13. Terakhir

5.1K 332 13
                                    


"Pah? Papah bangun dong, Aca mohon" Aca meraih tangan Papahnya yang tak berdaya itu.

Tidak ada sautan apapun dari mulut Andri, hanya ada suara monitor saja.

Aca memunduk "Kenapa jantung Aca berdetak cepat saat di dekat dia Pah? Apa Aca jatuh cinta? Segampang itu kah jatuh cinta? Aca pengen denger deh gimana kisah asmara Papah sama Mamah dulu?"

"Aku di skors dari sekolah Pah"

"Papah sayangkan sama Aca?"

"Tau gak Pah, Aca sekarang udah 18 tahun sebulan yang lalu. Aca gak mau kejadian ini jadi kado ulang tahun Aca. Aca pengen Papah sadar dan ngucapin selamat ulang tahun ke Aca. Terus Papah sembuh dan kita main kayak dulu lagi" Tatapan Aca datar dan sungguh menyedihkan.

Aca mencium lembut tangan Andri. Tiba-tiba jari Andri bergerak pelan. Aca yang melihatnya langsung tersenyum dan segera memanggil dokter.

"Papah udah sadar? Papah ini Aca" Aca begitu senang karena kini Andri telah sadar dari masa kritisnya.

Andri menatap Aca dengan tatapan sayu, perlahan tersenyum "A...Aca" Suara itu membuat Aca meneteskan air mata.

Pertama kalinya sejak 3 tahun ini, Aca baru mendengar panggilan dari Andri secara langsung.

"Papah, jangan banyak ngomong dulu. Papah baru sadar" Tangan Aca bergerak mengusap rambut Andri.

Suara kali berlari menuju ruangan membuat Aca menoleh. Rexa dan suster itu segera mengecek kondisi Andri.

Kejadian tadi pagi membuat Rexa dan Aca merasa canggung. Dengan kejadian itu membuat Aca menggelengkan kepalanya sembari memegang tangan Andri untuk menghilangkan kecanggungannya.

"Om Andri?" Rexa cukup terkejut karena ternyata Papah Aca adalah Andri teman Ayahnya.

"Rexa" Suara lemah dari Andri tetap terdengar oleh Aca.

Aca di buat bingung sekarang, kenapa mereka saling mengenal?

"Kondisi pasien belum pulih sepenuhnya dok. Jantungnya cukup lemah" Ucapan suster itu membuat Aca sedikit panik.

"Suster, kondisi Papah saya baik-baik aja kan?"

"Ca, Om Andri belum terlalu pulih. Dia punya penyakit jantung di tambah kecelakaan ini membuat pernafasannya bermasalah" Kata Rexa.

Aca menggelengkan kepalanya "Papah gak punya penyakit jantung, iya kan pah?" Tanya Aca pada Andri.

Andri tersenyum "Maafin Papah yah Ca, selama 3 tahun ini kamu gak pernah dapetin kasih sayang papah. Papah nyesel Ca, sekarang Papah gak bisa ngabisin waktu bareng kamu lagi"

"Papah ngomong apa sih! Aca gak ngerti. Papah gak punya salah apapun ke Aca. Kalo pun ada, Aca tetep maafin Papah dari dulu. Aca mohon Papah cepet sehat yah" Kepanikan Aca tumbuh dikala Andri mengucapkan kalimat yang tidak mau Aca dengar semala hidupnya.

"Papah minta maaf Ca, Aca sekarang harus kuat yah" Suara lemah namun dipaksakan membuat Aca tidak kuasa menahan tangisan.

Rexa dan suster hanya bisa terdiam.

"Aca gak mau denger papah minta maaf lagi. Aca sayang sama Papah. Aca gak mau kehilangan Papah. Aca gak mau hiks hiks"

Dengan susah payah Andri mengusap rambut Aca, sentuhan itu Aca dapatkan kembali setelah bertahun-tahun lamanya "Selamat ulang tahun anak Papah. Semoga Aca jadi orang yang tambah dewasa dan berumur panjang yah. Papah baru bisa ngucapin setelah 1 bulan"

Aca membawa tangan Andri ke bibirnya, Aca mengecup tangan Andri "Makasih Pah"

"Aca mau kado apa dari Papah untuk terakhir kalinya?"

Heart Beat [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang