"kau sudah cari tau dimana keberadaan anakku?"
"sudah nyonya, tuan muda Chanyeol berada di kediaman temannya yang bernama Kai."
Benar dugaannya, anaknya pasti kabur kesana. Ternyata dia lebih memilih hidup serba kekurangan daripada dijodohkan dengan wanita pilihan keluarga besar Park.
"ikuti perkembangannya, aku ingin melihat apa anak itu bisa bertahan tanpa uang dariku atau tidak."
Pria berbadan tegap itu menbungkuk hormat. "baik nyonya."
Wanita setengah baya yang masih cantik diusianya duduk menyilangkan kaki dengan anggun. Mata tajamnya melihat ke arah jendela. Ia pastikan anak semata wayangnya akan menyesal dengan keputusan pergi dari rumah dan menolak perjodohan yang telah direncanakan sejak lama oleh keluarga Park.
...
Chanyeol frustrasi bukan main, ijazah yang berasal dari universitas unggulan ternyata tidak bisa membantunya untuk mendapatkan perkerjaan yang layak. Telah belasan perusahaan yang ia lamar namun tak ada satupun yang menerimanya.
"kau yakin ini bukan karena ulah ibumu?" Tanya Kai mengerti kekalutan temannya.
"maksudmu?"
"ibumu telah meminta bantuan pada rekan bisnisnya untuk memboikotmu. Ijazah dan nilaimu kan lumayan tidak sepertiku yang hanya lulusan sekolah menengah atas." penjelasan Kai cukup masuk akal. Seharusnya dengan modal ijazah dan pengalamannya yang lumayan kompeten saat masih berkerja di perusahaan Park bisa menjadi alasan agar ia diterima.
"tapi kenapa ibuku setega itu padaku?" Chanyeol tak menyangka sang ibu melakukan hal sejahat itu padanya.
"tentu saja bisa, diakan ingin kau tidak betah tinggal diluar dan kembali ke rumah agar kau bisa dijodohkan dengan calon pilihan mereka." Kai cukup tau bagaimana tabiat orang tua Chanyeol. Dulu waktu pertama ia berkunjung ke rumah Chanyeol. Ibunya menyindirnya habis-habissan. Mengatakan secara tidak langsung jika ia tak pantas berteman dengan Chanyeol.
"aku akan bertahan, akan aku tunjukkan pada mereka jika aku bisa hidup tanpa uang dari mereka." tegas Chanyeol.
"kalau begitu, bagaiman bila kau mencari pekerjaan serabutan dulu untuk bertahan hidup sementara waktu. Kau tau sendiri gajiku tidak seberapa jika harus menanggung hidupmu." ujar Kai.
Chanyeol menjitak kepala Kai. "tentu saja bodoh, kau izinkan tinggal disini saja aku sudah sangat berterimakasih. Aku tau aku miskin dari dulu. Untuk kebutuhanmu saja kau suka menghutang pada orang lain. Apalagi juga menanggung hidupku."
Kai mencibir Chanyeol, walaupun apa yang dikatakan temannya benar semua. "iya aku miskin, sekarang tak ada bedanya denganmu."
Chanyeol tertawa hambar. "hahahaha, setidaknya aku tidak penasaran bagaimana rasa hidup jadi orang sepertimu."
Kalau bukan temannya, mungkin Kai akan mengusir Chanyeol keluar dari apartemen bobroknya. Apa daya Chanyeol sudah dia anggap kakaknya sendiri. "ya tuhan perbanyak rasa sabar hamba selama tinggal bersama orang yang tak tau diri itu." gumam Kai masih bisa didengar Chanyeol.
"orang biadab sepertimu tidak akan dikabulkan doanya oleh tuhan."
Ujar Chanyeol langsung dipelototi oleh Kai....
"airnya habis." Chanyeol mengadu kepada Kai. Air di kamar mereka tidak mau menyala sedangkan si empunya kamar sudah pergi dari tadi. Percuma Chanyeol meminta penyelesaian. Kai malah menyuruhnya untuk menumpang mandi di kamar lain.
Ia belum kenal siapapun disini. Kecuali si duda cerewet Baekhyun dan anak genitnya. "apa aku harus menumpang mandi ditempat mereka?"
Tapi Chanyeol merasa malu untuk bertemu dengan Baekhyun sejak kejadian beberapa hari yang lalu. Sampai sekarang ia belum bisa mengganti uang duda tersebut karena ia juga belum mendapatkan perkerjaan.
![](https://img.wattpad.com/cover/209306108-288-k252762.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DUDA APARTEMEN BOBROK (CHANBAEK)
FanfictionBaekhyun adalah seorang duda miskin yang mempunyai seorang anak bernama Jiwon, drama hidupnya dimulai semenjak Chanyeol pindah ke apartemen yang sama dengannya. Lelaki kaya, tampan, berasal dari keluarga terpandang tersasar di apartemen bobrok, disa...