Jungkook dan Eunha keluar dari restoran. Barusaja mereka makan bersama, lebih tepatnya Jungkook hanya menemani Eunha makan. Setelah itu, mereka pun tiba di parkiran. Jungkook yang sedari tadi hanya memainkan ponsel segera menyimpannya.
"Kau akan menemaniku, kan?" tanya Eunha
"Maaf, tapi aku hanya akan mengantarmu. Aku ada makan malam bersama kawan-kawanku" jawab Jungkook. Eunha menghela napas. Wanita itu membuang sorotnya kebawah.
"Selalu saja begini. Mau sampai kapan, Jungkook? Kau lebih mementingkan kawan-kawanmu" keluhnya sedih.
"Aku mementingkan apa yang penting" timpal Jungkook cepat-cepat
"Maksudmu aku tidak penting?" tanya Eunha kembali menatap pria itu.
"Bukan begitu" Jungkook menghela napas. "Ayo, kuantar kau pulang" lanjutnya menarik si wanita memasuki mobil. Namun Eunha menolak. "Tidakkah kau lelah? Kau butuh istirahat" Jungkook membujuk
"Tidakkah kau peka? Alasan kenapa beberapa bulan terakhir aku bekerja tanpa henti? Sungguh tak peka?" tanya wanita dihadapannya. Jungkook mengerutkan kening.
"Apa maksudmu?" alih alih menjawab, pria itu malah bertanya balik. Eunha menghela napas, mundur beberapa langkah dengan tatapan yang dibuang.
"Pergilah bersama kawan-kawanmu, aku tak apa seorang diri" ucapnya hampir-hampir putus asa.
"Maaf. Aku tidak peka. Maaf" Jungkook melangkah mendekat. "Kalau begitu bisa kau beritahu aku apa kesalahanku? Aku benar-benar tidak tau, maafkan aku" sambungnya dan berhenti saat kakinya tepat berada di depan kaki wanita itu.
Sementara Eunha? Matanya berkaca-kaca, akibat hati yang memanas. Bahkan ia menggigit bibir bawahnya menahan tangis. Ya, ia ingin menangis. Ia menginginkan keadilan disini.
"Aku... Aku..." Wanita itu berusaha berbicara. Namun, itu terasa susah sekarang. Maka dengan helaan napas, ia mulai meluapkan perasaannya.
"Selama ini aku berusaha menepis pemikiran-pemikiran buruk yang bermunculan diotakku mengenai dirimu. Sekuat mungkin aku menepisnya, selalu dan selalu. Maka bekerja adalah pengalihanku, membuatku terus bekerja tanpa henti. Tapi semua ini keterlaluan. Aku sungguh tak dapat mengerti.
Aku merasa hubungan kita hanya sekedar status. Kau bahkan sering meninggalkanku untuk Nayoung" Jungkook dibuat terkejut, terlebih saat Eunha menangis. "Kenapa kau tidak pacari Nayoung saja? Kenapa kau selalu saja memberikan harapan padaku? Kenapa kau lebih memprioritaskan dia? Aku ini siapamu? Kau.. Sayang aku , tidak? Padahal kau yang membuat komitmen ini lebih dulu.
Kau lupa? Kau yang meyakinkanku dari awal untuk komitmen ini, tapi kau... Sekarang.. Bisa kau pastikan dirimu sendiri? Kemana hatimu pergi dan putuskan" Wanita itu menyelesaikan kalimatnya dengan isakan.
Jungkook terdiam, berpikir. Perasaannya sangat bersalah dan bingung sekarang. Merasa bersalah setelah mengetahui isi hati wanita dihadapannya ini. Apakah ia benar-benar tidak peka? Ia telah menyakiti wanitanya sendiri.
Tapi dilain sisi, ia pun bingung dengan hatinya. Ia berani mengaku ia menyayangi Eunha. Lantas kenapa perlakuannya lebih mengutamakan Nayoung yang bernotabene sahabatnya sendiri? Ada apa dengannya? Kenapa baru ia sadar sekarang? Kemudian apa yang mesti dilakukannya?
"Eunha.. Maafkan aku. Sungguh. Aku menyesal. Maafkan aku. Aku akan memperbaiki segalanya. Kumohon, berikanlah kepadaku kesempatan kedua" Mohon Jungkook "Maafkan aku, ya?" pria itu lantas memeluk Eunha. Tepatnya ingin memeluk tapi ditolak wanita itu, Eunha kembali mundur, menjauh.
"Teguhkanlah hatimu hanya pada satu. Kau tau setiap langkah yang kau ambil pasti beresiko. Aku mau pulang. Pergilah bersama kawan-kawanmu, mereka telah datang" Ucap Eunha dan berlalu, tidak peduli apakah Jungkook akan mengejarnya atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Discontinued) Hey, Arrest - jjk
Fanfic4 orang bersahabat itu sudah ada sejak SMA, yaitu Jungkook, Nayoung, Reena, dan Taehyung. Ketika persahabatan mereka hampir ke sepuluh tahun, Jungkook baru sadar jika ia menyukai Yerim. Namun, ia tak bisa memilikinya. Bukan karena terjebak friendzon...