9 - Berpisah

452 75 12
                                    

Sejak pertengkaran waktu itu. Sheilla Regina Kamaliyya mengambil tindakan untuk menghindari kekasih hatinya. Dia juga enggan menghubungi Jimmy terlebih dahulu, bahkan dua hari setelahnya Eggy memilih memblokir semua akses yang biasa Jimmy gunakan guna menghubungi dirinya.

Sisa sakit hatinya masih ada. Rasanya sesak saja kalau Eggy mengingat Jimmy tidak mengerti dirinya, bagaimana lelaki itu membela Sasa dan Dinna.

Seminggu belakangan. Ningsih menjadi tumpangan Eggy berangkat ke butik. Asistennya itu tidak keberatan sebab sekalian lewat kalau dia berangkat dari rumahnya. Kebetulan, jarak dari apartemen Eggy dan butik Bu Piti tidak terlalu jauh hanya sekitar 500 meter saja. Bukan masalah bagi Eggy menaiki kendaraan roda dua, toh dia ketika kuliah dulu juga sering berpergian bersama Yashinta dan motor scoopy merah kesayangannya. Pun karena hal itu Eggy bisa kembali menggunakan inventaris helmnya yang sudah lama tidak terpakai.

Setelah sampai di butik dan mulai melakukan perkerjaannya. Eggy menitip pesan kepada Ningsih dan juga rekan-rekan yang telah hadir di butik.

"Kalau ada Jimmy kesini nanyain Eggy. Bilang aja gak tahu, atau Eggy-nya lagi keluar gak tahu balik lagi apa enggak"

Sampai Mang Supri pun diberitahu demikian.

Eggy tak menampik bila sikap yang dilakukannya ini dianggap kekanakan sekali, Eggy menyetujuinya. Namun untuk gadis asal Bogor tersebut ini dia anggap sebanding dengan luka yang sudah tertoreh. Dia sampai tidak habis pikir, ternyata ada lelaki seperti Jimmy. Meninggalkan begitu saja kekasihnya yang menangis pilu, dan itupun penyebabnya adalah dirinya. Jimmy memilih pergi menghindar seolah waktu bisa menghilangkan bekas pertengkaran mereka.

Demi apapun, Eggy tidak pernah terlatih sakit hati. Bagi siapa pun tolong bisa memakluminya. Sheilla Regina dibesarkan di lingkup keluarga tanpa kurangnya kasih sayang, apapun yang Eggy inginkan selalu dapat terpenuhi. Manja memang tidak, tapi dia lebih sensitif.

Bunda dan Ayah memberitahu kedua putri mereka, hal terpenting dalam kehidupan ini adalah attitude dan rasa kemanusiaan untuk saling menghargai sesamanya. Oleh sebab itu, ketika Eggy merasa perkataan maupun perlakuan orang lain tidak menghargai dirinya maka dia akan kecewa dan terluka.

Terlepas dari masalah percintaan yang tengah dihadapi. Sejujurnya, Eggy rindu pada Jimmy. Dia sayang sekali pada pacarnya itu. Bisakah semua ini cepat berakhir, supaya Eggy dan Jimmy bisa segera berbaikan. Rasanya hampa tidak ada saling melempar perhatian. Hem, Eggy benar-benar rindu.

Disela lamunan kadang terpikir oleh Eggy. Dulu, ketika hubungan jarak jauh diantara dia dan Jimmy. Berjalan mulus tanpa adanya hambatan berarti, mereka bisa saling percaya satu sama lain. Tapi sekarang, ketika jarak sudah tak jadi penghalang lagi. Kepercayaan yang merupakan pondasi penting dalam hubungan seakan mulai terkikis dan hancur.

Eggy menaruh curiga pada Jimmy dan Dinna, begitupun Jimmy yang curiga terhadap Eggy dan Zikri.

"Teh Eggyyy"

Suara panggilan dari Ningsih membuyarkan lamunan yang dilakukan Eggy di meja kerjanya.

"Kenapa?" Respon gadis sipit itu setelah beberapa detik.

Ningsih menarik sebuah kursi kemudian menjadikannya tempat duduk di depan meja kerja atasanya itu.

"Teteh ngelamun loh dari tadi. Aku panggilin gak nyaut," katanya memberitahu. "Mikirin Mas Jimmy bukan Teh?"

"Sok sotahu kamu" (Suka)

Segurat senyum menggoda terbit di wajah imut Ningsih. "Teteh ini mah bukannya Ningsih mau ikut campur yaa, hehe," mulai gadis asli Bandung tersebut. "Maaf pisan ini mah, tapi Ningsih teh gak suka liat Teteh sama Mas Jimmy marahan lama-lama. Kan Teteh sama Mas teh pasangan favorit Ningsih. Jadi kalau kata Ningsih mah, Teteh mending baikan atuh sama Mas Jimmy"

[2] PARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang