15. Mampir

5.1K 303 7
                                    


Tadinya Aca menawarkan Rexa untuk mampir ke rumah hanya basa-basi saja. Tebakan Aca, Rexa menolak tapi ternyata Rexa benar-benar mampir.

Aca menaruh tasnya sembarangan di dapur sembari menyuguhkan cemilan yang ada.

Rexa tengah duduk memainkan ponsel di ruang tamu, kadang dia melihat koleksi poto Aca kecil sampai dewasa sekarang. Rexa tersenyum saat melihat poto Aca yang menangis menampilkan giginya yang ompong di tengah. Di poto itu nampak Raka yang jahil karena menjubit pipi Aca sembari melihat ke arah kamera.

"Om nih minumnya dan ini cemilannya. Aca mau mandi dulu" Kata Aca menaruhnya di meja.

"Gak baik mandi malem nanti rematik" Ucap Rexa membuat Aca terhenti saat baru jalan beberapa langkah menuju kamar.

"Terus?" Tanya Aca kembali menghampiri.

Rexa berdiri menghadap Aca yang kumel "Kamu setiap hari mandi malem pake air dingin?"

"Ya kadang-kadang sih"

"Suka pake air apa?"

"Air bening" Jawab Aca polos

"Maksud saya Air hangat atau dingin?"

"Ya dingin lah"

"Kalo kamu mandi malem harus pake air anget. Kalo pake air dingin itu gak baik buat kesehatan"

"Terus saya harus mandi atau nggak?"

"Jangan"

"Tapi kalo gak mandi gatel"

"Yaudah mandi"

Jawaban Rexa membuat Aca kesal sendiri "Bodo ah, Aca mau mandi. Om tungguin disini loh yah, jangan ke atas" Ancam Aca, jaga-jaga lho yah, siapa tau kan, yaudah lah lupain.

Aca berjalan menaiki tangga sembari menggulung rambutnya, kakinya dia hentakan sedikit kencang, itu semua bentuk protes karena Rexa yang membuatnya kesal.

"Dulu Om julid, sekarang perhatian. Duh, Jantung Aca lagi senam erobik nih" Kata Aca pelan lalu memukul kecil kepalanya dengan tangannya sendiri karena sikap Aca sekarang jauh beda dengan sikap masa SMA nya.

"Dasar bocah" Rexa berjalan dan duduk di kursi menyalakan televisi menonton berita untuk menghilangkan kebosanannya.

20 menit Aca baru keluar dari kamar, dia memakai celana pendek berwarna hitam dan kaos yang nampak kebesaran berwarna army.

Aca duduk di samping Rexa walaupun jantungnya harus tetap di netralkan. Untuk menahan kegugupannya, Aca memakan ciki yang di berikan oleh Rexa waktu di cafe.

"Ko diem?" Celetuk Aca di sela-sela keheningan.

Rexa menoleh ke arah Aca "Kamu gak belajar?"

"Ngapain belajar? Di rumah tuh waktunya istirahat. Kalo di sekolah belajar, di rumah belajar, pinter sih nggak"

"Besok pelajaran apa?"

"Mmm apa yah? Tapi Om masalah nya semua buku Aca taro di kolong meja, jadi itu adalah salah satu alasan kenapa Aca gak belajar"

"Gimana generasi muda mau memajukan negara kalo anak bangsanya kayak kamu gini"

"Iya iya. Kapan-kapan di ambil deh bukunya" Aca malah senderan di kursi tidak mendengarkan ucapan Rexa.

"Yaudah saya pulang dulu" Hampir saja Rexa menaikkan bokongnya untuk berdiri. Tapi tercegah oleh Aca.

"Eh jangan" Cegah Aca.

"Kenapa?"

"Bi Surti nya gak ada"

"Kemana?"

"Ke depan beli martabak"

Heart Beat [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang