Contract Agreement - 34

34.4K 1.4K 30
                                    


Casey turun dari mobil milik Jeslyn. Saat ini dihadapannya terlihat rumah yang minimalis yang dikelilingi dengan banyak pohon disekitarnya. Benar-benar suasana yang asri, tidak ada satu polusi pun yang berhasil masuk kesini.

"Ini rumah kedua kalian?" tanya Jeslyn yang baru saja keluar dari mobil.

Casey hanya menanggapinya dengan senyuman seraya menganggukkan kepalanya.

"Tapi, setahuku di-internet tidak diinformasikan mengenai rumah ini" ucap Jeslyn.

"Ya, ini rumah rahasia. Jadi, kuharap kau tidak mengumbarnya kepada orang lain" ucap Casey.

"Baiklah, aku janji tidak akan mengatakan kepada siapapun tentang rumah ini" ucap Jeslyn sambil mengangkat tangannya ke udara tanda bahwa ia telah berjanji.

"Aku senang kau mau mengatakan hal itu" ucap Casey sambil tersenyum.

Casey berjalan kearah pintu rumah, lalu ia teringat jika ada sebuah kunci cadangan yang diletakkan Darren saat ia dengannya kemari.

Lalu ia mendongakkan kepalanya, melihat lubang fentilasi yang berada diatas pintu. Ia menggapai fentilasi itu, lalu seperti sedang mencari sebuah 'kunci' mungkin.

Hingga ia menemukannya, ya sebuah kunci. Ia langsung memasukkan kunci itu ke lubang kunci, setelah itu memutarnya dan langsung memegang kenop pintu untuk membukanya.

Saat ia masuk, aroma yang ia kenali memasuki indra penciumannya. Ya, aroma kayu manis, khas rumah ini.

"Silahkan masuk, Jeslyn" ucap Casey sambil mempersilahkan Jeslyn masuk.

"Hm.. Maaf Casey, sepertinya aku harus kembali ke kampus saat ini, mungkin lain kali aku akan kemari" ucap Jeslyn.

"Begitu? Baiklah, tidak apa, jangan lupa untuk main-main kemari ya, jangan sungkan" ucap Casey.

Jeslyn menganggukkan kepalanya. "Dan, terima kasih untuk semuanya, aku tidak tahu bagaimana cara membalas kebaikanmu" ucap Casey. Jeslyn menggelengkan kepalanya lalu.

"Aku tidak mengharapkan balasan atau pun imbalanmu, aku ikhlas membantumu, dan jangan lupakan tentang ini. Aku sudah menganggapmu sebagai kakak ku sendiri" ucap Jeslyn.

Casey mendekatkan dirinya pada Jeslyn lalu langsung memeluknya. Disela-sela pelukan air mata Casey menetes dengan begitu saja. Ntah kenapa ia merasa jika akhir-akhir ini ia sangat mudah terbawa suasana.

"Casey? Apa kau menangis?" tanya Jeslyn yang sadar jika saat ini bahunya terasa sedikit basah.

Ia melepaskan pelukannya dengan Casey, dan benar saja, Casey seperti sedang menahan untuk tidak menangis dihadapannya.

"Ada apa denganmu?" tanya Jeslyn dengan raut wajah khawatir miliknya.

"Aku juga tidak tahu ada apa dengan diriku akhir-akhir ini" ucap Casey sambil mengusap air matanya lalu langsung tersenyum begitu saja.

Ia berusaha tegar diluar, namun sangat rapuh didalam. "Jika kau ada masalah, jangan sungkan untuk memceritakannya kepadaku oke?" ucap Jeslyn.

Casey menganggukkan kepalanya. Ia sudah merasa bahagia, karena setidaknya saat ini ada orang yang mengkhawatirkan dirinya.

"Baiklah, jika begitu, aku pergi" ucap Jeslyn yang diangguki oleh Casey.

"Jika ada sesuatu yang terjadi, jangan lupa hubungi aku" ucap Jeslyn sambil memgeluarkan sebuah kertas kecil, yang berisikan nomor hp nya lalu menyodorkannya kehadapan Casey.

"Ini nomorku, jangan sungkan untuk menghubungiku" ucap Jeslyn.

"Ya, akan kuhubungi" ucap Casey.

Contract Agreement✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang