"

[2] PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang