Mata Sasuke nampak berkilat marah seiring semakin lebarnya seringai di wajah Toneri namun Sasuke kembali berpikir, ia tak boleh terpancing, ia harus menahan emosinya.
"Anda sangat berani" Ucap Sasuke membuat Toneri tertawa terbahak-bahak.
"Kau yang sangat berani Big Bos, kau mendekati Sakura-ku dan sekarang dengan tidak berdosa nya kau datang kemari? Apa kau melempar dirimu kepada kematian?" Tanya Toneri dengan wajah jahatnya.
"Apa saya akan mati dengan mudah menurut Anda?" Tanya Sasuke dengan tatapan tajam nya.
"Tentu saja, seperti Gagak" Sahut Toneri membuat Sasuke kembali teringat pada hari itu.
Hari dimana seharusnya ia kembali dari misi dengan selamat bersama sang 'Gagak', kakaknya namun sebuah tembakan melesat dan menembus jantung kakaknya.
"Sebaiknya Anda melepaskan dua rekan saya itu maka semuanya selesai" Ucap Sasuke membuat semua orang didalam sana tertawa.
"Apakah itu permohonan Big Bos?" Tanya Toneri remeh dengan tawanya, menatap remeh ke arah Sasuke.
"Itu sebuah penawaran untuk Anda" Ucap Sasuke dengan seringai yang membuat wajahnya nampak begitu sexy.
"Wah wah, aku sering mendengar tentang mu Big Bos dan sepertinya orang-orang melebih-lebihkan anggapan tentang dirimu" Ucap Toneri sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Saya tersanjung mendengar Anda menyempatkan diri untuk mendengar tentang saya ditengah-tengah kesibukan Anda" Ucap Sasuke dengan suara datar nya.
"Tentu saja saya harus mendengar siapa musuh saya itu tapi ternyata dia rekan kerja seorang pecundang" Ucap Toneri dengan senyum miringnya.
Sasuke menatap tajam Toneri menyadari bahwa yang Toneri maksud sebagai pecundang adalah kakaknya.
"Sebaiknya Anda tutup mulut dan serahkan rekan saya" Ucap Sasuke dengan suara beratnya.
Toneri tersenyum lalu membuka jubah yang menutupi tubuh Naruto yang mana disana terpasang bom membuat Sasuke melebarkan matanya.
"Sayangnya aku hanya bisa memasang satu, kau terlalu cepat datang Big Bos" Ucap Toneri berjalan memutari Naruto dan Sai.
"Bom itu jenis TNT, kau bisa menjinakkan nya Cantik?" -Shikamaru.
"Butuh waktu yang cukup lama untuk menjinakkan nya" -Neji.
"Persingkat waktunya, kita tidak punya banyak waktu" -Shikamaru.
"Big Bos sebaiknya sekarang kita bergerak, dia terlalu lama mengulur waktu" -Neji.
"Apa kau takut Big Bos?" Tanya Toneri hingga dua orang anak buahnya mengarahkan pistol ke kepala Sasuke.
"Maju" Ucap Sasuke membuat Neji yang berada cukup jauh mulai bergerak mendekat.
"Nyali mu besar juga" Ucap Toneri dengan senyum miringnya, memandang Sasuke dengan remeh.
"Kalian menolak tawaran saya" Ucap Sasuke membuat Toneri tertawa terbahak-bahak.
"Kau masih bisa berkata seperti itu disaat pistol mengarah ke kepalamu? Sebaiknya turunkan pistol mu!" Ucap Toneri membuat Sasuke menyeringai.
Sasuke secara perlahan hendak meletakan pistol nya ketanah namun tiba-tiba ia mengangkat tangannya membuat tembakan melesat ke tubuh anak buah Toneri.
"Apa yang kau lakukan?!" Teriak Toneri hingga dua orang anak buah Toneri yang masih mengarahkan pistol nya kearah Sasuke menembak namun Sasuke segera menghindar.
Neji muncul dan menembak para anak buah Toneri sementara Toneri memundurkan langkahnya dan mengambil sebuah pistol.
Sasuke menarik tangan salah seorang anak buah Toneri lalu membanting tubuhnya dan menginjak pistol nya namun anak buah Toneri itu tidak gencar.
"Kau akan mati Big Bos!!" Ucap anak buah Toneri itu hendak menusuk perut Sasuke dengan pisau.
Sasuke menahan tangan anak buah Toneri itu ketika pisau itu satu senti lagi menusuk perutnya namun anak buah Toneri itu mendorong tangannya begitu kuat.
"Apa pesan terakhir mu Big Bos?" Ucap anak buah Toneri itu sambil terus mendorong pisaunya.
Neji sibuk menembaki anak buah Toneri yang lainnya sementara Shikamaru tidak bisa melihat Sasuke karena pria itu berada di balik tembok yang membelakanginya
"Argggg....!!"
Sasuke berteriak menahan rasa sakit ketika pisau itu menusuk perutnya dibagian kiri membuat anak buah Toneri yang menusuk nya itu tersenyum lebar.
Sasuke melepaskan cengkeraman nya dari tangan anak buah Toneri itu lalu mengambil pisau di tas nya lalu menusuk dada anak buah Toneri itu sebanyak tiga kali.
Kembali Sasuke menembak sementara Toneri ternyata sudah melarikan diri hingga semua anak buah Toneri mati.
Sasuke menembak rantai yang mengikat tangan Naruto dan Sai hingga kedua rekannya itu jatuh namun Sasuke dan Neji segera menahan tubuh keduanya.
Sasuke dan Neji membopong tubuh Sai dan Naruto keluar dari gedung itu hingga mereka membaringkan tubuh keduanya.
"Tinggalkan saja aku" Ucap Naruto dengan suara pelan nya mencengkram tangan Sasuke yang hendak menyentuhnya.
"Tidak ada waktu lagi, bomnya akan meledak" Lanjut Naruto membuat Sasuke menggeleng pelan.
"Tidak akan ada yang meninggalkan ataupun ditinggalkan hari ini" Ucap Sasuke sementara Neji sibuk melepasi bom yang berada ditubuh Naruto.
Bom itu berbunyi nyaring ketika sudah mulai hitung mundur dari angka 10 hingga ketika berada di angkat 1, Neji melempar bom yang sudah ia lepaskan itu ke langit.
Bom itu meledak sementara mereka berempat merunduk menghindari ledakan dari bom itu.
Sementara itu Sakura berjalan pelan menyusuri jalanan, memperhatikan para tentara yang sibuk bekerja di malam hari hingga ia melihat sebuah helikopter mendarat.
Semua tentara mendekat kesana tak terkecuali Tenten sementara Sakura masih berdiri ditempatnya hingga pintu helikopter itu terbuka menampil kan Sasuke dan keempat rekannya.
Juugo dan rekan-rekan nya mulai membopong tubuh Sai dan Naruto yang babak belur sementara Sakura tak bisa melihat nya karena terhalang tentara lainnya.
"Astaga Kapten perut ada terluka!" Ucap Suigetsu panik ketika melihat darah mengalir dari perut Sasuke.
"Saya baik-baik saja, sebaiknya kalian segera mengobati Sersan Mayor Naruto dan Sersan Sai" Ucap Sasuke datar.
"Tapi Kapten Anda harus segera diobati!" Ucap Kankuro yang juga mengkhawatirkan Sasuke
Tiba-tiba Gaara datang menghampiri Sakura lalu memeluk Sakura cukup erat membuat Sakura merasa kaget.
"Kenapa kau melihat sesuatu yang tidak bisa kau lihat?" Bisik Gaara hingga Sasuke berjalan melewati keduanya.
Sasuke pergi ke ruang medis lalu mengobati lukanya sendiri dengan santai nya, ia membersihkan lukanya bahkan menjahit lukanya sendiri lalu memperban lukanya.
"Apa aku boleh masuk?" Tanya Sakura dari luar ruangan medis tempat Sasuke berada ketika Sasuke selesai memasang perban lukanya.
"Masuklah" Ucap Sasuke hingga Sakura masuk lalu melihat kearah perut Sasuke yang diperban.
Sakura meringis hendak menyentuh perut Sasuke namun Sasuke menahan lengan Sakura membuat Sakura menatapnya.
"Apa kau selalu seperti ini?" Tanya Sakura menatap mata Sasuke dengan mata yang berkaca-kaca.
"Apa kau selalu akan terluka?" Tanya Sakura lagi membuat Sasuke terdiam tak tahu harus menjawab apa.
"Maaf" Ucap Sakura pelan seraya menarik tangannya dari cengkeraman tangan Sasuke lalu mengusap air mata yang membasahi pipinya lalu pergi.
"Apakah dia minta maaf karena tidak bisa berada di sisiku?" Ucap Sasuke penuh tanya menatap pintu yang kembali tertutup setelah kepergian Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Descendants of the Moon
Fiksi PenggemarKisah ini bermula pada undangan dari Tentara Angkatan Darat Jepang kepada girlband Oxy untuk tampil pada hari terakhir tugas para Tentara Angkatan Darat di Albania namun siapa sangka sebuah ledakan terjadi tanpa di duga membuat suasana kacau. Empat...