#36 Sikap turunan

5K 359 6
                                    

Charlie POV

Mataku menyoroti seorang anak laki-laki dengan wajah kesal yang sedang duduk di sebuah pohon tua. Dia menggerutu tanpa henti. Sesekali, dia menggeramkan giginya, mungkin karena marah.

Anak laki-laki yang sedikit labil itu putraku. Aku mengikutinya secara diam-diam karena perintah Kiara. Dia amat menyayangi Ozzy dan takut terjadi sesuatu padanya.

Ayolah, tak akan ada hal buruk yang bisa menyentuhnya. Ozzy adalah keturunan murni tiga klan. Memangnya apa yang bisa melukainya?

"Semuanya baik-baik saja sebelum pria itu datang, kan? Setelah kedatangannya, mendadak kehidupanku sedikit sulit. Apa lagi dengan ibu dan Milla yang terus-terusan membelanya. Ah, ibu benar-benar buta karena cinta!" Ozzy menghela napas pelan.

"Kejadian tadi benar-benar diluar kendaliku. Tidak kuat rasanya melihat ibu menangis... Mungkin ibu benar, aku hanya perlu membuka sedikit ruang untuk Charlie dan semuanya akan berubah lebih baik".

Aku tersenyum saat mendengar ucapan Ozzy. Anak ini lebih dewasa dari yang aku kira. Untuk sesaat, sifatnya benar-benar mirip Kiara.

"Tuhan, maaf karena telah membuat ibuku menangis," katanya sambil memejamkan mata dan menyatukan kedua telapak tangannya bak sedang memohon.

Saat Ozzy sedang berdoa, datang seorang wanita mendekatinya. Aku tidak tahu siapa wanita itu karena dia membelakangiku dan aku sedang berdiri dengan jarak yang cukup jauh dari Ozzy. Aromanya juga tidak tercium jelas, intinya, dia memiliki kulit putih dan rambut pirang.

Brukk

Wanita itu menendang Ozzy, membuatnya terlempar ke belakang. Sontak aku pun terkejut dan hendak membalasnya dengan berjalan ke sana, namun langkahku terhenti ketika wanita itu membalikkan badannya. Dia... Camilla, putri polos kesayanganku?!

Camilla menyeringai padaku, kemudian melambai sambil berteriak, "Tunggu sebentar!"

Mataku melotot sempurna. Aku tidak tahu apa yang ia rencanakan. Aku sungguh heran kenapa dia menendang saudara kembarnya sendiri.

Ozzy yang masih tergeletak di tanah mulai memasang wajah meringis kesakitan. Beberapa saat kemudian, dia bangkit sambil menggeramkan giginya pada Camilla. Jelas sekali saat ini dia sedang marah.

"Aku tidak melawan wanita," ucap Ozzy sambil mengangkat kedua tangannya.

Camilla tertawa kecil, kemudian berjalan mendekati Ozzy. "Kau tidak pernah ingin dilahirkan, bukan? Maka kau mati saja!"

"Hah?"

Angin kencang datang mengikuti langkah Camilla yang kian mendekat kepada Ozzy. Dia menatap Ozzy sambil memasang seringai di wajahnya, sedang kembarannya itu hanya memasang wajah kebingungan.

Tanpa aba-aba, Camilla langsung menarik kerah baju Ozzy, lalu membantingnya dengan keras. Itu membuatku terkejut dan langsung berlari ke sana, namun saat aku hendak mendekati keduanya, aku jatuh terpental. Ada sebuah perisai yang melindungi daerah di sekitar mereka.

Camilla memukuli Ozzy tanpa jeda, membuat Ozzy memasang ekspresi kesakitan sambil berteriak beberapa kali. Entah memang tidak punya kesempatan membalas atau Ozzy memang tidak ingin membalas Camilla. Intinya, bocah itu hanya diam menerima pukulan kembarannya.

"Kenapa diam, sih? Kau beneran ingin mati, ya?"

Setelah mendengar pertanyaan Camilla, Ozzy langsung menggeramkan giginya dan mencengkeram tangan Camilla kuat-kuat. Dia bangkit, lalu menatap Camilla dengan mata berapi-api.

"Hentikan"

"Katanya tidak mau dilahirkan. Kalau begitu mati saja, ya, Kak?"

Keduanya saling bertatapan tajam serasa hendak mengukur keberanian masing-masing.

I'm a MIXED BLOOD [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang