4. Magic Shop

59 12 0
                                    

Nayoung menggenggam tangan ayahnya erat. Rasanya ia ingin menangis sekarang juga_ andai tidak ia tahan. Bagaimana ini? Sudah tiga puluh menit lebih ia duduk di sana, namun ayahnya tak kunjung sadar.

Taehyung yang barusaja selesai dengan urusannya yang lain memasuki ruangan itu. Melihat Nayoung yang masih setia ditempatnya membuatnya ikut merasa sedih. Apa yang harus dilakukannya? Ada dua opsi yang muncul dikepalanya. Opsi kedua adalah hal yang paling diinginkannya, namun ia memilih opsi pertama.

Maka setelah bulat memutuskan, ia keluar dari ruangan itu. Tangannya meraih ponselnya, menghubungi seseorang.

"Hmm?" itu adalah suara dari seberang telepon.

"Hey, datanglah. Nayoung membutuhkanmu" ucap Taehyung.

"Aku segera sampai" Panggilan itu berakhir. Tak berapa lama Jungkook datang. Tanpa mengucapkan apapun Taehyung menunjuk kedalam ruangan dengan dagu, dan Jungkook pun memasukinya itu.

Taehyung tak ikut masuk, hanya melihat pemandangan itu dari luar tanpa punya niat sama sekali untuk berada disana_ mengganggu momen mereka menurutnya. Yang kemudian dilakukannya adalah, pergi.

Ya, terkadang dunia terasa menyakitkan. Ada saatnya kita harus berusaha mendapatkan sesuatu, namun adakalanya juga kita harus merelakan hal itu

***

"Jo Nayoung?" Suara itu mengalihkan atensi Yerim. Pria bermarga Jeon itu mendekat menghampiri Yerim dengan air wajah khawatirnya. Mengerti kondisi, Jungkook lalu meletakkan telapaknya ke bahu Nayoung.

"Ayahmu akan baik-baik saja" ujar pria itu. Nayoung kembali menatap sang ayah

"Kuharap begitu" kata si wanita.

"Istirahat dulu, ya? Ayo pergi dari sini, kau hampir melewatkan makan siang" kata Jungkook. Nayoung menggeleng tipis.

"Aku tidak butuh istirahat. Yang aku butuh adalah ayahku bak-baik saja" kata wanita itu.

"Aku tau. Tapi jika ayahmu baik-baik saja adalah kebutuhanmu, maka makan akan menjadi kewajibanmu. jika ayahmu baik-baik saja sementara kau tak pernah makan, kau pikir apa yang akan terjadi? Ayahmu akan khawatir, dan kau jadi sakit." bujuk Jungkook.

Namun Nayoung bergeming. Hal itu membuat Jungkook menghela napas. Kemudian, pria itu memeluk Nayoung dari belakang, menyandarkan dagunya di bahu si wanita.

"Ayo, kau harus makan dan beristirahat. Jangan membuatku khawatir, kumohon" bujuknya dengan suara berbisik.

Hening beberapa saat. Nayoung hanya terdiam ketika Jungkook mencari tempat ternyamannya. Lalu setelah menghela napas, wanita itu berujar.

"Baiklah" Jungkook merasa lega mendengarnya. Dengan segera ia melepas pelukan itu lalu mengulurkan tangannya

"Ayo. Sebenarnya aku sudah pesan lunch box, tapi sepertinya itu sampai di ruanganmu. Jadi ayo keruanganmu" ucapnya saat Nayoung bangkit dan membalikkan badan.

***

Nayoung menggeliat, mencari posisi ternyamannya. Menyadari sesuatu, ia membuka mata. Sedetik setelah itu ia sontak mendudukkan diri. Dirinya berada di kamar yang terletak di dalam ruangannya. Sengaja kamar itu dibuat, emergency kalau-kalau harus lembur.

"Oh, kau sudah bangun?" itu adalah suara Jungkook yang mendudukkan diri disisi kasur

"Aku.." Tidak sempat Nayoung menyelesaikan kalimatnya, Jungkook lebih dulu berujar.

"Mengenai ini... Tadi saat kau ketiduran, aku mengangkatmu" Ah, ia ingat. Saat sudah makan, ia memilih untuk mengabaikan Jungkook dan bermain ponsel di sofa. Entahlah, tapi ia memang tipe yang seperti itu. Tanpa disadarinya ia bermain ponsel sampai tertidur.

(Discontinued) Hey, Arrest - jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang