03

7.2K 820 34
                                    





Aku gambar Taehyung :3

•Aku gambar Taehyung :3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:3 TaeTae












"Mah, kapan jemput?" Tanya Taehyung.

Mengernyit karena pihak lain; si mama tidak menjawab. Taehyung membuka suara lagi.

"Mama?"

"Aduh, maaf Tae,
Mama lagi sibuk,
Nanti lagi ya,"

Dan telepon tertutup sepihak. Taehyung mengerutkan keningnya. Meremat piyamanya.

Tok tok.

"Bocah, ayo makan."

Taehyung yang larut dalam kekesalannya bergeming tak bergerak. Jeongguk mengetuk pintu kembali. Karena tak kunjung dibuka, Jeongguk akhirnya memilih membuka pintunya.

"Bocah?" Jeongguk menaikkan alis kanannya. "Kenapa nangis?"

"Nggak nangis :(," Taehyung menggeleng keras dengan isakan kecil.

"Nggak nangis apa? Pundakmu geter gitu, ada isakannya lagi." Jeongguk bersedekap.

Taehyung mendongak. Menatap Jeongguk dengan bibir bergetar. Jeongguk semakin mengernyit.

"Mama sibuk—hiks." Taehyung meneteskan air matanya.

Jeongguk terkejut. Membulatkan matanya. Hanya karena Taehyung memeluknya cepat. Jeongguk mengelus kepala Taehyung, menepuk punggungnya pelan.

"Aku nelpon 10 kali paman. Mama baru jawab tadi, bilang lagi sibuk—hikd. Mama sibuk terus. Liburan—hiks, kok malah sibuk—" Keluh Taehyung.

"Ibumu emang orang sibuk. Kamu udah besar, umurmu 17, be mature," Jeongguk masih mengusap kepala Taehyung.

"Aku cuma kangen," cicit Taehyung.

"It's okay to miss somebody, but be patient," Jeongguk menepuk punggung Taehyung dan mengusapnya lembut.

"Jadi jangan sedih, kamu dititipin di sini karena aku bakal nemenin kamu," Jeongguk mengangkat dagu Taehyung agar Taehyung menatapnya.

"Ga usah nangis," hibur Jeongguk.

Taehyung menghapus air matanya cepat. Mengangguk kencang. Sementara Jeongguk menepuk pelan kepalanya.

"Sekarang ayo makan," ajak Jeongguk.

"Oke," Taehyung mengikuti Jeongguk dari belakang.






















.

.

.

"Paman,"

"Heh, udah baik-baik. Masih aja kau panggil paman." Protes Jeongguk nyalak kepada Taehyung yang hanya nyengir-nyengir santuy aja.

Taehyung jawab, "enakan manggil gitu, hiyahiyahiya,"

"Ck. Kenapa? Kamu ngga tidur? Mending tidur. Energimu terkuras pasti habis nangis," ujar Jeongguk tanpa menoleh. Masih fokus pada pekerjaannya.

"Jangan julid dulu om. Gini lho om," Taehyung mendekat. "Aku boleh tidur di sini nggak?"

Menampilkan senyum cerah dan binar-binar kecil pada matanya adalah Taehyung saat itu.

Jeongguk meneguk ludahnya. Menatap Taehyung. Jeongguk berdehem, "kamu tidur sendiri aja."

"Nggak mauu, aku ni lagi nggak enak gitu perasaannya, butuh sosok ye kan," Taehyung menggeleng. Ditambaj dengan alasannya.

"Aku kelonin bentar di kamarmu." Jawab Jeongguk.

"Ya terus ditinggal, kan?" Taehyung mengerucutkan bibirnya. Merajuk.

Jeongguk melirik. Menghela napas setelahnya. Walau tanpa menghadap Taehyung, ia berkata, "kalo kamu udah gosok gigi dan sebagainya aku bolehin kamu tidur di sini,"

Taehyung menatap Jeongguk dengan senyum yang merekah. Melompat kecil dan mengangkat tangannya girang. "Yeay!" serunya.

Naik ke kasur Jeongguk. Menatap Jeongguk yang masih mengetik. Sibuk dengan pekerjaannya. Perlahan tatapan Taehyung sendu. Kembali menunduk.

"Ah. Akhirnya."

Taehyung mendongak menatap Jeongguk yang menyimpan file di laptopnya. Lantas merenggangkan lengan serta badannya. Berdiri dan pergi ke kemar mandi yang ada di kamarnya sendiri setelah mematikan laptopnya.

Tak lama Jeongguk kembali dan bersiap untuk tidur. Mulai memejamkan matanya. Taehyung menatapnya. Karena Jeongguk menghadap ke arahnya.

"Bang," panggil Taehyung.

"Hm,"

"Orang dewasa emang sibuk yaa," ujar Taehyung.

"Tergantung." Jawab Jeongguk.

"Hng?"

"Ya kalo pengangguran mana ada sibuk tuh orang?" Jeongguk tetap memejamkan matanya.

"Iya ya," Taehyung mengangguk yakin.

"Tapi kamu juga sibuk om—"

"Ngomong om lagi kamu nggak kukasih makan,"

"Hehe, iya iya bang," Taehyung menunjukkan cengirannya walau Jeongguk tidak melihatnya.

"Tapi Bang Jeongguk juga sibuk tuh," lanjut Taehyung.

"Aku punya pekerjaan bocah. Kalo kamu ke sini ya aku bagi waktu," jawab Jeongguk.

"Oh ya? Diriku tidak merasa," Taehyung tersenyum aneh.

Jeongguk dengan cepat membuka matanya. Menggelitiki Taehyung dengan jemarinya. "Nggak merasa? Aku rela pulang lebih awal demi kamu bocah."

"Iya iya! Iya om! AAHAHAHAHA, iya maap bang!" Taehyung tergelak. Mencoba menahan tangan Jeongguk.

Jeongguk menarik tangannya kembali dan memejamkan kedua matanya. Taehyung terkekeh pelan. Menatap Jeongguk.

Lantas berkata, "makasih Kak Jeongguk,"

Radar • kv • [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang