4 - Bantuan

267 44 1
                                    

Jakarta, 2013.

Waktu berlalu, hari berlalu, tahun pun juga berlalu.

Tepat pukul dua siang. Acara wisuda Jimmy Aditya baru saja selesai diselenggarakan oleh pihak kampus. Orang-orang secara teratur berjajar mengantri untuk keluar dari dalam gedung acara, termasuk juga Jimmy beserta anggota keluarganya. Dari suatu sisi hal itu telah menjadi keresahan tersendiri untuk Sheilla Regina.

Bagaimana Eggy tidak resah serta juga khawatir?

Sekarang dirinya masih dalam perjalanan, sedangkan Jimmy memberi kabar kalau acara wisudanya baru saja selesai. Hari ini, Eggy memang diminta kekasihnya hadir dalam perayaan resminya Jimmy menjadi seorang sarjana. Bukan keinginan Eggy sampai dirinya bisa terlambat seperti ini.

Banyak hal merubah keseharian gadis menggemaskan itu. Sheilla Regina Kamaliyya kini sudah menjadi seorang designer gaun di salah satu rumah mode di Kota Bandung. Sesuai keinginannya sejak dulu. Setelah mendapat gelar S.Sn-nya, Eggy langsung diberi kepercayaan untuk bekerja sesuai dengan bidang yang ia geluti. Seiring namanya yang perlahan dikenali banyak orang, menjadikan keseharian Eggy lebih sibuk lagi dibanding waktu masih kuliah dulu.

Alasan pekerjaan juga lah yang membuat Eggy sampai bisa terlambat, ditambah jalanan lumayan tidak bersahabat di akhir pekan. Hanya bermodal keberanian dan janjinya pada sang kekasih, Eggy mengendarai mobil yang sudah dia miliki semenjak mahasiswa dari Bandung menuju Kota Jakarta.

Memanfaatkan kecanggihan teknologi, Eggy berkonsentrasi pada jalanan dan sesekali dia melihat ponselnya sebagai petunjuk arah menggunakan aplikasi google maps.

Semakin dekat pada tujuan, semakin berdegub gugup perasaan serta hati Eggy. Oooh, tidak. Jimmy mengatakan kalau dia masih menunggu kedatangannya, berarti orang tua Jimmy juga ikut menunggu Eggy juga. Tentu saja sebagai orang di luar keluarga Eggy super merasa tidak enak. Secara tidak sengaja Eggy telah membuat kedua orang tua dan adik Jimmy menunggu kedatangannya yang amat sangat terlambat ini.

Setelah sampai dan berhasil memarkirkan mobil berjenis Toyota Rush berwarna hitam miliknya, Eggy bergegas turun serta tak lupa meraih tiga jinjingan berisi buah tangan. Tak mungkin bila bertemu calon mertua hanya membawa ucapan selamat saja. Hehehe, Eggy jadi malu sendiri bila menyebutnya begitu.

Sebelum benar-benar meninggalkan mobilnya, Eggy sempatkan melihat pantulan wajahnya di kaca mobil. Baiklah, Eggy dan dandanannya masih terlihat baik-baik saja.

Langkah kaki dengan balutan sepatu boots berhak rendah itu dibuat agak terburu menuju tempat di mana Eggy sudah ditunggu oleh kekasih serta juga keluarganya. Namun karena Eggy tidak tahu pasti lokasi yang Jimmy sebutkan, jadinya Eggy meminta pacarnya itu menjemput dia di koridor dekat parkiran.

Tak butuh waktu lama, Eggy melihat Jimmy. Pacarnya dibalut setelan jas abu gelap dan celana senada. Tatanan rambut sedikit luar biasa, tapi harus Eggy akui kalau Jimmy-nya terlihat beribukali lebih tampan dari biasanya saat ini.

"Gy!" Jimmy memanggil Eggy dengan lambaian tangan serta senyum manis.

Eggy membalas senyum Jimmy serta labaiannya juga. "Selamat, Jim." Ucap Eggy sambil menyodorkan paper bag berwana biru pada Jimmy. "Maaf banget, aku telat." Lanjutnya tidak enak.

Kebiasaan ketika keduanya bertemu adalah, Jimmy akan memberikan elusan sayang di kepala serta pipi kekasihnya. "Gakpapa, sayang. Yuk, Mama Papa sama yang lain nungguin kamu." Jimmy menerima paper bag dari Eggy kemudian menarik gadis itu untuk berjalan berdampingan dengan dirinya.

Seburat merah nampak tersamarkan blush on yang Eggy poleskan dikedua sisi pipi berisinya, panggilan sayang secara langsung seperti tadi jarang Eggy dengar dari Jimmy. Maklum saja, pasangan LDR jadi terasa sedikit berbeda.

[2] PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang