Waktu berlalu, hari berganti. Pagi ini, Nayoung beraktivitas seperti biasa. Membersihkan diri, memasak, dan makan. Namun, sepertinya dewi fortuna sedang bermain dengannya. Saat ia hendak memasak, ternyata persediaannya habis. Hari ini adalah hari sialnya mungkin. Yang terjadi paling pertama ialah, pembalutnya habis, setelah itu, persediaan memasaknya juga habis. Apa lagi yang habis?
Tunggu, ini adalah kesalahannya sendiri. Ini adalah awal bulan. Biasanya tiap akhir bulan ia pergi berbelanja persediaan. Harusnya kemarin ia belanja persediaan. Kenapa ia bisa lupa? Sepertinya ia akan makan di luar pagi ini. Tapi.. Really? Makan diluar saat masih sepagi ini adalah hal yang memuakkan menurutnya. Entahlah kenapa, tapi seperti itu adanya.
Sementara Nayoung merutuki dirinya sendiri, ponselnya bergetar. Ada pesan masuk dari Jungkook yang mengatakan "Buka pintumu, aku ada didepan". Mata wanita itu sontak membulat.
Masih berani pula ternyata. Nayoung tak habis pikir dengan pria itu. Harus diapa Jungkook supaya sadar? Eunha adalah apa yang dibutuhkan pria itu, bukan Nayoung yang harusnya sekedar sahabat. Tunggu, ia menyadari sesuatu yang ganjal disini. Jangan bilang ia ada perasaan lebih juga?
Ia menggeleng, menyadarkan diri. Setelah itu melangkah membuka pintu. Nampaklah Jungkook dengan senyum kelincinya, dan kantong di kedua tangannya. Kedua alis Nayoung terangkat melihatnya, terlebih saat menduga apa yang dibawa pria itu adalah persediaan.
"Selamat pagi!" Sapa Jungkook dan masuk menuju dapur, sementara Nayoung hanya mengikutinya.
"Apa itu?" Tanya Nayoung saat pria itu mulai mengeluarkan isi kantong
"Ini? Persediaan bulanan" Jawab Jungkook. Kemudian ia berceletuk "Ah! Ada satu kantung lagi yang terlupa. Bisa tolong ambilkan?" dan melemparkan kunci mobil pada Nayoung
Nayounh pun pergi mengambil kantong yang dimaksud Jungkook. Ada yang aneh, ini sepertinya persediaan bulanan juga.
"Ini" katanya saat sudah kembali di dapur. Jungkook yang dengan celemek dan sibuk memasak itu berucap "Ambillah, kau membutuhkannya, bukan?" Nayoung segera memeriksa kantung itu. Tunggu... Benar, ini adalah semua yang dibutuhkannya.
Malu! Ia jadi malu sekali sekarang. Kalian tau maksud 'semua yang dibutuhkannya?'. Benar-benar semuanya. Bahkan sesuatu seperti... Pembalut? Haruskah ia bersembunyi sekarang? Pasti wajahnya memerah seperti tomat sekarang.
"Kau... Kenapa kau tau semua yang kubutuhkan?" Tanya Nayoung tidak percaya
"Tentu saja aku tau. Aku ini punya insting yang kuat. Apa ini belum cukup untuk membuktikan bahwa aku memilihmu?" kata Jungkook. Sontak ekspresi Nayoung berubah
"Kau ini, kenapa belum sadar juga?" ucap wanita itu sedikit kesal. Aku ini tak bisa bersamamu, bodoh. Eunha lebih baik untukmu
"Justru karena aku sadar jadi seperti ini" Jungkook masih sibuk memasak. Dengan perasaan yang kesal dan malu Nayoung memilih untuk menyimpan persediaan bulanannya dulu. Setelah selesai menyusun barang, ia kembali kedapur.
"Kau ingin kubantu apa?" tanyanya mendekat.
"Kalau kau ingin membantu cukup duduk saja yang manis. Bukannya apa, tapi aku ingin membuatkan sarapan spesial hanya untukmu" jawab Jungkook yang masih sibuk memasak. Namun menyadari bahwa Nayoung tidak menuruti perkataannya dan malahan bersiap membantu, ia menghentikan aktivitasnya.
"Sudah kubilang duduk saja dengan manis, kenapa tidak mendengar juga?" Jungkook menarik Nayoung untuk duduk. "Duduklah yang manis, karena makanannya sebentar lagi jadi" kemudian kembali memasak.
Nayoung terdiam, berkutat dengan pikirannya sendiri. Really? Kenapa ia sekarang merasa risih dengan pria ini? Meskipun segala perlakuan Jungkook tak jauh beda_ bahkan sama dengan apa yang sering dilakukannya dulu, tapi rasanya berbeda. Bisa kalian beritau kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
(Discontinued) Hey, Arrest - jjk
Fanfiction4 orang bersahabat itu sudah ada sejak SMA, yaitu Jungkook, Nayoung, Reena, dan Taehyung. Ketika persahabatan mereka hampir ke sepuluh tahun, Jungkook baru sadar jika ia menyukai Yerim. Namun, ia tak bisa memilikinya. Bukan karena terjebak friendzon...