00

17.5K 1K 31
                                    


Welcome!
ini buku baru ges hiyahiyahiya
moga selesai si-

Hwowkwokwowk
Enjoy!







"Mah, aku nggak mau ke Busan," Taehyung mengerucutkan bibirnya kala ibunya masuk ke dalam kamar. Mengambil kopernya yang sudah siap.

"Udah sut. Emang kenapa sih? Busan?" Tanya Ibu.

"Mamah mau ninggalin aku di Busan, aku pasti dititipin di rumahnya Bang Jeongguk itu." Taehyung menatap ibunya tajam.

"Ya habis, paling aman kamu dititipin di Jeongguk sepupumu," jawab ibu.

"Tapi Bang Jeongguk ngeselin. Sibuk kerja teros dia, ngapaen pulak aku di rumah dia cuma pindah tempat rebahan mah," Taehyung mengendikkan bahunya. Bersedekap namun tetap masuk ke dalam mobil.

"Udah anak mamah yang ca—ganteng ini nurut aja," mamah mengusak kepala Taehyung sayang.

Taehyung menghela napas dan bersandar di kursinya. Mungkin semua ini hanya ilusi semata, pikirnya. Mungkin jika ia tidur sekarang, maka saat ia bangun; dia akan mendapati ibunya yang memintanya menjaga rumah selama liburan musim panas.

Lagipula kenapa harus Busan? Bahkan salah satu anggota keluarga besar yang tinggal di sana hanya Jeongguk seorang. Tanpa orangtua, tanpa sanak saudara.

Kenapa ibunya mesti mengajaknya menghabiskan liburan musim panasnya di Busan? Kenapa tidak Daegu? 

Lebih baik ia tinggal bersama banyak orang walau harus tidur di ruang keluarga dibandingkan tinggal bersama Jeongguk yang sungguh membosankan. Manusia dengan ekspresi datar dan lirikan tajam itu mengerikan bagi Taehyung.

Jeongguk selalu memanggilnya 'bocah' dan Taehyung tidak suka itu. Seharusnya diumurnya yang ke-17, ia sudah cukup besar! Kenapa harus Jeongguk memanggilnya bocah?

Hampir berdecak karena berkelana dalam nalarnya sendiri, pada akhirnya Taehyung memilih untuk terlelap. Berharap ia bangun dan perjalanan ini hanyalah mimpi baginya.




.

.

.

"Tolong jaga Taehyung ya, Jeongguk." Ibunya tersenyum ke arah Jeongguk yang tersenyum pula.

Taehyung mengerucutkan bibirnya menggeret kopernya masuk ke dalam rumah Jeongguk. Kemudian meletakkannya di kamar tamu.

"Maaf ngerepotin," ibu terkekeh pelan.

"Nggak papa te, santai aja." Jawab Jeongguk.

Taehyung melirik menatap ke arah interaksi ibunya dengan Jeongguk. Ibunya sempat berbisik sesuatu di telinga Jeongguk. Entah apa yang mereka bicarakan.

Taehyung sudah masa bodo,

"Tae! Mama jemput bulan depan ya!" Ibunya berseru. Taehyung keluar dan pamit pula dengan ibunya.

"Baek-baek di sini. Jangan ngerepotin Kak Jeongguk!" Pesan ibu.

"Hmmm." Taehyung hanya berdehem mengangguk cepat.

Mengusak rambut anak semata wayangnya sekali lagi. Kemudian mengecup kepalanya. "Mama menyayangimu," bisiknya.

Taehyung tersenyum kecil.

Tak lama, ibunya berangkat. Taehyung berjalan masuk dan duduk di ruang keluarga. Menyalakan televisi milik Jeongguk. Sudah terlalu biasa di rumah Jeongguk.

Toh, Jeongguk hanya perlu memberinya tempat tinggal dan beberapa kebutuhan lainnya. Sudah, itu saja.

Mungkin.

"Bocah." Panggilnya; Jeongguk.

"Heh. Paman, aku bukan bocah." Taehyung mencebik menatap Jeongguk yang duduk di sofa. Sama sepertinya.

"Kamu yang duluan memanggilku paman. Jadi jangan salahkan aku." Jeongguk mengendikkan bahu menyeruput kopinya.

"Nih."

Taehyung menoleh karena suara Jeongguk. Menatap ke arah es jeruk yang tersedia di meja.

"Aku tahu di luar panas. Jadi minum." Ujar Jeongguk.

Taehyung menatap Jeongguk sebentar,

Oh, ni om-om bisa baik juga.

"Makasih," Taehyung meraih gelas berisi air jeruk dingin itu kemudian meminumnya pelan.

Ia benar bingung dengan apa yang harus ia lakukan selama di sini. Benar-benar cuma pindah tempat rebahan!

"Besok kuajari naik motor, katanya ibumu kamu belom bisa naik motor," Jeongguk berkata tanpa menatap Taehyung.

"Sebenernya udah, tapi mama nggak tahu," jawab Taehyung.

"Oh. Yaudah mobil," Jeongguk mengganti acara televisinya.

Taehyung membulatkan matanya lebar. "Yang bener??" Tanyanya semangat.

"Bohong." Jawab Jeongguk dan beranjak dari sofa menuju kamarnya.

Taehyung mengerucutkan bibirnya. Menghembuskan napas kesal dan lanjut menonton televisi.



Akun ke-2 : kasanimssi


Radar • kv • [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang