Aca Pov
Gue gak tau harus kemana sekarang, hari mulai gelap. Gue baru keluar dari club malam dan kepala gue pusing.
Gue sempoyongan di tengah jalanan yang lumayan sepi. Setengah sadar, gue melihat Kanta tengah mencari gue, dengan cepat gue lari bersembunyi di semak-semak.
"ACAAA LO DIMANA?"
Gue disini Ta, tapi gue gak mau nyusahin lo lagi. Please, cepet lo pergi.
"Ca lo kemana sih? Gue dari siang cariin lo"
Dia bolos dari sekolah? Ko oon banget sih.
"Ca, jawab dong kalo lo ada disini. Di rumah Bi Surti khawatir"
Untung saja Kanta segera pergi dari sana. Gue langsung berdiri dan berjalan di pinggir jalan.
"Gue pembawa sial"
"Gue pembunuh"
"Gue gak di butuhin lagi di dunia ini"
Gue kembali ke tengah jalan tanpa tau adanya mobil yang akan menghantam gue.
TIIIDDD
Jder
Badan gue terpental dan badan gue berasa remuk semua. Gue memegang kepala gue, terasa dingin, dan ternyata itu darah.
Gue melihat pengemudi itu langsung keluar dan menghampiri gue.
Posisi gue sekarang ada di dekapan laki-laki itu. Dia menepuk pipi gue, dan menyentuh darah di pelipis gue.
Gue hanya bisa tersenyum kecil, seperti kita pernah bertemu sebelumnya.
"Hei bangun. Jangan dulu pingsan"
Gue tertawa kecil "Berdarah gak kepala saya?"
Tampak laki-laki itu mengerutkan dahinya merasa aneh.
"Berdarah gak?"
Dia hanya mengangguk kecil.
"Syukurlah. Akhirnya berdarah juga"
"Kamu apa-apaan sih! Berdarah ko bersyukur" Suara itu nampak panik dan segera membopong gue ala bridal style.
"Saya gak mau hidup di dunia lagi"
"Kenapa?"
"Saya pembawa sial"
"Kamu habis mabuk?"
"Iya, habis 3 botol"
"Om jangan bawa saya ke rumah sakit yah, saya bersyukur dan berterima kasih kalo Om tabrak saya"
Tidak ada jawaban dari mulut laki-laki itu. Dia tidak bisa mengendalikan otaknya akibat minuman ditambah mengalami kecelakaan.
Gue merasa kalo gue duduk dan dia memasangkan seatbelt.
"Saya mau di bawa kemana Om?"
"Ke rumah sakit"
"Gak mau" Gue berusaha melepas sabuk pengaman itu tapi di cegah olehnya.
"Saya akan bertanggung jawab karena saya sudah menabrak kamu"
"Gak usah tanggung jawab Om. Saya gak akan melaporkan Om ke kantor polisi. Saya pengen Abang saya Om, saya gak mau hidup lagi"
"Kamu ngaco"
Dia langsung menancap gas dan di situ lah gue gak tau apa-apa karena semuanya gelap.
Author Pov
Aca sekarang tengah berbaring di ranjang rumah sakit, kepalanya di perban dan infusan menempel di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Beat [SELESAI]
Teen FictionKisah Natasha dengan kehidupan yang penuh dengan cobaan. Sekaligus ada laki-laki yang membuatnya tau arti cinta. Detak jantung berdebar kencang saat bersamanya. Tidak tau entah kenapa. Perlahan bisa di tebak, ini adalah Cinta. Dokter bersanding de...