#38 Makhluk penuh dosa

5.2K 331 1
                                    

Charlie POV

Istana tempat aku tumbuh. Istana yang merupakan warisan dan titipan dari para leluhurku. Istana yang dulu aku agung-agungkan karena kemegahannya. Hari ini, istana itu nampak kacau. Tidak kutemukan lagi cahaya di tempat itu.

Darah ada dimana-mana. Suara riuh pedang juga memekik dari segala arah. Keadaan ini cukup membuatku panik dan marah dalam waktu bersamaan.

Prajurit kami semakin menipis, namun jumlah strigoi yang menyerang tidak berkurang. Wajar. Katanya, sudah 2 minggu perang ini berlangsung.

"Terima kasih karena telah menjaga istana selama aku pergi," ucapku sambil memandangi kepala ayahku.

Aku tidak ingin mendengar soal apa yang terjadi pada badan ayahku. Melihat kepalanya tergeletak di atas peti mati sudah cukup menjelaskan semuanya. Dia sudah berjuang sejauh ini.

Bibirku bergetar. Dengan amarah yang sudah sampai di ubun-ubun, aku mengangkat pedang di kedua tanganku.

"AKU AKAN MELENYAPKAN MAKHLUK RENDAHAN ITU!"

Aku berlari dengan cepat keluar istana. Mengayunkan pedangku. Mantap. Menusuk dan melukai para strigoi di sekitarku.

Rakyat dan prajurit yang menyadari kehadiranku langsung memancarkan kebahagiaan di wajahnya. Aku melihat harapan di mata mereka meski mereka mendapati banyak luka di tubuhnya. Melihat mereka membuat dadaku sesak. Aku semakin marah.

Tidak bisa dipungkiri, strigoi lebih kuat dari kami. Aku sangat bangga mengetahui bahwa mereka sudah bertahan selama 2 minggu. Ayah benar-benar gigih dalam mempertahankan kerajaan ini. Pak tua itu benar-benar menebus dosanya.

Sejujurnya, leluhurku sudah memprediksi akan terjadinya serangan besar-besaran seperti ini. Itulah mengapa kami memiliki kekuatan istimewa berupa mengirim makhluk-makhluk menyebalkan ke neraka. Kekuatan itu dibuat untuk mengatasi masalah seperti ini.

Meski begitu, namun aku enggan menggunakan kekuatan itu untuk saat ini. Aku ingin sekali membalaskan dendam ayahku dengan menyiksa makhluk rendahan bertubuh tak sempurna itu dengan pedangku. Aku ingin merasakan goresan kulot mereka pada pedang kesayanganku.

"Jelaskan keadaan di wilayah lainnya!" teriakku pada tetua yang jaraknya tidak jauh dariku.

"Yang Mulia, meski telah melepaskan diri dari kita, namun klan iblis membantu kita di Barat, Duke Abelano melindungi wilayahnya dengan baik, dan klan fairy membantu mengatasi di perbatasan!"

Aldora. Tidak di sangka dia tetap membantu kerajaanku, bahkan setelah apa yang aku lakukan pada putrinya.

"Ack!!!" pekikku saat salah satu strigoi menggigit lenganku.

"Yang Mulia!!!"

Bajingan. Aku sudah berbaik hati dengan memperlambat kunjungan mereka ke neraka, namun mereka malah membuatku kesal.

"Karena telah menyerang kerajaanku secara besar-besaran seperti ini. Aku, Charlie Roxsy Alexan akan me--ARGH!!!"

Sebelum kalimtku sekesai, puluhan strigoi di sekitarku langsung berlari padaku. Mereka mengelilingiku, kemudian menggigiti tubuhku bak hewan yang sedang kelaparan.

"ARGHH!!!"

Aku berteriak berulang kali. Merasakan gigi-gigi tajam itu mengoyang dagingku. Brutal.

Jadi, seperti inilah akhir hidupku. Mati digerogoti oleh makhluk rendahan. Bahkan mungkin, satu-satunya hal yang akan tersisa dari diriku hanya kepala.

Ah, aku jadi ingat Palet. Dhampir yang begitu setia itu, aku memenggal kepalanya dengan tanganku sendiri. Di detik terakhirnya, Palet sempat mengulas senyum padaku. Membuat dadaku terasa sesak.

I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang