02 (Gak Jelas ; Gaje)

140 14 9
                                    


Happy Reading My Readers ....

Jangan lupa Vote, Follow, and Comment. Saran dan kritik dari kalian selalu aku tunggu !!!

*****

~Apa semua semudah ini? Diajak jalan langsung jalan, diajak jadian langsung jadi, di jemput doi langsung pergi. Gaje banget, dasar people plesnemdua. Jomblo kayak gue bisa apa coba? selain cuma bisa ngeliatin aja:(
_Arlana Meyra Salsabilla_

*****


Setelah menyelesaikan upacara penutupan. Peserta langsung bubar untuk pulang. Ada yang langsung pulang, ada juga yang foto-foto dulu sebagai kenangan.

Matahari cukup terik, membuat Arsya menghapus peluh yang ada di keningnya. Perempuan bermata sipit itu membawa barang-barang miliknya menuju tempat parkir. Begitupun Ana, Liza dan teman-teman satu kelompoknya. Oh iya, Perkemahan ini hanya diwakili oleh 8 putra dan 8 putri dari tiap sekolah. Baik dari tingkat SD, SMP, maupun SMA.

SMA Linar yang mewakilinya adalah Ana, Arsya, Liza, Sofi, Sinta, Lea, Risma dan Layla. Sedangkan putra nya yaitu Bayu, Rizal, Fian, Fadil, Dimas, Fajar, Elgis dan Syahrul.

Dari ke-16 orang itu, yang membawa barang paling banyak adalah Arsya. Bayu yang berjalan di belakang para perempuan langsung mendahului Arsya yang ada di depannya. "Jalannya lama amat sih, kayak siput aja," sindir Bayu

Arsya menatap Bayu tajam, "Barang bawaan gue nih banyak, jadi jalan gue lambat!" Arsya mempercepat jalannya mendahului Bayu.

Gadis bermata sipit itu membawa tas carrier di punggungnya, dan dua tas jinjingan yang lumayan berat di kedua tangannya. Mungkin karena lelah, tas yang ada di tangan kanannya jatuh. Seketika Arsya pun menghentikan langkahnya, lalu melirik tas yang tergeletak di atas tanah dengan malas.

Bayu yang ada di belakang langsung menghampirinya dan mengambil tas itu. "Makanya, barang bawaan tuh dikit aja kek. Kayak temen-temen lo yang lain. Ini malah bawa kayak orang mau pindahan. Ampun dah." Bayu terkekeh melihat Arsya yang nampak cemberut, bagi Bayu itu terlihat sangat lucu.

Arsya diam lalu melempar Bayu dengan sebuah pulpen di saku bajunya, "Kalo mau bantuin ya harus ikhlas. Kalo gak mau, jangan ngomong mulu. Capek gue liat lo!"

Pulpen itu tepat mengenai kepala Bayu. Bayu sontak memegang kepalanya. "Aduh, kepala gue diinjek gajah!" Ia berteriak layaknya anak kecil yang makanannya diambil orang lain.

"Itu pulpen bodoh!" sarkas Arsya.

"Dih, ngegas dia. Hahaha...." Rizal yang melihat Arsya melempar pulpen ke arah Bayu langsung tertawa. Apalagi mendengar Arsya yang bicara ngegas seperti itu.

Bayu ikut tertawa juga, "Iya, ya Zal. Udah badan gendut, bicara ngegas, lama-lama meledak dah tuh. Hahaha... "

Arsya geram dengan Bayu, "Diem lo Malika!" teriak Arsya

Bayu tertawa semakin lebar, "Gue emang item, tapi gue bukan kedelai hitam yang dibesarkan sepenuh hati seperti Anak sendiri," ujar Bayu mengubah wajahnya menjadi sedatar mungkin.

"Anak lo tuh, Sya," celetuk Fadil

"Gue?" tunjuk Arsya pada dirinya sendiri. "Jadi emaknya dia?" telunjuk Arsya kemudian mengarah ke Bayu. "Plis deh, gak mau!" sambungnya.

"Lagian siapa juga yang mau jadi anak lo? Hahaha. Gue juga gak mau kali!" Semua perwakilan SMA Linar langsung tertawa kecuali Arsya.

"Gue bunuh lo!" sarkas Arsya menatap Bayu tajam. Bayu tak kalah menatap Arsya tajam juga. "Dasar gendut!" teriak Bayu

DIAFORETIKA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang