3. Es Cream

9.7K 1.2K 130
                                    

Chanyeol dengan cekatan memakaikan celana dalam pada sosok yang sedari tadi membuatnya kesal. Tangan besarnya tak sengaja menyenggol junior kecil kemerahan tanpa bulu pria itu. Namun ia hiraukan, walaupun tangannya agak gemetar, pergi darisini lebih baik dari segalanya. Ia membayangkan memakaikan popok atau celana dalam pada anak kecil. Karena demi apapun kelakuan dan tampang lelaki asing itu seperti anak kecil.

"ma-mau apa kau?" Baekhyun dengan wajah merahnya malah bertanya. Membiarkan Chanyeol memasangkan celana dalamnya.

"kau lama dan membuatmu berhenti mengomel! Setelah itu aku bebas pergi." Chanyeol berhasil memasangkan celana dalam berserta celana piyama lelaki itu.

"sekarang aku pergi!" Chanyeol berhasil membereskan misinya. Ia menepuk tangan bangga.

"te-terimakasih." cicit Baekhyun malu. Kalau dipandang lebih dekat Chanyeol sangat tampan dengan rambut hitamnya.

"iya sama-sama, lain kali kau harus-"

"PAPAAAAAA JIWONIEEEEE PULAAAAANG!" suara teriakan melengking menggores pendengaran siapapun yang mendengarnya. Chanyeol merasa telinganya berdegung setelah itu.

Ia melihat kearah pintu kamar, muncul seorang bocah berpipi tembem dengan baju acak-acakkan. Sepertinya anak itu baru pulang bermain.

"paman tampan? Kenapa kesini? Mau bertemu Jiwonie?" tanyanya dengan mata berbinar.

Chanyeol mendengus, kenapa juga dia harus bertemu lagi dengan bocah ajaib ini disini. "tidak aku menolong- tunggu sebentar ini papamu?" Chanyeol menunjuk Baekhyun yang terbaring ditempat tidur. Baekhyun yang tak mengerti kenapa anaknya bisa kenal dengan lelaki tinggi yang telah menolongnya.

"iya paman, itu papa Jiwonie." jawab Jiwon. Chanyeol menghela nafas, pantas saja kelakuannya sama-sama menyebalkan.

"paman kapan kita kencan?" Jiwonie sepertinya mau menagih janji Chanyeol.

"kencan? Kau mau mengajak anakku kencan?" Baekhyun kaget mendegar anaknya mengatakan hal itu. "kau mau menculik anakku lalu nanti anakku dijual, ya kan?" tuduh Baekhyun. "aw sakit." Baekhyun mencoba duduk. Namun ia lupa pinggang dan kakinya masih cidera.

"papa kenapa? Paman apakan papa sampai kesakitan begitu?" Jiwonie naik ke tempat tidur memastikan papanya baik-baik saja.

"papa tidak apa-apa sayang." Baekhyun masih mendesis sakit. "kau berniat menculik anakku ya?" Baekhyun masih cemas jika anaknya benar-benar akan diculik.

Chanyeol mencoba bersabar dengan kelakuan sepasang ayah dan anak itu. "untuk apa juga aku menculik anakmu. Tak ada untungnya, lagipula aku hanya ingin balas budi padanya. Jiwon ceritakan!"

"apanya?" Jiwon menelengkan kepalanya tak mengerti.

Chanyeol mendesis kesal. "ceritakan kenapa aku mau mengajakmu pergi membeli es krim." jelasnya berusaha tetap sabar.

Jiwon tersenyum sumringah. "oh itu karena paman menyukaiku." jawabnya lugas tanpa beban. Chanyeol merasa ubun-ubunnya panas.

Baekhyun syok dan menutup mulutnya sendiri. "aku sudah menduganya, kau menyukai anakku. Dasar pedofil!" maki Baekhyun menunjuk wajah Chanyeol.

"katakan yang sejujurnya pada papamu atau jangan harap kita akan bertemu lagi!" ancam Chanyeol.

Jiwon terkejut dengan ancaman Chanyeol. Ia menunduk sedih, "iya paman tampan berjanji membelikanku es krim karena aku telah mengantarkan paman tampan ke kamar paman Kai."

"kau dengarkan ucapan anakmu itu. Mana mungkin aku tertarik pada anak laki-laki berumur lima tahun. Anak dengan ayahnya sama saja. Sama-sama gila!"Chanyeol sudah tak tahan berada disana lama-lama.

DUDA APARTEMEN BOBROK (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang