13. Berpisah

6.7K 1K 80
                                    

"kau benar-benar tidak mau memberitahu paman?" Chanyeol sudah sangat penasaran tapi bocah kecil itu malah mengunci mulutnya dari tadi.

"es cream?"

Jiwon menggeleng.

"kotak bekal baru?"

Jiwon masih menggeleng.

"boneka pororo besar?"

Jiwon tetap menggelang.

Chanyeol menghela nafas. "lalu kau mau paman belikan apa?"

"hehehe aku hanya bercanda paman, tidak ada lagi yang dekat dengan papa akhir-akhir ini selain paman."

Chanyeol mengabaikan maksud tersembunyi Jiwon. Ia tak terlalu bodoh hingga tidak sadar dengan gerak-gerik Jiwon yang aneh. Jelas sekali bocah itu sedang menyembunyikan sesuatu. Nanti saja setelah tiba di apartemen dia  akan memaksa Jiwon untuk menceritakan semuanya tentang Baekhyun.

Jiwon berjalan beriringan bersama Chanyeol. Ia senang sekali ternyata paman kesayangannya tak pernah berubah. "paman malam nanti makan di tempat Jiwon saja bagaimana?"

Telinga besar Chanyeol langsung merespon cepat. "malam ini?"

Jiwon mengangguk semangat. "iya malam ini. Papa sepertinya sedang ada masalah. Dia marah-marah terus hari ini. Tadi saja Jiwon hampir dicium oleh setrika panas papa." Jiwon membuat wajah sendu.

Chanyeol terperangah. Jahat sekali, sebenarnya apa masalah duda satu itu sampai marah-marah tidak jelas terus. "papamu memang aneh Jiwon."

"walaupun aneh tapikan paman tetap suka." untung saja suara Jiwon tidak terlalu besar, jadi Chanyeol hanya mendengar samar-samar apa yang dikatakan oleh anak itu.

"suka apa?" tanya Chanyeol kurang paham dengan ucapan Jiwon.

"hehehe tidak ada."

Mereka terus berjalan beriringan. Mata Chanyeol hampir saja lepas dari tempatnya ketika melihat ibunya ada diujung sana. Tak hanya datang sendiri, ia juga membawa beberapa bodyguard berbadan besar. Semakin seramlah auranya.

Jiwon sedikit takut melihat paman-paman berbadan besar. Ia sedikit trauma, dulu paman-paman berbadan besar juga pernah datang ke apartemen ini mencari papanya. Soalnya sang papa tak sanggup membayar kredit perabotan rumah tangga seperti kulkas, televisi dan kompor. Mengingatnya membuat Jiwon bingung harus merasa kesal atau sedih.

"Jiwon tunggu disini ok! Paman ada urusan dengan orang-orang itu."

Jiwon langsung menggeleng, ia takut paman kesayangannya akan disakiti. "mereka jahat paman, nanti barang-barang di kamar paman akan dibawa sama mereka."

Chanyeol mengernyit. "ha? Kenapa barang-barang paman dibawa?"

"iya soalnya waktu itu papa tak sanggup membayar angsuran perabotan rumah tangga jadi disita semua oleh paman-paman berbadan besar itu." curhat Jiwon.

Chanyeol cengo, ia ingin tertawa tapi takut Jiwon akan tersinggung. Separah itukah sampai Baekhyun tak punya uang untuk melunasi hutangnya yang tak seberapa itu.

Perempuan paru baya disana merasa kesal diabaikan begitu saja. Lihatlah anaknya malah asyik berbincang dengan seorang bocah asing.

"kalian! Kenapa tidak menyapaku? Dan kau Chanyeol! Kemana hilangnya sopan santunmu? Ibu sudah menunggumu didepan kamarmu hampir satu jam tapi kau malah menganbaikan ibu." semprot wanita paruh baya itu.

"wah bibi cantik ini ibunya paman Chanyeol ya? Kukira tadi kakaknya paman." ujar Jiwon dengan santainya.
Semua orang yang ada disana langsung melihat kearah bocah kecil itu. Jiwon tak tau kenapa ia tiba-tiba menjadi pusat perhatian.

DUDA APARTEMEN BOBROK (CHANBAEK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang