07/10

1.2K 198 15
                                    

Hari ini adalah kencan pertama kalian. Kau meminta Tenn untuk membawamu ke ladang bunga yang Tenn beritahukan padamu bahwa itu adalah tempatnya bermain ketika dia masih kecil.

Tenn tidak keberatan, tapi dia mengusulkan tempat yang katanya jauh lebih indah dibanding ladang bunga itu. Ketika kau bertanya mengenai tempat itu, Tenn tidak menjawab. Dia hanya terus tersenyum yang membuatmu kian penasaran. Kau menurut saja ketika Tenn membawamu pergi entah kemana.

Awalnya, kau memekik gembira ketika kalian berjalan melewati sebuah ladang bunga seperti yang diceritakannya. Sampai kemudian, kalian berjalan terus menyusuri sebuah hutan, dan itu sukses membuatmu merasa ketakutan. Kau sontak merapatkan tubuhmu di belakang punggung Tenn, mencengkeram kuat kemeja yang dikenakan lelaki itu.

"Tenn ..."

Tawa kecil lolos dari bibir Tenn. Bukannya khawatir, lelaki itu justru gemas dengan reaksimu yang semakin mengeratkan genggaman tangan kalian.

"Sebentar lagi kita sampai. Rasa takutmu akan terbayar nanti," tutur Tenn menenangkan.

Kau hanya mengangguk pelan, mempercayakan semuanya pada Tenn. Matamu berkedip-kedip, merasakan silau dari cahaya matahari melalui celah pepohonan sepanjang hutan yang kalian lalui.

"Sampai," suara Tenn selanjutnya membuyarkan lamunanmu. Raut ketakutanmu perlahan sirna, begitu menyadari keadaan di sekeliling.

Sungai dengan air yang tenang, dikelilingi taman bunga yang begitu indah.

"Tenn ..." Matamu kembali berbinar terang, "Ini indah sekali. Benar-benar sangat indah!"

Kau melepaskan tanganmu yang semula berpegangan pada Tenn. Kau berlari-lari kecil menyisiri taman bunga, bermain dengan kupu-kupu yang beterbangan di sekitar sana. Melihatmu melompat kegirangan seperti anak kecil, Tenn tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum.

"Tenn!"

Seruan itu membuat Tenn mempercepat langkahnya, menyusulmu yang kini sudah berdiri di tepi sungai. "Kau suka?" tanyanya begitu melihat seulas senyum menghiasi wajahmu.

Kau berdecak kagum seraya memandang ke sekeliling. "Aku belum pernah menemukan tempat yang sangat indah seperti ini."

"Ini tempat favoritku sewaktu kecil."

Kau menoleh kaget, "Jadi, bukan ladang bunga yang tadi?"

"Ladang bunga tadi juga termasuk, tapi aku lebih sering menghabiskan waktuku di sini untuk menenangkan diri. Tanpa sepengetahuan orang tuaku," lanjut Tenn memberi penjelasan. "Aku menemukan ketenangan dan kedamaian ketika berada di sini."

"Rasanya seperti berada di surga," celetukmu.

Tenn terdiam sejenak, sebelum kembali mengulum senyum. "Kau tahu? Jika dibandingkan tempat ini, ada hal lain yang paling aku sukai."

"Apa?"

Tenn menoleh, menatap lamat kau yang kini memandanginya dengan sorot mata penasaran. Perlahan tangan Tenn terulur, mengusap lembut pipimu.

"Kau."

Matamu berkedip-kedip. "Aku?"

Tenn mengangguk, "Karena dengan mencintaimu, aku merasa seperti mendapat anugerah surga."

Warna merah mendominasi wajahmu. Kau menunduk malu. Mungkin terkesan gombal, tapi kau suka sekali dengan jawaban Tenn, sampai-sampai bibirmu melengkung sempurna.

"Dan ..." Tenn menyentuh dagumu, membuatmu mendongak hingga kalian kembali bertatapan. "Aku juga sangat menyukai senyumanmu."

Cup

Bibir Tenn mendarat dengan mulus di atas bibirmu.

"Cantik, seperti bunga-bunga yang bermekaran di musim semi."

DRABBLE | Kujo Tenn [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang